Hidup memang tentang pilihan. Setiap wanita pun berhak menentukan dan mengambil pilihannya sendiri dalam hidup. Seperti cerita sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Menulis April 2018 My Life My Choice ini. Meski kadang membuat sebuah pilihan itu tak mudah, hidup justru bisa terasa lebih bermakna karenanya.
***
Juni 2007 pun tiba, di mana aku lulus dari bangku SMK. Bahagia, bebas dan semua rasa bercampur aduk jadi satu. Ya, karena apa? Aku tidak lagi sibuk dengan tugas-tugas sekolah dan ujian yang menegangkan. Dan saatnya aku membuka lembaran baru. Pastinya mencari pekerjaan dong.
Aku sudah tidak sabar untuk menjalani hari-hariku sebagai seorang pegawai. Mencobalah aku bertanya lowongan kerja kepada saudara dan teman. Saudaraku, lebih tepatnya pamanku pun menawariku bekerja di salah satu kantor swasta. Syarat-syarat masuk untuk bekerja di kantor itu pun aku lengkapi. Tanggal 02 Januari 2008 aku diminta untuk mulai masuk bekerja. Hatiku senang sekali karena apa yang aku impikan terwujud. Allah SWT menjawab doa-doaku.
Sedari kecil aku memang bercita-cita bisa bekerja di salah satu kantor swasta. Hari berlalu, bulan bahkan tahun pun berganti. Hingga tiba saatnya aku menemukan tambatan hati. Tapi tak semua berjalan mulus. Pro dan kontra terjadi. Orangtuaku menginginkan aku menikah dengan pria yang lebih mapan supaya kehidupanku jauh lebih baik dari mereka. Tetapi mungkin memang jodoh, atau aku yang terlalu membangkang nasihat orang tua. Berjalannya waktu, orangtuaku akhirnya merestui hubunganku dengan seorang pria.
Februari 2011 kami pun meresmikan hubungan kami. Ya, kami menikah. Lembaran hidup baru pun kumulai lagi setelah kelulusanku dari bangku sekolah dan bekerja sebagai pegawai. Aku dan suamiku pun memutuskan untuk hidup mandiri. Kami mengontrak rumah di dekat tempat aku bekerja.
Advertisement
Di awal-awal pernikahan, kami tidak pernah berantem, bahkan untuk cekcok dan berdebat keras tak pernah. Tiga bulan pun berlalu dengan cepatnya, dan pada bulan keempat pernikahan kami, aku dinyatakan hamil oleh dokter. Saking bahagianya, aku dan suamiku sampai tidak bisa berkata-kata kecuali bersyukur dan bersyukur karena Allah SWT mempercayakan rezeki ini kepada kami berdua.
Satu bulan berlalu, empat bulan berlalu, hingga akhirnya tiba pada suatu hari di mana itu Tanggal Perkiraan Lahiranku atau HPL, 09 Februari 2012. Deg-degan, takut campur aduk jadi satu. Tapi di sisi lain juga tidak sabar untuk bertemu malaikat kecil yang selama ini menemani hari-hariku dan selalu ikut keman apun aku pergi. Di tanggal itu aku tidak merasakan tanda-tanda mau melahirkan, sampai pada akhirnya aku dirujuk ke rumah sakit untuk menjalani operasi caesar mengingat bayi dalam kandunganku sudah saatnya dilahirkan. Tanggal 10 Februari 2012 pukul 10.10 WIB malaikat kecilku lahir ke dunia. Inilah puncak kebahagiaanku, di mana aku benar-benar merasa menjadi wanita yang sempurna. Terima kasih ya Allah.
Masa berakhir cutiku pun semakin mendekat. Kami bingung malaikat cantik kami harus diasuh siapa selama kami berdua bekerja. Dan akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke rumah, bareng sama orangtua lagi. Selama kami bekerja, anak kami diasuh oleh neneknya. Tetapi karena neneknya juga masih bekerja, akhirnya kami memutuskan untuk mencarikan pengasuh buat anak kami sampai neneknya pulang bekerja.
Satu tahun berlalu dengan cepatnya. Malaikat kecil kami sudah semakin besar. Dan rezeki yang tidak kami duga juga sangka-sangka pun kami terima lagi. Tepat saat anak pertamaku berusia satu tahun lebih satu bulan, aku kembali mengandung. Maret 2012 aku dipercaya kembali oleh Allah SWT untuk menjaga titipan-Nya. Dan lembaran baru pun dimulai kembali di mana saat-saat terberat dalam hidupku pun aku rasakan. Lebih tepatnya, suamiku merasa tidak siap untuk menerima situasi dan kondisi ini karena beberapa faktor yang memang sedang kami alami beberapa bulan terakhir ini. Tapi karena keyakinanku kepada Allah SWT yang tidak akan mungkin membiarkanku menjalani ini semua sendirian, aku tetap berusaha menjaga amanah-Nya dengan baik.
Di kondisiku ini aku tetap memilih bekerja dan berusaha menyeimbangkan antara anak, kesehatanku dan juga pekerjaan. Situasi ini tidaklah mudah. Mungkin bagi yang melihatnya terbilang biasa, tapi belum tentu juga mereka bisa menjalaninya seperti aku. Di mana jarak rumah sampai kantor pergi pulang memakan waktu 3 jam, itupun aku tidak diantar. Aku membawa motor sendiri. Belum kalau anak sakit atau hujan. Ditambah lagi dengan cekcok-cekcok kecil antara aku dan suamiku sangat-sangatlah membuat isi kepala ini rasanya penuh.
Tibalah saatnya 07 November 2013 aku melahirkan untuk kedua kalinya. Malaikat kecilku yang Allah SWT berikan sekarang adalah jagoan. Ya, dia lambang kekuatan, di mana saat-saat dia masih berasa dalam kandungan bukanlah situasi dan kondisi yang mudah, tapi aku tetap berusaha menjalaninya dengan baik.
Hanya ucapan syukur dan syukur yang bisa aku panjatkan kepada Allah SWT atas semua nikmat-nikmatNya. Tahun berganti dengan cepatnya, anak-anakku semakin tumbuh besar. Tidak terasa juga pernikahanku sudah berumur 7 tahun. Suka dukaku untuk tetap melanjutkan hidup ini sudah banyak aku rasakan. Dan semua belum berakhir. Lagi dan lagi aku mendapatkan ujian besar dalam hidupku. Suamiku tertipu. Dia menolong seseorang yang sudah dia anggap sebagai saudara tetapi justru malah membawanya terperosok kedalam jurang. Suamiku meminjamkan sebuah mobil kepada rekannya tetapi sampai saat ini mobil itu tak kunjung dikembalikan. Sementara mobil itu hanyalah mobil pinjaman. Dan mau tidak mau suamiku harus menanggung kerugian yang dialami pemilik mobil dengan membayar angsuran selama 5 tahun.
Dan inilah hidupku. Aku memilih tetap mendampinginya dan terus berusaha (bekerja), berdoa dan berharap mukjizat dari-Nya. Perjuanganku untuk tetap bekerja sampai saat ini sudah terhitung 10 tahun lebih 3 bulan, akan tetapi aku tidak akan berputus asa sampai aku dapat mewujudkan semua mimpiku. Jangan lupa untuk tetap bersyukur ya. Semua akan indah pada waktunya.
- Melepas Keinginan Merantau demi Orangtua, Ternyata Ini Memang yang Terbaik
- Putus Setelah 5 Tahun Pacaran, Aku Takut Kekasihku Berubah Jadi 'Monster'
- Tersenyumlah Walau Harimu Kelam dan Tak Ada Orang yang Memahami Kondisimu
- Selalu Ada Jalan Mengatasi Kesulitan Selama Restu Orangtua dalam Genggaman
- Andai Berhenti Kerja dari Awal, Mungkin Aku Bisa Lebih Dekat dengan Putriku