Lagi sibuk menyiapkan pernikahan? Atau mungkin punya pengalaman tak terlupakan ketika menyiapkan pernikahan? Serba-serbi mempersiapkan pernikahan memang selalu memberi kesan dan pengalaman yang tak terlupakan, seperti tulisan sahabat Vemale dalam Lomba Menulis #Bridezilla ini.
***
Pernikahan itu tidak seperti apa yang kita pikirkan saat masih kecil. Untuk menuju ke sana dibutuhkan perjuangan, niat, dan tekad yang luar biasa. Pada saat usia pacaran kami sudah memasuki usia dua tahun kami memutuskan untuk bertunangan dan menikah satu tahun kemudian.
Di pikiran saya waktu satu tahun cukup untuk persiapan pernikahan kami. Namun ternyata ada beberapa hal tidak terduga yang terjadi jelang beberapa bulan sebelum pernikahan kami.
Advertisement
Menjelang 4 bulan sebelum pernikahan suami saya diharuskan untuk mencari pekerjaan baru karena di tempat kerja yang sebelumnya akan ditutup dan apabila harus diberhentikan pun tanpa uang pesangon.
Mencari pekerjaan baru tidaklah mudah, sedangkan gaji yang diberikan oleh pihak perusahaan suami saya sudah tidak normal. Pada saat itu kami benar-benar membutuhkan dana karena waktu menuju pernikahan semakin mendekat. Suami saya mengambil keputusan untuk menjual kendaraan satu-satunya yang dia miliki untuk menutupi dana yang kami butuhkan.
Saya merasa apa yang suami saya lakukan untuk saya waktu itu adalah sebuah pengorbanan. Pada awal tidak ada kendaraan, suami saya rela naik angkot untuk sampai ke tempat kerjanya atau terkadang nebeng dengan temannya. Sampai akhirnya adik dari suami saya pulang ke kampung halaman dan meminjamkan kendaraannya sementara waktu untuk suami saya.
Dan akhirnya hal yang kami nantikan pun akhirnya tiba, suami saya mendapatkan pekerjaan baru dan kami benar-benar bersyukur akan hal itu. Terlebih lagi suami saya pun mendapatkan jatah cuti kawin sama halnya seperti karyawan lama sehingga kami merasa ini benar-benar jalan Tuhan untuk kami.
Setelah suami saya mendapatkan pekerjaan, tidak selang berapa lama saya harus mengalami kecelakaan tunggal yang mengakibatkan pundak sebelah kanan saya patah, sedangkan dalam waktu dua minggu lagi kami harus melakukan foto pre-wedding. Akhirnya kami memundurkan jadwal foto prewed sampai waktu yang belum kami ketahui, karena perkiraan dari ahli patah tulang untuk proses penyembuhan dan pemulihan membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan lamanya.
Akhirnya untuk mempercepat proses pemulihan saya melakukan apapun yang dianjurkan tanpa terkecuali, berlatih menggerakkan tangan perlahan lahan sampai mengangkat tangan ke atas. Akhirnya dalam waktu kurang dari tiga bulan perban pada pundak kanan saya dilepas dan ahli tulang mengatakan bahwa tulang saya sudah membaik walaupun bentuknya tidak seperti sedia kala dan tidak diperbolehkan mengangkat beban terlalu berat. Kenapa saya memilih ahli patah tulang dan bukan dokter, bukan karena saya tidak mempercayai dokter namun saya membutuhkan alternatif penyembuhan yang tidak memakan waktu lama dan kami tidak memilih sembarangan ahli patah tulang.
Proses menuju pernikahan tidak semulus yang diharapkan namun apapun yang terjadi kami tidak menyerah kepada keadaan dan tetap berusaha semampu kami untuk sampai ke tujuan dari hubungan kami tersebut. Dan perjalanan tersebut menjadi sebuah kenangan untuk kami dapat menghargai hubungan kami. Karena pernikahan yang sejati adalah pernikahan yang tulus dan suci akan diberkati oleh Tuhan.
- Aku Menikah di Hari yang Semestinya Jadi Hari Pernikahan Kakakku
- Dua Minggu Jelang Pernikahanku, Ayah Calon Suamiku Berpulang Selamanya
- Utang Sana-Sini demi Pernikahan Meriah Tapi Malah Berujung Derita
- Dijodohkan dengan Pria 11 Tahun Lebih Tua, Pernikahan Hampir Kubatalkan
- Cobaan Jelang Pernikahan: Souvenir Salah Cetak Hingga Ditipu Rp20 Juta
(vem/nda)