Ladies, dalam pakaian adat Gorontalo, ada hal unik di mana mempelai wanita diharuskan memakai aksesoris kepala yang syarat akan makna. Seperti yang dijelaskan pada situs berlipro.com, berikut perlengkapan kepala yang wajib dipakai, yaitu:
- Hiasan Kepala:
1. Baya lo Boute yaitu ikat kepala. Maknanya adalah bahwa sang Ratu terikat oleh suatu tanggungjawab dan segala pemikiran harus dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat.
Advertisement
2. Layi yaitu bulu unggas yang diletakkan diatas ubun-ubun yang diberi warna meah dan putih sebagai lambang keberanian dan kesucian.
3. Pangge Mopa yaitu tangkai-tangkai rendah yang berjumlah 6 buah.
4. Pangge berbeda dengan Panggae Mopa meskipun mempunyai nama yang hampir saman, Panggae yaitu tangkai yang hanya berjumlah 4 buah yang menghiasi bagian belakang.
5. Tuhi-tuhi yaitu gafah sebanyak 7 buah yang panjangnya lebih tinggi dari yang lainnya. Tuhi-tuhi diibaratkan pada 2 kerajaan yang bersaudara.
6. Huli yaitu 2 tangkai daun-daunan yang ditancapkan pada ujung kiri dan kanan yang disematkan pada bagian belakang.
7. Dungo Bitila yaitu daun bitilia. Bitilia adalah semacam pohon yang rimbun berdaun besar dan buahnya dapat dimakan. Sehelai daun bitilia yang tertancap pada kepala bagian belakang memberi arti pengayoman sang Ratu terhadap rakyat.
8. Huwo O yaitu rambut. Bentuknya terpotong-potong menjadi 5 bagian yang dihubungkan oleh rantai antara satu dengan yang lain.
9. Taya yaitu timbangan yang diletakkan pada kiri kanan kepala bagian depan samping mata, dan mempunyai pengertian bahwa Ratu harus adil.
Anda bisa membayangkan betapa hebohnya riasan kepala jika mengenakan semua itu. Namun, seperti dikuatkan melalui laman pernikahanadat.blogspot.com, justru kehebohan itulah yang menjadi keunikan tersendiri pada rangkaian upacara pernikahan adat Gorontalo.
Oleh: Ismaya Indri Astuti
(vem/rsk)