Punya pengalaman tak menyenangkan atau tak terlupakan soal pertanyaan 'kapan'? Kata 'kapan' memang bisa jadi kata yang cukup bikin hidup nggak tenang. Seperti kisah sahabat Vemale yang disertakan dalam kompetisi Stop Tanya Kapan! Ungkapkan Perasaanmu Lewat Lomba Menulis Juli 2018 ini. Pada dasarnya kamu nggak pernah sendirian menghadapi kegalauan dan kecemasan karena pertanyaan 'kapan'.
***
“Kapan lulus?”
Advertisement
“Kapan nikah?”
“Kapan nyusul?”
“Kapan punya bayi?”
“Kapan punya adek lagi?”
Dan kapan kapan lainnya.
Gerah nggak sih dengan semua pertanyaan pertanyaan itu? Yang kerap kali ditanya oleh orang-orang sekitar yang mungkin hanya sekadar mau tahu perjalanan hidup kita sudah sejauh apa ataupun sekadar basa basi yang tidak tahu lagi harus memulai topik obrolan mulai dari mana atau bisa juga setiap obrolan dengan teman atau keluarga berakhir dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Mungkin yang bertanya hanya ingat saat itu saja, akan tetapi apabila posisi kami yang ditanya percayalah hal itu akan terus diingat hingga obrolan itu usai.
Hei. Menikah bukan suatu perlombaan.
“Dia yang seumuran sama kamu sudah menikah, kok ya kamu belum juga ada tanda mau kenalin dia ke orang rumah?" Duh ya gini, tante dan om sekalian, menikah itu ibadah yang paling lama jadi tolonglah, tolong yang dengan teramat sangat jangan hujani kami dengan segala pertanyaan yang sejenis lainnya, kami paham kalian peduli dengan kami tapi ada hal lain yang sedang kami perjuangkan dan apapun itu kami lebih tahu apa yang harus kami lakukan. Kami sudah cukup dewasa atas diri kami harus melakukan apa dan bagaimana dalam menjalankan hidup.
Tidak ada hal yang lebih tahu dibandingkan dengan diri kita sendiri dan Tuhan, sudah sejauh apa kita merencanakan waktu terbaiknya, segala sesuatunya sudah memiliki takdir masing masing, jalan hidup yang berbeda, dan pertanyaan pertanyaan itu alangkah baiknya ditanyakan kepada diri sendiri sudah sejauh apa kita hidup di dunia? Sudah bermanfaat? Sudah memberikan kontribusi terbaikkah saat kita masih hidup?
Seperti halnya beberapa waktu yang lalu ketika saya berada di tengah-tengah acara arisan keluarga, “Jadi udah hamil belum?” Deg. Pertanyaan itu saya jawab dengan memberikan senyum semanis mungkin, “Belum, “ dan berlanjut dengan, “Jangan ditunda-tunda. Nggak baik." Ingin memberikan penjelasan lebih akan tetapi rasanya hati ini memberikan instruksi. Sudahlah, apapun yang mereka katakan tidak lebih tahu dari yang kita jalankan sekarang. Selalu berpikir positif apapun itu.
Semakin kita dewasa tidak semua hal harus diserap, ya mungkin mereka hanya peduli atau hanya sekadar basa basi cukup kita dengarkan sebagai bentuk untuk menghargai lawan bicara tapi ada yang lebih penting dari semua itu di hidup yang singkat ini, kita harus bahagia dengan semua pilihan hidup yang kita ingin jalani. Tidak ada yang lebih penting dari kebahagiaan diri sendiri. Tidak ada.
Jadi mulai sekarang yuk mulai berhenti untuk bertanya kapan ini dan itu, karena kami nggak perlu menjelaskan sudah sejauh mana kami berikhtiar dan berdoa. Karena hidup yang kami jalani lebih luas dari semua pertanyaan pertanyaan yang mereka ajukan. Tidak semua pertanyaan memiliki jawaban yang cepat, terkadang hanya waktu yang mampu menjawab semua itu dalam segala penantian, sabar dan usaha. Karena mereka tidak pernah tahu apa yang sudah kami lewati sejauh ini, seberjuang, dan sekeras apa. Tetap dalam ikhtiar masing-masing ya, ladies.
- Mencari Jodoh Jadi Terasa Makin Sulit Bila Dipaksakan
- Jika Tak Bisa Memberi Kepastian Maka Lepaskanlah, Cinta Bukan Permainan
- Kuputuskan Pacarku Demi Kamu, Tapi Kenapa Kamu Masih Bertahan Dengannya?
- Sempat Jalan Bareng, Hubunganku dengan Sahabat Cowok Malah Merenggang
- Dikenalkan ke Keluarga Bukan Jaminan Hubungan Akan Berakhir di Pelaminan