Punya pengalaman tak menyenangkan atau tak terlupakan soal pertanyaan 'kapan'? Kata 'kapan' memang bisa jadi kata yang cukup bikin hidup nggak tenang. Seperti kisah sahabat Vemale yang disertakan dalam kompetisi Stop Tanya Kapan! Ungkapkan Perasaanmu Lewat Lomba Menulis Juli 2018 ini. Pada dasarnya kamu nggak pernah sendirian menghadapi kegalauan dan kecemasan karena pertanyaan 'kapan'.
***
Di kala aku jauh dari rumah dan orangtua, tentu rasa rindu menyelimutiku. Takdirku sebagai orang yang harus meninggalkan kampung halaman demi impian-impianku. Kampung tempat aku lahir yang selalu mengingatkan kenangan dan keceriaan keluarga. Keluarga utuh yang harus terpecah karena suatu keadaan, di mana aku dan adik-adikku harus terpisah dengan orangtua kami. Tersisa orangtua dan adikku yang masih balita di rumah, tempat seharusnya keluarga kami berkumpul. Aku harus melanjutkan kuliah ke luar kota, sedangkan adik-adikku di pesantren.
Bukannya aku egois kuliah harus ke luar kota. Akan tetapi takdir yang membawaku. Aku mencari perguruan tinggi yang negeri supaya biayanya tidak terlalu tinggi. Di sisi lain, aku perlu pengalaman. Jikalau aku hidup di kampung halamanku selamanya, sedikit pengalaman yang akan aku dapatkan. Aku juga tidak akan merasakan rasanya hidup jauh dari orangtua.
Advertisement
Selalu kuingat saat di mana kami berkumpul. Aku dan adik-adikku pulang ke rumah. Rumah dan keluarga itu terasa kembali lagi, begitulah kata yang dilontarkan ibuku. Akan tetapi, itupun tidak akan berlangsung lama. Rindu yang baru saja terobati, harus terulang kembali. Aku dan adik-adikku harus kembali pergi untuk melanjutkan perjuangan kami. Tentu aku sedih, tetapi aku ada impian yang harus kukejar. Aku harus menjadi lulusan sarjana, demi masa depanku.
Di perantauan, aku seringkali merasakan rindu yang sangat dalam. Walaupun aku bisa sedikit mengobatinya dengan menelepon orang tuaku, tetapi rindu ini belum terobati jikalau belum berada di rumah. Begitulah rasanya menjadi anak rantau. Seringkali di telepon ibuku menanyakan kapan pulang. Apalagi adikku yang masih balita, aku baru saja berangkat dan saat aku sampai menelepon rumah, sudah bertanya kapan kakak pulang.
Aku sudah tidak asing lagi dengan pertanyaan kapan pulang. Begitulah pertanyaan saat aku tidak berada di rumah orangtuaku. Bukannya aku tidak ingin untuk pulang ke rumah, akan tetapi aku hanya mempunyai kesempatan untuk pulang saat libur akhir semester. Dan aku juga tidak bisa jikalau sering-sering pulang ke kampung halaman. Aku harus hemat supaya bisa memenuhi keperluanku selama di kota orang.
- Perkataan adalah Doa, Jodohku Sesuai Persis dengan yang Selama Ini Kupinta
- Kapan Kamu Kurus? Itu Badan Kok Mirip Gajah?
- Bukannya Tak Mau Menikah, Hanya Saja Kekasih Belum Melamar
- Jodoh Bukan Cuma Kita yang Mengatur, Ada Tangan Tuhan yang Bekerja
- Dilema Ibu Bekerja, Berangkat ke Kantor dengan Berlinang Air Mata
(vem/nda)