'Vera Kebaya' menjadi salah satu label fashion kebaya yang kini banyak dikenal masyarakat Indonesia. Dibalik kesuksesannya, ada perempuan bernama Vera Anggaraini yang merancang kebaya-kebaya indah tersebut.
Ciri khas kebaya yang dibuat Vera ini disukai banyak publik figure, diantaranya Raisa dan Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu. Namun, tahukah kamu ladies jika kesukseksaan yang diraih Vera melalui perjalanan begitu panjang.
Vera menceritakan, sejak kecil dirinya memang sudah tertarik di bidang fashion. Dari kecintaanya tersebutlah, selepas SMP, ia memantapkan diri untuk meneruskan di Sekolah Kejuruan, hingga akhirnya memilih jurusan tata busana di perguruan tinggi.
Advertisement
"Kecintaan sama kebaya udah lama sekali, diawali dengan sekolah di kejuruaan, ucapnya saat ditemui redaksi vemale.com, beberapa waktu lalu.
Berkarir di Jakarta
Tahun 2000, Vera memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Dan mulai bekerja dengan desainer kenamaan Nelwa Anwar. Dari situlah ia mulai belajar menjadi assisten desainer. Namun setelah kurang lebih 10 bulan, ia mengundurkan diri dan bekerja di rumah mode desainer Adjie Notonegoro.
Saat bekerja bersama Adjie Notonegoro, Vera mengatakan mulai pola desain kebaya yang sesuai dengan ciri khas kebaya dirinya saat ini, yaitu klasik.
"Desainer Adjie Notonegoro, kebetulan dikenal lewat kebaya dan gaun-gaunnya. Biasanya, dia ia memberikan kliennya kepada saya. Sampai saya pikir, saya makin cinta dengan kebaya," paparnya.
Proses brand Vera Kebaya Lahir
Setelah bekerja dengan Adjie, Vera pun memutuskan untuk membuat label sendiri. Ia menceritakan, beberpa toko bahan di Jakarta pun membantunya untuk memperkenalkan brandnya kepada para pembeli bahan-bahan tersebut. Klien pertama pun dari toko bahan.
"Waktu itu, belum ada label jadi masih ada embel-embel Vera-Adjie," tambahnya.
Label 'Vera Kebaya' muncul saat awal mula Instagram mulai digunakan banyak masyarakat. Dalam proses pembuataanya pun ia tak sendiri, melainkan ada keluarga terutama suami yang sering membantu.
"Diprosesnya saya nngak sendirian, tapi berdua sama suami. Awalnya sistemnya jemput bola, ke rumah klien. di tahun 2011 ada Instagram. Akhirnya masukin foto-foto kebaya yang saya bikin. Awalnya klien, difoto dengan kondisi apa adanya. Waktu itu baju masih kontemporer warna warni. Tapi saya merasa kebaya klasik lebih timeless untuk dikenalan," ucapnya.
"Setelah adanya Instagram, kliennya pun semakin bertambah,"ungkapnya.
Ia mengatakan, awal mula pesanan kebaya dikerjakan di rumah. Sampai akhirnya, ia berfikir membutuhkan sebuah butik untuk mengerjakan semua pesanan kebayanya.
"Saya pikir rumah udah cukup sempit. 2012-2014 ada temen nawarin tempat. Awalnya saya ragu, akhirnya mulai punya butik kecil di daerah Ahmad Dahlan, tapi akhirnya pindah di Panglima Polim," tutupnya.
(vem/asp)