Bulan Agustus ini mengingatkan kita pada perjuangan, pengorbanan para pahlawan yang telah menyerahkan jiwa raga, harta benda demi mempertahankan Indonesia kita yang tercinta ini. Maka tak salah jika bulan ini banyak orang yang mendadak menjadi berjiwa nasionalisme tinggi, menjunjung harkat dan martabat bangsa. Salah satunya adalah melalui literasi, begitulah aku mengekspresikan rasa hormat, kekaguman dan penghargaan kepada para pahlawan.
Namun bagiku suamiku adalah pahlawan dalam hidupku, bukan karena cinta ataupun kemesraan yang ia berikan tapi karena ia telah menunjukkan arti dan tujuan hidupku. Ia membuatku mampu mengenali diriku jauh lebih dalam, mengubah kekurangan menjadi suatu kekuatan baru. Juga menerimaku apa adanya, sehingga aku pun menjadi percaya pada diriku sendiri. Perhatian dan kasih sayang yang selalu mengalir bagai simfoni indah dalam setiap saat aku bersamanya.
Ia adalah pengganti sosok ayah yang sebelumnya tak pernah kukenali kadang pula membenci, meski begitu suamiku tak hentinya mengajakku mendoakan dan tetap menghormatinya. Dengan tulus suamiku mengumpulkan serpihan hatiku dan memberikan separuh hatinya hanya untukku.
Masa laluku bukanlah hal yang baik namun ia selalu meyakinkanku akan ada hari esok yang lebih baik jika kita mau terus berjuang bersama. Tak pernah sekalipun ia menyerah padaku. Meski aku sering merajuk, cemburu, marah atau bahkan diam seribu bahasa padanya, ia selalu tegap berdiri siap menjadi sandaranku, menjadi tempatku untuk bermanjaan.
Hidup itu selalu berubah, bagai lautan yang kadang tenang kadang pula muncul ombak besar. Begitu pula kisah cinta kami yang penuh pengorbanan dan harapan dalam mengarungi bahtera rumah tangga ini. Tapi kami selalu kembali mengingat bahwa cinta kami karena Allah semata, semua yang terjadi ada hikmah di dalamnya. Jadikan semua masalah sebagai tanda agar kami kembali melukiskan rasa cinta yang mulai pudar karena kesibukan masing-masing.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah, namun ketika berdua dengannya hidupku terasa sempurna. Saling memahami dan percaya juga saling melengkapi dan menjaga, adalah hal yang selalu kita jaga bersama. Tak akan pernah cukup rasanya untuk mengutarakan rasaku padanya sampai akhirnya kelak kami hanya perlu saling menatap dan menggenggam tanpa perlu lagi berkata untuk merasakan indahnya cinta kami berdua.
Advertisement
- Berjuang Tegar dan Menahan Sakit Sendiri Saat Suami Menikahi Wanita Lain
- Tetap Setia Hingga Napas Terakhir Meski Pernikahannya Tak Bahagia
- Selalu Ada Orang-Orang Baik di Sekitar Kita
- Berjauhan dengan Suami Saat Hamil, Aku Kuat demi Kebahagiaan Bersama
- Hidup Berdampingan dengan Kanker
(vem/nda)