Punya pengalaman tak menyenangkan atau tak terlupakan soal pertanyaan 'kapan'? Kata 'kapan' memang bisa jadi kata yang cukup bikin hidup nggak tenang. Seperti kisah sahabat Vemale yang disertakan dalam kompetisi Stop Tanya Kapan! Ungkapkan Perasaanmu Lewat Lomba Menulis Juli 2018 ini. Pada dasarnya kamu nggak pernah sendirian menghadapi kegalauan dan kecemasan karena pertanyaan 'kapan'.
***
Setiap ada pertanyaan, "Kapan menikah?"
“Calonnya orang mana?”
“Udah lulus kuliah, kerjaan udah lumayan, jadi kapan nyebar undangannya nih?”
“Eh, kamu nggak pengen punya anak kayak si A, B, C? Anaknya lucu banget, gemesin lagi. Ayo dong nikah, keburu kiamat loh."
"Keponakan udah nikah, temen-temen seumuran sudah banyak yang punya anak bahkan ada yang sudah mau tiga, kok kamu belum sih?”
“Nunggu apalagi, si X yang wajahnya biasa aja sudah menikah. Sedang hamil lagi. Kamu jangan pilah-pilih jadinya nggak nikah-nikah."
Pertanyaan-pertanyaan itu keluar saat silaturahmi ke setiap pintu di rumah saudara, lebaran bulan Juni kemarin. Sebenarnya saya sudah mempersiapkan mental dan jawaban jika pertanyaan itu terlontarkan dan saya yakin akan terlontar dan pada akhirnya memang terjadi.
Umur saya akan menginjak 27 tahun di Desember 2018 ini. Saya asli Jawa, bekerja di Jakarta Selatan dan setiap pulang kampung khususnya lebaran selalu ada pertanyaan yang sama dengan orang yang itu-itu saja. Entah apa yang mereka pikirkan atas pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya, cari perhatian atau menyindir atau mendoakan agar secepatnya saya mendapatkan jodoh. “Insyaallah, doakan saja semoga disegerakan," adalah kalimat paling panjang yang saya jawab atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Advertisement
Selain itu, saya hanya tersenyum, tersenyum dan menahan (jujur) nyesek di hati. Menjadi perempuan yang berumur lebih dari seperempat abad adalah hal yang sedikit memalukan bagi kami yang hidup di lingkungan Jawa dengan masih menganggap wanita yang umurnya di atas 23 tahun belum menikah adalah perawan tua.
Saat lebaran, saya ke rumah sahabat saya untuk silaturahmi, saat itu orangtua sahabat saya tanya, "Jadi kapan nikah? Z udah mau punya anak yang kedua lho. Kamu gandengan aja belum punya." Dan sahabat saya juga menimpali, “Iya, kapan nih kamu nikah, jangan pilah-pilih lho nanti malah lama jodohnya."
Saya hanya tersenyum dan menjawab, “Iya, Bu. Segera, doakan saja." Sambil menatap sahabat saya, saya bilang, “Kalau bunuh diri itu boleh, saya sudah melakukannya." Sahabat saya langsung minta maaf karena melihat muka saya sedikit menahan emosi dan hampir meneteskan air mata.
Sahabat saya bilang kalau dia bercanda . Meskipun jika itu benar bercanda harusnya dia tahu betapa setiap halnya saya cerita ke dia termasuk mengenai jodoh. Hari itu saya kecewa ke dia meskipun pertanyaan itu sebenarnya sangat wajar, mungkin karena hati saya sedang tidak menentu membuat saya tidak bisa menahan emosi. Desakan orang tua dan keluarga membuat saya tambah emosi dan tidak ingin pulang kampung ketika lebaran. Apalagi jika orang tua sudah bilang, "Kapan kamu nikah? Mama malu ditanya tetangga kok anaknya belum nikah padahal udah jadi sarjana, kerja di ibukota, umurnya sudah lumayan tua." Ya Allah, rasanya saya ingin lompat dari gedung berlantai 27.
Sebagian orang menganggap pertanyaan kapan menikah bisa dijawab dengan mudah, santai, candaan, minta doa atau dengan balik bertanya untuk ngeskak mat yang bertanya. Tapi bagi saya saat ini, pertanyaan kapan menikah sangat sensitif di telinga dan air mata. Ratusan pertanyaan yang sama yang dibumbui perbandingan A, B, C sangat membuat saya down dan tak tahu bagaimana untuk menjawab.
Saya berdoa Tuhan berbaik hati menyegerakan saya bertemu dengan jodoh yang pantas, yang tercipta untuk saya dan yang pasti agar setiap tahun tidak ada pertanyaan, "Kapan menikah? Kamu Kondangan mulu, kapan dikondanginya?"
- Jangan Merasa Ciut dengan Tanya Kapan, Sebab Tuhan Akan Selalu Menolongmu
- Kutulis Setiap Target 'Kapan' di Secarik Kertas dan Semuanya Terwujud!
- Stop Tanya Kapan! Ungkapkan Perasaanmu Lewat Lomba Menulis Juli 2018
- Jangan Tanya 'Kapan Kerja?' Kalian Tak Tahu Seberapa Keras Aku Berusaha
- Usia 27 Tahun Belum Menikah, Meski Tampak Tegar Aku Menyimpan Kesedihan
(vem/nda)