Lagi sibuk menyiapkan pernikahan? Atau mungkin punya pengalaman tak terlupakan ketika menyiapkan pernikahan? Serba-serbi mempersiapkan pernikahan memang selalu memberi kesan dan pengalaman yang tak terlupakan, seperti tulisan sahabat Vemale dalam Lomba Menulis #Bridezilla ini.
***
Pernikahan ini sebelumnya hanya angan–anganku semata. Tak pernah terpikir pada akhirnya dia memilih aku. Menjadikanku seorang gadis beruntung yang akan menemaninya setiap hari di sepanjang hidupnya. Aku bersyukur bahwa pada akhirnya Tuhan mendengar doaku dan mengirimkan seseorang yang tepat yang kuyakini bisa membimbing aku dan keluargaku dengan penuh kasih sayang. Terima kasih Tuhan Engkau berkenan mendengar semua doa–doaku.
Semuanya terasa berjalan begitu cepat. Aku percaya jika sesuatu kita niatkan dengan kebaikan, niscaya Tuhan YME akan memudahkan setiap urusan kita. Begitu pula dengan hubunganku yang sangat singkat sebelum akhirnya kami memutuskan untuk menikah. Karena sebelumnya aku sudah mengenal baik keluarganya, itu sangat memudahkan kami untuk meminta doa restu. Oh bahagianya aku hari itu ketika dia berkata akan datang ke rumah dan melamarku. Dan keluargaku menyambut baik keinginan kami berdua. Begitu juga dengan keluarga besarnya.
Advertisement
Hari lamaran pun tiba, aku sangat bahagia dan sedikit tidak percaya. Dia selalu meyakinkan aku bahwa ini adalah kenyataan. Dia berniat serius dan sungguh–sungguh. Acara pada hari itu berjalan dengan lancar. Dan hari pernikahanku diputuskan tiga bulan setelah lamaran. Waktu yang singkat untuk mempersiapkan sebuah pernikahan impian. Tetapi kami tidak mengeluh dan menikmati semua prosesnya. Dengan harapan dan doa semua akan di Mudahkan oleh-Nya. Kami bekerja keras dan menabung untuk menambah biaya pernikahan yang tidak sedikit. Dan banyak sekali saudara dan teman yang bergabung dan membantu. Terima kasih sahabat, kalian bagian dari sejarah pernikahan kami.
Tidak ada hubungan yang tanpa ujian. Karena di tengah sibuknya persiapan pernikahan kami, suatu hari tanpa sengaja kutemukan di laptop nya foto–foto kenangannya bersama sang mantan. Sempat muncul lagi keraguan dalam hatiku. Mungkinkah aku hanya pelariannya ataukah keluarganya yang memaksanya memilih aku demi melupakan sang mantan? Aku bicarakan semua dengannya.
Aku menghormati masa lalunya yang tak mungkin bisa aku ubah. Tetapi aku ingin kenangan itu dia simpan di hati saja. Tanpa aku melihat benda–benda atau bukti masa lalu nya dengan sang mantan. Hatiku sakit memandang foto–foto mereka berdua yang penuh tawa. Seolah mereka menertawakan aku yang hadir belakangan. Dan aku juga jadi tahu bahwa mantannya sangat cantik, muda, dan berpendidikan. Ya Tuhan perasaan macam apa ini, cemburu kah? Aku tidak mau perasaan cemburu menghancurkan rencana pernikahanku. Aku harus bangkit dan melawan rasa cemburuku.
Aku melupakan masalah foto itu dan memilih serius bekerja. Aku masih ragu. Di tengah kemelut jiwaku datang seorang teman dari masa lalu. Dia membantuku membangun lagi kepercayaanku pada calon suamiku. Dia memberikan semangat setiap hari dan berkata bahwa hari ini aku yang dia pilih bukan mantannya.
Memang kami dulu sempat dekat sebagai teman, tidak lebih. Masing–masing dari kami belum menyadari bahwa benih–benih cinta sesungguhnya sudah muncul sejak lama. Sampai pada akhirnya aku punya kekasih, dia pun begitu. Mungkin Tuhan memberi kesempatan kepada hati yang lain untuk mengisi hidup kami sebelum pada akhirnya nanti kami dipersatukan dalam ikatan pernikahan.
Akhirnya aku beranikan diri menemuinya dengan harapan besar dan ingin memperbaiki semuanya. Aku melihatnya membawa laptop dan berkata bahwa sudah sejak lama dia melupakan mantannya. Apalah arti foto–foto itu jika tidak ada lagi perasaan yang sama pada mantannya seperti dulu. Karena sejatinya aku lah yang telah mengambil kembali tempatku di hatinya. Di hari itu aku tahu dia sebelum mengenal mantannya sudah memendam perasaan suka padaku. Dia juga sudah menghapus semua hal yang berhubungan dengan masa lalunya. Itu semua dia lakukan demi aku. Aku sangat bahagia sekali.
Terima kasih Tuhan bahwa karena-Mu aku masih mempunyai harapan. Aku pada akhirnya bisa melangsungkan pernikahan impian dengan penuh suka cita. Hingga tulisan ini terbit kami sudah memiliki seorang putera yang sangat tampan dan mirip dengan ayahnya. Terima kasih pembaca. Semoga tulisan saya bisa menginspirasi dan menjadi pelajaran berharga.
Bahwa sesuatu yang kita percaya akan membawa kebahagiaan layak kita perjuangkan. Jangan menyerah di tengah perjalanan. Karena bisa jadi kerikil tajam itu berujung jalan terang dan lurus. Kita berhak bahagia dan mewujudkan pernikahan impian kita.
- Tidak Bisa Memantau Langsung Persiapan Nikah, Kecewa Pun Kurasa
- Kecewa dengan Bidan Pengantin Tak Bertanggung Jawab, Hancur Semua Rencana
- Pengalaman Mengurus Pernikahan dengan Calon Suami Tentara
- Masalah yang Sering Muncul dalam Persiapan Nikah: Ego, Emosi, dan Anggaran
- Pernikahan Berjalan Indah Meski di Awal Persiapan Diselimuti Gundah
(vem/nda)