Kenapa harus sibuk bertanya kapan nikah? Kapan punya anak? Apa belum ketemu orang yang baik? Jangan terlalu memilih?
Aku tidak punya jawabannya di kepalaku, jangan memaksaku memberikan jawaban yang nantinya hanya terdengar seperti alasan saja. Karena akupun sama, setiap hari aku menanyakannya pada diri sendiri.
Aku pernah memulai hubungan yang baik dengan seorang laki-laki, yang yah mungkin lebih muda dariku, aku sangat menyukainya karena jiwanya sangat bebas dan sangat menyukai tantangan, serasi denganku yang menyukai petualangan, tapi nyaman cocok saja ternyata tidak cukup, kenyataannya dia minta putus dengan alasan tidak cocok denganku yang terlalu mandiri dan jarang mencarinya bahkan saat mengalami kesulitan sekalipun, katanya dia seperti tidak dianggap. Alasannya aneh tapi kulepaskan dan kuikhlaskan saja.
Setelahnya memulainya lagi dengan pria yang lebih dewasa, yang punya segudang hal yang sangat aku ingini dimiliki lelaki yang nantinya akan menjadi teman hidupku, sempurna kalau aku bilang. Perjalanannya mulus seperti jalan tol, dan mungkin karena terlalu nyaman rasa mulai berubah, muncul rasa bosan yang tidak terbendung. Mungkin ini yang disebut-sebut zona nyaman sama orang-orang. Jadilah orang itu berubah, dan bilang bosan dengan perjalanan yang begitu-begitu saja. Dia butuh tantangan dan hal-hal lebih lainnya.
Kemudian beberapa tahun lalu aku berpikir akan berakhir dengan pernikahan dengan lelaki yang kukencani lebih dari 3 tahun, tapi kenyataannya harapanku nggak sama dengan harapannya. Yang ada saat aku bahas menikah, dia malah bilang keluarganya tidak menyukaiku. Ibu dan ayahnya malah sampai sakit karena dia memilih untuk menjalin hubungan denganku. Dan kami memilih mengakhirinya berharap masing-masing bahagia dengan keputusan yang udah dipilih bersama.
Dan kemudian aku memulainya lagi dengan seorang kakak kelas, yang mengaku menyukaiku sejak jaman SMA, yup awalnya sangat manis, karena akhirnya aku punya teman makan dan nonton dan luka patah hati dari perjalanan sebelumnya perlahan hilang. Tapi saat mulai merasa nyaman, dia malah berubah jadi sangat posesif dan membuat tidak nyaman. Kali ini aku yang meminta sudahi saja, karena aku memang manusia yang sangat mencintai kebebasan.
Advertisement
Well, sepertinya cinta bukan sesuatu yang mudah buatku, tapi ya setidaknya aku sudah mencoba melakukan yang terbaik, tapi mungkin waktunya saja yang belum tepat.
Banyak hal yang harus dikerjakan, masih banyak tempat yang belum dijalani, dan masih ada segudang mimpi untuk dikejar. Aku pilih menutup lembaran-lembaran luka yang pasti akan sembuh dengan waktu, memulai lembaran baru kembali, fokus dengan pekerjaan danĀ mimpiku, kalau kata mama jodoh nggak akan ketukar, cintai dulu dirimu sendiri, pada waktunya nanti Tuhan akan kasih orang yang bisa mencintaimu sebagaimana adanya dirimu. Percayalah pada waktunya nanti kamu juga akan menemukan kebahagiaan itu.
- Pernikahan Bukan Cuma Soal Pesta, Tapi Ada Tanggung Jawab Besar di Baliknya
- Jangan Bebani Diri Sendiri dengan Basa-Basi Nggak Penting dari Orang Lain
- Menjalin Hubungan Jangan Cuma Asal 'Jalani Dulu' Tapi Juga Perlu Kepastian
- Trauma Kekerasan di Masa Lalu Bisa Membuat Wanita Takut Jatuh Cinta Lagi
- Pernikahan Bukan Undian, Tak Bisa Sembarangan Asal Pilih Pasangan