Hidup memang tentang pilihan. Setiap wanita pun berhak menentukan dan mengambil pilihannya sendiri dalam hidup. Seperti cerita sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Menulis April 2018 My Life My Choice ini. Meski kadang membuat sebuah pilihan itu tak mudah, hidup justru bisa terasa lebih bermakna karenanya.
***
Tak terasa sudah 6 tahun aku berkecimpung di dunia farmasi sebagai seorang sekretaris. Jabatan yang sebenarnya telah lama kuidam-idamkan sejak duduk di bangku SMA. Aku masih ingat ketika aku yang hanya lulusan SMA, pada akhirnya diterima di sebuah perusahaan farmasi besar sebagai sekretaris. Saat itu yang terlintas di benakku adalah kegembiraan yang luar biasa, karena apa yang kucita-citakan menjadi kenyataan. Apalagi aku diterima tanpa melalui tes, hanya melalui interview singkat. Pekerjaan yang tidak terlalu banyak, lingkungan kerja yang kondusif, dan total gaji yang kuterima di atas UMR setiap bulannya membuatku betah.
Advertisement
Banyak orang yang terkesan dan kagum begitu mengetahui jabatanku di perusahaan tersebut. Karena mereka mengetahui perusahaan tempatku bekerja adalah perusahaan farmasi terkenal. Jarang sekali ada perusahaan besar yang menerima orang lulusan SMA sepertiku dengan gaji dan kedudukan yang bergengsi. Namun seiring berjalannya waktu, semakin lama aku semakin jenuh dengan pekerjaanku. Karena banyaknya perubahan kebijakan, pekerjaanku bertambah semakin rumit dan sebanyak dua kali aku mutasi. Belajar menyesuaikan diri lagi dengan dua atasan lain yang berbeda sangatlah tidak mudah bagiku. Belum lagi adanya kebijakan baru yaitu pengurangan tenaga kerja di tahun 2018 ini membuatku semakin tidak nyaman.
Namun, di tengah-tengah kegalauanku, aku tidak putus asa begitu saja. Beruntungnya aku saat dipertemukan dengan bisnis asuransi. Awalnya aku pesimis dengan pekerjaan tersebut. Karena yang ada di pikiranku, tidak semua orang bisa sukses di bisnis tersebut. Apalagi dengan karakter pendiam dan pemalu sepertiku. Rasanya sulit untuk meyakinkan orang lain untuk membeli polis asuransi. Tapi, stigma itu berhasil dipatahkan saat aku berhasil memperoleh nasabah beberapa kali.
Dengan bimbingan leader profesional dan motivasi-motivasi, kepercayaan diriku pun bertumbuh. Aku semakin yakin pada diriku, bahwa ketika aku semakin tekun memprospek, pasti semakin ada hasil yang didapat. Ibaratnya dari 10 orang yang ditawarkan, pasti ada 2-3 orang yang klik di bisnis ini. Bukankah hasil tidak akan mengkhianati sebuah usaha? Kemudian setelah beberapa bulan berjuang dan komisiku hampir mendekati gaji utamaku, aku pun berani mengajukan surat pengunduran diri.
Seperti dugaanku, atasanku tidak merespon positif dan sangat tidak mendukungku. Beliau berkata, bahwa aku tidak mungkin berhasil di bisnis ini. Kemudian beliau juga terus mempengaruhi agar aku bertahan di farmasi. Tetapi, keadaan yang semakin menekanku membuatku akhirnya tetap teguh pada pendirianku untuk keluar.
Aku sadar bahwa aku bukan boneka yang bisa dikendalikan sepenuhnya oleh orang lain. Masa depanku tetap ada di genggaman tanganku. Hanya aku yang berhak menentukan jalan hidupku, bukan orang lain. Kini aku merasa merdeka. Menjalani bisnis tanpa keraguan. Terutama memiliki kebebasan waktu dan finansial. Semoga kisah ini dapat menggugah hati para sahabat Vemale. Agar memiliki kepercayaan diri untuk memperjuangkan masa depan kita masing-masing. Ingatlah selalu, kita semua dilahirkan untuk menjadi pribadi yang luar biasa.
- Menikah Bukan Cuma Sebatas Tujuan Tapi Sebuah Perjalanan
- Jodoh Bisa Datang Begitu Cepat Saat Hati Sudah Benar-Benar Siap
- Hampir Semua Pilihan Hidup Membutuhkan Pengorbanan, Stay Strong!
- Saat Tuhan Memberi Air Mata, Itu Ujian Agar Kamu Lebih Kuat di Masa Depan
- Setelah Rahimku Diangkat, Salahkah Bila Kuizinkan Suami Berpoligami?
(vem/nda)