Setiap orang punya kisah dan perjuangannya sendiri untuk menjadi lebih baik. Meski kadang harus terluka dan melewati ujian yang berat, tak pernah ada kata terlambat untuk selalu memperbaiki diri. Seperti tulisan sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Vemale Ramadan 2018, Ceritakan Usahamu Wujudkan Bersih Hati ini. Ada sesuatu yang begitu menggugah perasaan dari kisah ini.
***
Tahun 2015 aku menikah dengan seorang pria yang baik dan tampan menurutku. Beliau sangat sopan, bertanggung jawab dan tidak neko-neko. Kami telah saling mengenal lumayan lama, sekitar 4 tahun lebih kami berhubungan dekat. Sampai akhirnya tahun 2015 tepatnya bulan September kami menikah.
Advertisement
Bukan tanpa sebab kami berpacaran lumayan lama. Ya, karena suamiku tulang punggung keluarganya. Kami harus mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk melaksanakan niatan suci kami, tanpa bantuan orang tua maupun sanak saudara. Kebetulan aku pun sudah tidak ada ayah lagi, sedangkan ibu hanya seorang ibu rumah tangga yang mengandalkan gaji pensiunan ayah. Jadi, kami bersama sama bergotong royong mengumpulkan lembaran rupiah selama beberapa tahun sebelum akhirnya bisa membangun keluarga kecil kami.
Setelah menikah aku pun keluar dari pekerjaan karena kami ingin segera mendapatkan momongan. Meskipun berat melepaskan karierku, tapi demi baktiku kepada suamiku aku ikhlas.
Bulan-bulan awal Menikah semua terasa normal, hingga akhirnya kami mendapat ujian dari Allah SWT. Dua kali berturut turut selama satu bulan semua harta benda yang ada di rumah kontrakan kami dicuri orang. Tanpa ampun mereka mengambil semua barang yang ada di rumah mulai dari HP, laptop, tas, jam tangan, dll. Kemudian sepeda motor kami satu-satunya harta yang tersisa pun mereka ambil beberapa hari kemudian. Masyaallah, kurang sedekah kah saya? Atau memang ini ujian pertama dalam pernikahan kami?
”Kalau memang itu ujian, hamba ikhlas ya Allah. Namun kalau ini sebagai peringatan agar kami lebih banyak bersedekah terima kasih karena engkau masih menyayangi kami dengan teguran ini," tangisku saat itu. Begitu berat rasanya menjalani hari-hari setelah kejadian itu. Tanpa ada kendaraan, media komunikasi dan lain-lain, rasanya kami seperti terdampar dalam padang pasir yang gersang, sepi, dahaga dan kebingungan.
Kami mencoba melapor ke polisi, tapi hasilnya nihil. Meski sudah dilakukan olah TKP dan lain sebagainya, laporan tidak berjalan dan kami pun harus ikhlas.
Sehari-hari saya di rumah dengan penuh ketakutan, meski kami sudah tidak memiliki apa-apa lagi, justru kami takut, nyawa kami yang jadi incarannya. Akhirnya kami memutuskan pindah kontrakan meskipun kontrak pembayaran sebelumnya belum habis. Kami membutuhkan suasana yang lebih aman dan nyaman serta dekan dengan kantor suami. Ya, karena sudah tidak memiliki kendaraan lagi, akhirnya suami harus jalan kaki menuju kantornya atau kadang nebeng temannya.
Setelah pindah kontrakan, kami memulai semuanya dari nol lagi, benar-benar dari nol. Kami berusaha ikhlas dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Lebih banyak instrospeksi dan memperbaiki diri.
Tepat satu bulan setelah kejadian itu, Allah memberi jawaban atas doa kami. Bahkan jauh di luar yang kami minta, Allah memberikan hadiah paling berharga dalam kehidupan kami. Ya, satu nyawa dititipkan di dalam tubuhku. Allah memberikan kebahagiaan yang luar biasa dalam keluarga kami. Masyaallah, kebahagiaan saya dan suami tak dapat dibendung.
Kami berpelukan dan berlinang air mata mengetahui ada sosok kecil yang bakal hadir di keluarga kami. Subhanallah, begitu berharga hadiah yang engkau berikan ini ya Allah. Begitu menggembirakan kami, begitu bahagianya kami, sampai kami tak dapat mengungkapkannya.
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
dan kami yakini itu.
- Meski Tidak Bisa Menyelesaikan Kuliah, Selalu Ada Jalan Wujudkan Mimpi Lain
- Yakin Saja, Setiap Bidang Pekerjaan Punya Ladang Rezekinya Masing-Masing
- Keren & Inspiratif, Pemuda Ini Jago Main Skateboard Meski Tuna Netra
- Remuk Hatiku Saat Suami Memilih Pelakor, Tapi Kutegarkan Jiwa demi Putraku
- Hinaan Berkurang Setelah Operasi Plastik, Tapi Kisahku Tak Seperti Dugaanmu