Penyebab kelainan ini (read: Parafilia) sebenarnya masih misterius untuk benar-benar dipatenkan. Diungkap oleh beberapa pakar medis dan psikis, dilansir oleh psychologytoday.com, pengalaman buruk ketika masih kanak-kanak adalah hal yang paling mungkin untuk dijadikan hipotesa.
Pengalaman buruk yang tidak hanya berupa tindak kekerasan, namun juga tindak kekerasan dalam perlakuan seksual, membuat anak-anak ini memiliki trauma yang sulit dilupakan. Terlebih lagi jika si korban ini terus-terusan diperlakukan seperti orang dewasa (sex abused), maka imajinasi dan gairah seksualnya akan terus meningkat, terlepas ia sedang berhadapan dengan benda hidup maupun mati.
Dalam hal ini, Ladies, kesalah para abuser memang sangat jelas. Pertama, anak-anak seharusnya mendapatkan kebebasan, bermain dengan teman-teman sebayanya. Kedua, anak-anak kecil tidak sepantasnya diberikan contoh aktivitas seksual karena cara pemikiran mereka yang seharusnya terbebas dari hal-hal yang ditakutkan akan disalahgunakan kelak.
Advertisement
Dalam fase pembentukan karakter itu, masa kanak-kanak patutnya diberikan asupan memori yang normal dan tidak bertentangan dengan masyarakat pada umumnya. Moms, kiranya baik sekali untuk memberikan contoh-contoh aktivitas yang positif kepada sang buah hati karena hal itu akan diingat dengan jelas. Kalau terlalu berlebihan, ingatan itu akan mempengaruhi karakter anak dikemudian hari secara sadar atau tidak.
Satu hal yang pasti, Moms, pengidap Parafilia pasti kesulitan saat berhadapan dengan lingkunganya. Karakter yang sudah terlanjur untuk selalu berorientasi pada seks, bahkan seks ekstrim, membuatnya terbelakang.
Oleh: Afif Mukminin
(vem/rsk)