Kehidupan kadang membuat jengah sendiri jika tidak sesuai dengan keinginan. Kadang memberi kejutan yang menyenangkan tapi tak jarang memberi hantaman keras menyakitkan. Kalimat hidup itu seperti roda yang berputar kuyakini bahwa itu benar. Kamu nggak melulu akan senang dan nggak melulu akan sedih. Nikmati prosesnya dan kau akan akan tahu makna setelahnya.
Hidup tak pernah terlepas dari dua sisi, yaitu sisi baik dan sisi buruk. Tapi pembahasan di sini bukan tentang si baik dan si buruk tapi tentang keputusan menentukan yang disebut memilih, memilih tak pernah begitu saja. Selalu ada risiko yang mengikuti di belakang. Pilihanmu akan selalu berjalan beriringan bersama risiko yang ada seperti manusia yang berjalan dengan bayangannya. Nah, nyaris seperti itu.
Pilihan kadang menimbulkan perubahan, perubahan menimbulkan respon dari lingkungan. Baik atau buruk respon yang ada jika kau memilih sesuatu pertahankan itu. Kamu pasti pernah menentukan pilihan dan amat berdampak besar pada kehidupan berikutnya. Aku contohnya, aku mungkin salah satu dari jutaan orang yang kuliah di jurusan yang tidak sesuai dengan jurusan di SMA, yang kecewa karena tidak masuk universitas negeri dan malah harus kuliah di universitas swasta.
Advertisement
Sebagai anak SMA kala itu, ya kurang lebih 3 tahun yang lalu, sama seperti anak SMA lainnya yang agak skeptis dengan keadaan setelah ditolak sana-sini. Tapi saat telah dijalani, kecewa dan amarah yang pernah ada lama kelamaan menjadi sirna. Aku saat SMA bukanlah orang yang peduli akan lingkungan, aku orang yang mementingkan diri sendiri dan bersikap seperlunya. Tapi di jurusan kuliahku sekarang ini jelas jauh berbeda. Hal yang kuanggap sepele bahkan bisa menjadi besar, berkomunikasi adalah hal yang wajar, ramah tamah adalah sebuah kewajiban, peduli sesama adalah cara Tuhan menyatukan yang berkotak-kotak.
Di tempatku sekarang ini, aku menuntut diriku berubah. Merubah penampilan yang dulunya sporty menjadi sedikit feminim ternyata adalah pilihan yang tepat. Kalimat don’t judge book by the cover adalah keseharian orang-orang saat menilai orang yang baru mereka temui. Mengubah penampilan adalah cara terbaik membungkam mulut mereka yang bilang kau tak pantas menjadi wanita.
Aku yang biasanya mengenakan celana jeans dengan atasan kaos dan dipadukan dengan sepatu kets kini mencoba untuk berpakaian rapi dengan menggunakan blouse, cardigan, baju rajut, atau dress yang dipadukan dengan wedges, heels atau flat shoes meski kadang masih mengenakan jeans. Dan juga aku mulai mencoba untuk mengenal make up meski tak selengkap make up tutorial ala selebgram, aku hanya mengenakan lipstik dan pelembab di keseharian kuliahku. Aku tidak hanya mengubah penampilan tapi mengubah sikap dinginku menjadi ramah, mulai terbiasa dengan banyak orang dan mencoba berdamai dengan hati dan berdamai dengan pikiran. Ternyata benar, ajaib sekali persepsi orang berubah dan banyak tawaran berdatangan. Do something if you want, and you can get the result.
Perubahan yang terjadi dalam diriku bukan hanya karena lingkungan kampus yang berubah tapi struktur keluargaku juga berubah. Semenjak meninggalnya ibuku dari dunia ini. Aku mulai kehilangan tujuan hidup, mulai semakin tidak peduli dengan lingkungan dan hanya mempedulikan keluarga. Tapi setelah ayah menemukan seorang wanita baru yang dijadikan seorang istri dan beliau menjadi ibuku sekarang ini, semua berubah. Ia adalah sosok wanita yang ramah, selalu positive thinking , care, dan selalu berbagi kebaikan dengan orang lain. Percayalah ketika kau baik, orang lain juga akan berbalik baik. Jika tidak sekarang, mungkin kebaikanmu akan dibalas nanti. Tapi untuk perubahan lakukanlah sekarang, jika tidak sekarang kapan lagi?
- Masa-Masa Sulit Saat Sekolah Bisa Membuat Mental Seorang Wanita Lebih Kuat
- Berulang Kali Gagal Menjalin Cinta Bisa Membuat Seseorang Takut Menikah?
- Menikahi Pria yang Punya 8 Anak, Aku Kehilangan Senyum Ayahku
- Bergelar Sarjana Jadi Ibu Rumah Tangga, Nggak Masalah Kok!
- Jomblo Itu Pilihan, Bukan Kutukan