Karena menstruasi adalah saat meluruhnya telur dari dinding rahim seorang wanita, banyak orang yang berfikir bahwa melakukan seks saat menstruasi mampu mencegah potensi terjadinya kehamilan. Benarkah begitu?
Hmm, Ladies, menurut kidshealth.org, sebenarnya setiap wanita berpotensi untuk hamil bahkan jika hubungan seks itu dilakukan saat menstruasi. Mengapa demikian? Yuk, kita intip penjelasan berikut ini.
Ladies, tidak semua jenis pendarahan dari Mrs. V sebenarnya merupakan darah menstruasi. Kadang-kadang wanita mengeluarkan sedikit darah pada saat sedang dalam masa ovulasi, tepatnya saat seorang wanita pada masa paling subur. Nah, oleh banyak orang, darah yang keluar pada masa ovulasi ini sering dikira darah menstruasi. Tentu saja jika hubungan seks dilakukan pada masa ini, kemungkinan hamil menjadi semakin besar.
Advertisement
Selain itu, Ladies, masa ovulasi ternyata juga dapat terjadi tepat sebelum pendarahan menstruasi seorang wanita selesai, atau beberapa hari setelah masa menstruasinya selesai. Kita tidak dapat menebak-nebak kapan seorang wanita sedang dalam masa subur, karena semua wanita memiliki masa ovulasi yang berbeda pada setiap siklusnya.
Sementara itu, sperma dapat membuahi telur selama 3 hari atau 72 jam segera setelah terjadinya ejakulasi. Itulah mengapa wanita yang melakukan hubungan seks pada masa menstruasi tetap saja memiliki peluang hamil.
Pada dasarnya, melakukan hubungan seks tanpa alat kontrasepsi selalu beresiko mengakibatkan kehamilan. Oleh karena itu, Ladies, jika anda dan pasangan belum merencanakan kehamilan, selalu gunakan pengaman saat berhubungan seks untuk mengurangi resiko terjadinya kehamilan.
Oleh: Ayu Liskinasih
(vem/rsk)