Saat masih kecil dulu, rasanya setiap perempuan ingin segera tumbuh menjadi dewasa. Masih ingat jelas di benak saya, alasannya adalah supaya bisa bebas, diperbolehkan ini-itu oleh orangtua karena sudah bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Lambat laun waktu berlalu seiring bertambahnya usia, ternyata angan itu tak sepenuhnya terwujud. Semakin bertambah usia, bertambah dewasa, justru kita semakin 'terikat'. Kebebasan yang kita impikan di masa kecil mungkin sesederhana boleh makan es krim sepuasnya, boleh beli barang ini-itu, jalan-jalan, pulang malam ... tetapi secara psikologis, semakin dewasa justru kita punya beban tanggung jawab dan moral yang semakin besar. Betapa sulitnya untuk mengatakan "tidak" dan bersikap egois.
Setidaknya, ada enam hal yang kita, sebagai perempuan, tak perlu merasa segan dan merasa egois memutuskan atau meminta hal-hal ini:
Advertisement
- Memiliki lingkaran pertemanan yang suportif. Tidak menghakimi atas pilihan satu sama lain, nyaman menjadi diri sendiri tanpa mengukur kepopuleran, kekayaan dan kecantikan. Teman-teman yang membuatmu menjadi lebih baik dan memutuskan hubungan dengan orang-orang beracun yang menghambatmu.
- Liburan seorang diri, setidaknya sekali seumur hidup. Mencoba tempat-tempat baru dan aktivitas yang tak pernah kamu lakukan. Sesekali bolehlah memanjakan dirimu saat liburan dengan makanan enak, penginapan terbaik dan menikmatinya sendirian sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras selama ini.
- Relationship yang setara, dihormati dan dihargai sebagai seorang perempuan. Diperlakukan sebagai bagian penting dalam hubungan itu, bukan sekedar emotional support. Serta, punya hak untuk meninggalkan hubungan yang tidak sehat tanpa ketakutan dan ancaman.
- Kebebasan untuk memiliki tubuh sehat yang ia inginkan dan mencintainya, apapun bentuknya. Berhak meminta orang lain berhenti mengata-ngatai bentuk tubuhnya.
- Mandiri menata hidup, unggul secara pendidikan dan secara finansial, tanpa perlu khawatir dicap "Dasar workaholic, dasar bossy!", "Cewek terlalu pintar itu jauh jodoh," atau "Karir bagus, punya duit, bikin cowok takut deket kamu." Segala kemandirian ini bukan bentuk keegoisan dan terjemahan lain dari "Tidak butuh laki-laki", melainkan cara untuk bertahan hidup dan menghargai eksistensi kita sendiri sebagai manusia.
- Meminta tunjangan, hak cuti haid dan cuti melahirkan yang sesuai
- Segelas besar susu cokelat dengan topping whipped cream yang banyak, atau ayam goreng dengan kulit yang crispy. Tanpa rasa bersalah, malu atau dipermalukan.
- Kebahagiaan, sesuai dengan definisi diri sendiri, bukan dari standar orang lain. Sesederhana seharian tidur di hari Minggu sambil nonton film hingga keputusan untuk menikah atau tidak.
- Memutuskan menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir tanpa dihakimi dengan pembenaran masing-masing.
Egois mungkin terdengar sebagai kata yang berkonotasi negatif. Tetapi tak selamanya egois itu artinya mau menang sendiri. Sesekali kita perlu bersikap egois, untuk hal-hal yang prinsipil, yang menyangkut kenyamanan dan tujuan hidup kita ke depannya.
Bagaimana dengan kamu, Ladies?
(vem/wnd)