Saya sebagai seorang ibu rumah tangga yang memiliki suami dan dua orang anak yang masih balita. Saya juga merawat ibu saya yang sedang sakit-sakitan. Ayah saya sudah lama meninggal, sedangkan adik saya tinggal di luar pulau bersama istri dan anaknya. Sehingga saya yang harus merawat ibu yang sudah 4 tahun terkena stroke. Suami saya seorang karyawan biasa yang sering lembur di kantor. Sehingga semua pekerjaan rumah saya sendiri yang mengerjakan. MemangĀ tidak mudah merawat dua balita dan lansia sekaligus, tapi saya yakin tidak ada yang tidak bisa asalkan kita menerima dan menjalani dengan ikhlas dan sabar
Seorang wanita itu tidak hanya harus tangguh tapi juga harus bisa melindungi dirinya dan orang yang dia sayangi. Saya harus selalu kuat dan semangat dalam menjaga mereka. Mulai bangun pagi saya siapkan makanan untuk suami, ibu dan anak-anak. Saya memberikan makanan yang bernutrisi dan mengandung gizi seimbang untuk keluarga saya. Anak-anak harus cukup gizi dan vitamin untuk tumbuh kembangnya. Karena mereka masih masa-masa golden age, maka saya selalu memberikan terbaik untuk kesehatannya, pendidikannya dan cara asuh pengolahannya. Saya selalu belajar tentang parenting bagaimana pola didik anak yang benar dan bijaksana. Saya tidak mau dikatakan sebagai ibu yang gagal dalam mendidik anak.
Suami juga harus makan makanan yang bergizi untuk aktivitasnya yang super padat agar tetap fit dan staminanya tetap terjaga hingga nanti sore. Apalagi dia sering kerja lembur. Sebagai seorang istri saya harus memaklumi kerjaan suami. Saya selalu menyiapkan air hangat dan secangkir kopi favoritnya saat dia pulang kerja. Saya selalu menjaga komunikasi dan kesabaran lebih untuk mempertahankan rumah tangga saya. Selalu berkomitmen untuk bertahan dalam masa sesulit apapun dan masa setidaknyaman apapun.
Sedangkan dalam mengurus ibu saya juga harus ekstra sabar. Beliau harus makan makanan yang dianjurkan dokter, agar cepat pulih dari sakit dan sembuh total dari stroke. Saya selalu mengatur jadwal makan dan pemberian obat. Melatih beliau menggerakkan tangan dan kaki agar bisa sembuh. Mengajak beliau ngobrol dan menghibur beliau dengan candaan gurauan. Saya berharap ibu saya bisa sembuh seperti sedia kala.
Tugas seorang ibu rumah tangga memang tidak pernah ada habisnya. Tapi bagaimana kita harus bisa mengatur waktu sedemikian rupa agar semua berjalan baik-baik saja. Saya sendiri sadar bahwa saya tidak boleh sakit, karena sapa yang akan mengurus kedua balita saya dan ibu saya. Akhirnya saya sadar bahwa saya juga harus melindungi diri saya sendiri dari rasa capek, rasa lelah, penyakit, dan banyak lainnya.
Advertisement
Setiap minggu saya meminta suami untuk punya quality time dari aktivitas keseharian. Biar saya tidak stres dan lelah dalam mengurus rumah tangga. Untungnya suami saya selalu membantu saya kalau hari Sabtu dan Minggu. Terkadang saya tidak diperbolehkan masak, tapi kami makan bersama di luar rumah. Saya bersyukur sekali mempunyai suami yang perhatian dan tanggung jawab.
Itulah cerita saya menjadi wanita penjaga untuk orang-orang yang saya sayangi. Semoga bisa menjadi inspirasi untuk wanita-wanita yang tangguh dan tidak mudah menyerah. Karena wanita memang tercipta untuk selalu kuat dan mandiri.
- Jangan Terlalu Perfeksionis, Jaga Kesehatan Tetap Jadi Prioritas Utama
- Nak, Hal-Hal Inilah yang Ibu Lakukan untuk #JagainKamu Sampai Kamu Dewasa
- Pesan Terakhir Papa Sebelum Meninggal
- Berkarier Tak Membuatku Lupa Akan Tanggung Jawab Menjaga Buah Hatiku
- Meski Maut Memisahkan Kekasih Hati, Cinta Sejati Akan Selamanya Abadi
(vem/nda)