Sukses

Lifestyle

Apakah Aku Harus Pakai Make Up Biar Dibilang Cantik?

Sebagai perempuan pastilah nggak asing sama make up, tren make up pun selalu berubah ubah mengikuti zaman juga. Dengan semakin terbukanya arus media sosial membuat remaja tidak mau ketinggalan zaman dari tren make up tersebut. Melihat begitu banyak gaya bermake up membuat diri ini semakin kecil hati. Bagaimana tidak, aku selalu scroll up beranda instagram dan melihat konten di youtube tutorial make up bagi pemula.

Bicara tentang make up orang-orang di sekitarku jelas sudah pada paham jenis-jenis make up untuk pemula, maklum sampai lulus SMA aku masih belum begitu tertarik sama yang namanya berdandan dengan bermake up. Bahkan cuci muka yang merupakan bagian dasar dalam make up aku baru lakuin waktu kelas 9 SMP. Sebelum itu aku nggak berani coba yang namanya produk cuci muka apapun. Ibuku selalu bilang, "Nggak usah pakai macem-macem buat muka nanti yang ada muka kamu jadi banyak jerawat," dari ucapan itu aku menganggap cuci muka pakai itu udah cukup buat menghapus kotoran di wajah.

Ilustrasi./Copyright pexels.com

Aku juga tipe orang yang cuek sama penampilan meskipun ada satu dua jerawat yang muncul di muka. Suatu hari kakakku bilang, “Kamu itu udah gede harusnya udah tau yang namanya membersihkan muka, lihat tuh muka kamu udah berminyak pasti itu kotor makanya jerawat muncul. Mau sampai kapan tuh muka dibiarin dekil mana belang lagi." Jujur aja kata-kata kakakku itu yang jadi motivasi aku buat cari tau jenis-jenis make up sampai sekarang. Ditambah kakakku ini cowok dan dia selalu berkomentar tentang penampilan wajahku yang dekil dan belang.

Bukan cuma kakakku aja, sepupuku, tante, bahkan tetanggapun juga ikut komentar, mereka cuma bilang, "Loh, kok wajah kamu belang sih? Terus kenapa belang gitu dibiarin, nggak dicoba diberi obat gitu biar hilangg?"

Sebenarnya  aku nggak terlalu peduli sama kata-kata kakakku dan orang lain itu. Tapi semakin lama banyak yang berkomentar dan komentar mereka itu kayak rada mengejek gitu makanya aku juga berusaha untuk mencari cara buat hilanginnya. Sampai akhirnya guru di tempat les aku ngasih saran supaya belang di wajahku itu hilang atau enggak tersamarkan lah, aku seharusnya setelah pulang sekolah cuci muka pakai sabun muka yang alami dulu dicoba, trus beli salep di apotek buat menyamarkan belang kamu biar hilang kan kalau belang dilihatnya juga nggak enak. Akhirnya aku coba mengikuti saran dari guru les dan hasilnya alhamdulillah sedikit menyamarkan belang di wajah aku. Menginjak kelas 9 treatment dari guru les masih berlangsung.

Ilustrasi./Copyright pexels.com

Selama SMP sampai awal SMA aku tidak pernah pakai bedak untuk ke sekolah. Karena emang peraturan sekolah melarang buat memakai make up, aku pikir bedak juga termasuk make up kan? Suatu hari aku pergi potong rambut dan tukang potong rambut itu bertanya, “Mbak kalau ke sekolah pakai bedak engga?” Aku jawab, “Enggak Bu, hehehe engga boleh sama sekolah." “Loh, kenapa engga kan sudah SMA berarti udah pinter dandan dong, saran saya sih Mbak seenggaknya mbak pakai bedak bayi gituloh enggak malah polosan tanpa make up kan dilihatnya juga seger." Saat itu juga aku termotivasi untuk beli bedak bayi buat make up ke sekolah.

Semua orang mengatakan masa-masa SMA itu masa yang paling asyik, kamu bisa dandan, bisa bermain, jatuh cinta pun bisa. Aku bertemu banyak tipe teman di SMA dan ada beberapa teman sekelasku yang melakukan treatment wajah mereka sehingga kelihatan segar dan bersih.  Aku yang sehari-hari merawat wajahku dengan mencuci muka pakai sabun cuci muka dan ke sekolah cuma memakai bedak hanya bisa merasa iri. Dan aku diberi saran oleh kakakku untuk memakai krim pagi sebagai alas bedak, saran yang masuk akal ucapku dalam hati.

Setelah beberapa hari memakai krim itu wajahku sedikit cerah tapi jerawat tumbuh semakin banyak, aku bingung gimana menghilangkan jerawat itu. Dengan berganti facial foam yang khusus untuk jerawat aku kira bakalan mengurangi jumlah jerawat itu, namun faktanya jerawatku semakin banyak. Akhirnya aku beli salep jerawat hasil rekomendasi blog dari google, alhasil jerawatku mulai hilang sedikit-demisedikit.

Ilustrasi./Copyright pexels.com

Sebelum masuk dunia perkuliahan teman-teman ku selalu bilang aku harus bisa dandan karena anak di kuliah itu cantik ditambah jurusan yang bakal kamu masuki itu jurusan yang terkenal ceweknya cantik-cantik karena make up. Dari perkataan itu aku sempat down dan merasa minder karena nggak bisa make up. Bahkan sampai saat itu aku cuman faham 3 fungsi make up dari suncream untuk melindungi kulit dari sinar UV, pelembab untuk melembabkan kulit, lip balm. Ketiga make up itu senjata make up untuk kuliah.

Hal yang paling menyakitkan sebenarnya adalah ketika kalian dibanding-bandingkan dengan teman kalian. Membandingkan merupakan pekerjaan manusia dengan tidak mempedulikan perasaan orang yang mereka bandingkan.

Sampai detik kuliah sekarang aku masih sering mendapatkan pertanyaan, “Kamu kapan pinter make up kok dari dulu penampilan kamu nggak berbeda, make up gitu loh kalau mau kuliah biar cantik, masak temen kamu si dia aja udah pakai make up," sebenarnya dalam hati aku sakit mendengar pertanyaan seperti itu bahkan aku tiap hari kalau lihat wajah ku selalu sedih. Bahkan sahabat aku juga bertanya pertanyaan seperti itu. Jawabanku sama, “Nanti kalau aku udah nikah bakalan make up, lihat aja."

Tapi sejak dua semester kuliah aku banyak belajar bermake up dari mendengarkan cerita teman-teman kampus, dari kampus ini aku mulai belajar mengenal make up dan aku juga tidak ragu untuk lihat tutorial make up bagi pemula. Meskipun sekarang aku udah mulai memakai make up tapi aku labih nyaman tampil dengan memakai suncream dan ditambah lipbalm yang berwarna.

Pesanku dari cerita ini hiduplah kalian sesuai kata hati dan lakukan hal-hal yang buat kalian nyaman bukan hidup mengikuti omongan orang lain karena itu sakit pakai banget kalau kalian hidup seperti itu, ditambah kalian berdandan untuk mencari kekasih itu paling menyedihkan karena masih banyak laki-laki yang suka kalian tampil natural.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading