Apakah ada sosok pahlawan yang begitu berarti dalam hidupmu? Atau mungkin kamu adalah pahlawan itu sendiri? Sosok pahlawan sering digambarkan sebagai seseorang yang rela berkorban. Mendahulukan kepentingan orang lain daripada diri sendiri. Seperti kisah sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Kisah Pahlawan dalam Hidupmu ini. Seorang pahlawan bisa berasal dari siapa saja yang membuat pengorbanan besar dalam hidupnya.
***
Cinta pertama setiap anak perempuan adalah Ayah. Sama seperti aku, cinta pertamaku adalah Bapak. Pria yang sekarang tubuhnya semakin menua, bahunya tidak sekuat dulu, kulitnya yang penuh kerut, rambutnya mulai menipis dan memutih. Bapak, pria pertama yang memelukku ketika suara tangisku pecah saat pertama kali bertemu dunia. Ia tak berhenti mengucap syukur atas kelahiran putri pertamanya. Seiring waktu aku tumbuh, Bapak tak pernah tidak ada di tumbuh kembangku. Bagiku, Bapak lebih hebat dari superhero manapun, lebih tampan dari semua pria di dunia. Bapakku adalah Bapak No 1. Tidak ada tandingannya.
Bapak terkena PHK di tahun 1998. Waktu krisis ekonomi menghantam Indonesia dan membuat banyak pekerja yang harus dirumahkan. Bapak salah satunya. Semenjak itu, kami sekeluarga harus memulai hidup dengan mengencangkan ikat pinggang. Tapi, Bapak tidak pernah kehilangan senyumnya. Ia menyembunyikan rasa sedih dan lelahnya demi kami, keluarganya.
Advertisement
Bapak tidak berhenti berusaha supaya kami tetap bisa bersekolah. Saat itu aku masih bersekolah di salah satu sekolah dasar swasta di kota u dan karena biaya yang tidak cukup untuk melanjutkan ke sekolah menengah pertama swasta juga, Bapak minta aku supaya aku masuk sekolah negeri. Ia mengusahakan supaya aku tetap punya seragam, peralatan sekolah yang layak. Bapak tidak pernah menceritakan susahnya beliau, tapi aku tahu saat Bapak beberapa kali duduk sendiri di ruang tamu, Bapak sering mengusap mendung di wajahnya.
Bagi Bapak, pendidikan adalah No.1. Dan Bapak berjanji kalau semua anak-anaknya akan jadi sarjana. Apapun caranya, semua harus punya pendidikan yang baik. Bapak menepati janjinya. Kami 4 bersaudara, 3 sudah sarjana dan 1 lagi masih kuliah. Semuanya kuliah di universitas negri, seperti janji Bapak.
Aku ingat, Bapak kerjakan semua pekerjaan yang menghasilkan uang yang ia bisa. Bapak pernah jadi supir pengganti untuk angkutan kota beberapa kali, pernah ikut berjualan roti dan ikan bakar, pernah berladang cabai, ubi dan kopi, sampai jadi semacam “supir cadangan” untuk salah satu organisasi pelayanan rohani di kota kami. Semua Bapak lakukan, supaya keluarganya punya kehidupan yang layak.
Bapak bahkan jarang punya baju baru. Untuk pergi ke gereja pun, Bapak tidak pernah malu memakai baju yang sama dengan minggu lalu. Sepatunya yang rusak, beliau lem sendiri. Tas Alkitabnya tidak pernah sekalipun ia ganti walaupun sudah rusak. Dompet Bapak juga tidak layak pakai lagi. Tapi, Bapakku tidak pernah mengeluh. Bagi beliau, lebih baik anak-anaknya punya baju baru, sepatu bagus, bisa sekolah dan belajar dengan baik. Itu sudah lebih dari segalanya bagi Bapakku.
Bapakku adalah contoh pahlawan nyata di hidupku. Pria yang mengorbankan sebagian besar hidupnya demi melihat keluarganya tersenyum di rumah. Pria yang berjanji dan selalu berusaha menepati. Pria yang mengajarkan untuk tetap berusaha dan berdoa. Bapak kuat karena Tuhan. Tuhan titipkan penghiburan Bapak melalui kami anak-anaknya, itu kata Bapakku.
Aku bersyukur dilahirkan menjadi putri Bapakku. Ia lebih dari seorang pahlawan buatku. Ia tiang penyangga ketika aku seringkali patah menghadapi kerasnya dunia. Ia penontonku yang suaranya akan paling keras ketika memberikan tepuk tangan dan berteriak menyemangati saat aku mulai lelah. Ia selalu percaya semua anak-anaknya akan lebih sukses dari dirinya. Ia adalah segalanya. Perkenalkan, ini Bapakku. Pria hebat tanpa jubah dan kekuatan super. Namun, pengorbanannya lebih dari pahwalan manapun yang aku kenal. Ia adalah Bapakku.