Sukses

Lifestyle

Penanganan Kelainan Eksibionisme

Ladies, pada kelainan eksibisionisme seseorang yang mengalami kelainan ini akan dengan berani memamerkan alat kelaminnya kepada orang lain, dan penderita akan terangsang secara seksual. Hubungan seksual yang lebih jauh hampir tidak pernah terjadi, sehingga penderita jarang melakukan pemerkosaan.

Kebanyakan penderita yang tertangkap berusia dibawah 40 tahun. Seorang wanita bisa memamerkan tubuhnya dengan cara-cara yang mengganggu, tetapi pada wanita, eksibisionisme jarang dihubungkan dengan kelainan psikoseksual.

Sebenarnya untuk keluar dari kelainan eksibisionisme tersebut, ada 4 cara. Seperti yang dijelaskan pada situs thriveboston.com, berikut penjelasannya:

1. Terapi Psikoanalisis
Gangguan tersebut timbul karena adanya gangguan karakter yang dahulu disebut gangguan kepribadian, sehingga sangat sulit untuk ditangani dengan keberhasilan yang cukup memadai.

2. Teknik Behavioral
Para terapis dari aliran behavioral mencoba untuk mengembangkan prosedur terapeutik untuk mengubah aspek seksual individu. Terapi aversif dilakukan dengan memberikan kejutan fisik saat seoseorang menunjukkan perilaku yang berkaitan dengan parafilia. Cara lain yang dilakukan adalah orgasmic reorientation, yang bertujuan membuat pasien belajar untuk menjadi lebih terangsang pada stimulus seksual yang konvensional.

3. Penanganan Kognitif
Prosedur kognitif sering digunakan untuk mengubah pandangan yang terdistorsi pada individu. Diberikan pula pelatihan empati agar penderita memahami pengaruh perilaku mereka terhadap orang lain.

4. Penanganan Biologis
Baru-baru ini, penanganan biologis yang dilakukan melibatkan obat-obatan. Beberapa obat yang digunakan adalah medroxyprogesterone acetate (MPA) dan cyptoterone acetate. Kedua obat tersebut menurunkan tingkat testosteron pada laki-laki, untuk menghambat rangsangan seksual.

Oleh: Ismaya Indri Astuti

(vem/rsk)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading