Kulitnya semakin keriput, rambutnya pun mulai dihiasi helaian warna putih, namun senyumnya selalu menyejukkan hatiku. Ya, dialah sosok superman dalam hidupku, dia adalah segalanya bagiku, pahlawan abadiku, Ayahku. Sosoknya yang lucu, selalu menjadi pengobat kesedihanku.
Siapa bilang kau sudah tua, karena di mataku kau akan selalu tampak muda. Meski fisikmu tak lagi sempurna, di hatiku kau tetaplah yang teristimewa. Ayah, ingin rasanya aku merawatmu selalu, membuatkan kopi hitam kesukaanmu. Memasak mie instan di tengah malam bersamamu. Bersenda gurau denganmu seperti waktu-waktu lalu.
Ayah, meski aku sudah tak lagi di usia kanak-kanak, aku tetaplah gadis kecilmu yang selalu rindu belaianmu, rindu nasehatmu, rindu marahanmu, rindu semua tentangmu. Sampai detik ini, aku bisa merasakan pendidikan yang utuh semua berkatmu. Berkat usahamu membanting tulang untukku. Mencari lembaran rupiah, untuk menyekolahkanku agar bisa menuntut ilmu.
Advertisement
Sosokmu begitu tangguh, yang tak pernah lelah mencari nafkah untuk keluargamu. ayah, semoga kau sehat dan bahagia selalu. Maaf jika sampai saat ini aku belum mampu memberikan apapun untukmu. Kuharap doamu selalu menyertai setiap langkahku. ayah, maafkan aku jika selalu membangkang kepadamu. Maafkan aku jika tak tunduk akan perintahmu.
Di saat jauh, barulah aku merasakan sosokmu yang begitu menyayangiku. Aku tahu, rindu tidak akan tercipta tanpa adanya jarak dan waktu. Oleh karena itu, ingin rasanya diriku datang menghampirimu dan memelukmu dengan erat dengan berkata, “Ayah, gadis kecilmu ini merindukanmu.”
Aku tahu, meski ayah jarang berbicara di telepon denganku, tapi aku bisa merasakan kerinduanmu melalui ucapan ibu. Maaf jika aku belum bisa menjadi anak yang membanggakan untukmu. Pesanmu akan kujaga selalu, pesanmu akan selalu menjadi motivasiku. Terima kasihku mungkin tak bisa membalas jasamu, namun untaian kata ini tulus tertulis untuk ayah hebatku.
- Aku Memang Tak Ingin Jodohku Seperti Ayah, Tapi Bukan Berarti Diriku Egois
- Ibu Wafat dan Ayah Hidup dengan Keluarga Barunya, Inikah Akhir Hidupku?
- Bagaimana Aku Tak Terluka? Istri Baru yang Dipilih Papa Itu Seusia Denganku
- Berada Jauh di Perantauan, Rasa Rinduku pada Ayah Jadi Sumber Kekuatanku
- Semoga Masih Ada Kesempatan untuk Membahagiakan Ayah yang Kini Jauh di Mata
(vem/nda)