Lagi sibuk menyiapkan pernikahan? Atau mungkin punya pengalaman tak terlupakan ketika menyiapkan pernikahan? Serba-serbi mempersiapkan pernikahan memang selalu memberi kesan dan pengalaman yang tak terlupakan, seperti tulisan sahabat Vemale dalam Lomba Menulis #Bridezilla ini.
***
Merencanakan sebuah pernikahan harus direncanakan sejak jauh-jauh hari, ini perlu dikarenakan pernikahan itu bukan hal sepele yang dianggap enteng. Banyak sekali yang perlu dipersiapkan sebelum acara, seperti mencari gedung pernikahan, mencari dekorasi yang sesuai, mencari catering, memilih make up yang sesuai dengan selera kita, menentukan warna pakaian dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebelum memikirkan itu semua ada yang perlu dipersiapkan lebih awal, yaitu menentukan kapan acara pernikahan akan berlangsung?
Advertisement
Drama sebelum pernikahan yang saya alami yaitu sulitnya menentukan tanggal pernikahan, bukan karena saya tidak merencanakan tapi yang namanya menyatukan dua keluarga memang sulit. Awalnya saya dan calon suami memilih tanggal 9 Desember menjadi tanggal pernikahan karena bertepatan dengan hari lahir saya, namun karena saya tinggal di keluarga yang masih lumayan kental menganut budaya Jawa, konon katanya tanggal 9 Desember itu kurang baik. Inilah budayanya orang Jawa yang tidak hanya melihat berdasarkan kalender masehi saja tapi juga melihat dari tanggal Jawanya.
Tanggal 9 Desember yang semula sudah dipilih akhirnya berubah maju satu minggu menjadi tanggal 2 Desember yang bertepatan di hari Minggu, apa ini sudah tanggal final? Belum. Ketika saya sampaikan ke pihak laki-laki karena beberapa alasan ternyata mereka sedikit keberatan kalau pernikahan dilangsungkan pada hari Minggu. Saya dan calon suami sudah pusing untuk memikirkan tanggalnya kapan, akhirnya kami mengusulkan hari Sabtu tanggal 1 Desember, ini kami pilih tanpa perhitungan Jawa karena kami yakin semua hari itu baik dan mudah-mudahan ini menjadi tanggal yang benar-benar final tanpa harus diubah lagi.
Sebaiknya tanggal dipikirkan bersama-sama dan diputuskan langsung sesuai kesepakatan antara dua keluarga bukan hanya sesuai keinginan calon pengantin. Yang menikah memang kami berdua, yang menjalani juga kami, tapi yang mendukung dan membantu acara itu berlangsung adalah keluarga, jadi hormati kedua keluarga dan libatkan mereka dalam pengambilan keputusan agar semua berjalan lancar tanpa ada yang keberatan.
- Debat dengan Ortu dan Camer Soal Persiapan Nikah Memang Menguras Emosi
- Hubungan 7 Tahun Ingin Kuakhiri demi Pria Lain, Apakah Ini Egois?
- Untuk Benar-Benar Siap Menikah, Harus Berani Keluar dari Keterpurukan
- Mas Kawin Rp99 Ribu 12 Dolar, Ada Kisah Tak Terlupakan Jelang Pernikahanku
- Menikah di Usia Senja, Bukti Cinta Sejati Selalu Datang di Waktu Terindah
(vem/nda)