Puasa Ramadan membuat kita mengurangi frekuensi makan kita yang biasanya 3 kali menjadi 2 kali. Bukan hanya itu, kita pun harus menahan haus selama seharian.
Menahan lapar dan haus sebenarnya membuat kita sehat. Hal ini terjadi karena didalam berpuasa terdapat pembatasan asupan makanan, keteraturan dan pengendalian diri.
Menurut Dr.Ari Fahrial Syam
dari www.dokterari.com, ketiga unsur tersebut sesuatu yang seharusnya konsiten kita laksanakan baik pada saat berpuasa dan setelah berpuasa. Berikut ulasan ketiga hal yang membuat tubuh lebih sehat ketika puasa menurut Dr.Ari Fahrial Syam:
Advertisement
1. Pembatasan asupan makanan
Dampak adanya pembatasan makan dalam hal ini pembatasan asupan kalori jelas akan membuat manfaat bagi kesehatan bagi seseorang yang menjalani ibadah puasa tersebut. “Pembatasan makan akan membuat tubuh melakukan penhancuran lemak tubuh. Pembatasan makan juga menyebabkan pengurangan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh kita,” ujarnya seperti rilis tertulis yang diterima redaksi Vemale.com.
Jadi dengan adanya pembatasan makan, berat badan akan turun, kolesterol akan turun, kadar gula darah juga menjadi lebih terkontrol. Selain itu adanya puasa sepanjang hari akan membuat kita mengurangi konsumsi camilan-camilan yang tidak sehat seperti coklat, keju, lemak.
“Sehingga puasa akan membuat orang sehat menjadi tambah sehat dan orang dengan penyakit kronis (Hipertensi, Kencing Manis, Kegemukan dan kolesterol tinggi) akan membuat penyakit menjadi lebih baik dan terkontrol,” paparnya.
Tentu kondisi sehat yang kita harapkan ini tidak akan tercapai kalau dalam berpuasa ini kita melakukan budaya balas dendam saat berbuka. Sehingga tujuan pembatasan makan dan pembatasan kalori tidak tercapai.
2. Keteraturan
Pasien sakit maag yang sebagian besar adalah sakit maag fungsional, yaitu dimana jika dilakukan evaluasi tidak ditemukan kelainan. Pasien dengan maag fungsional biasanya dengan berpuasa keluhan sakit maagnya berkurang dan merasa lebih sehat pada saat berpuasa.
Hal ini terjadi karena keluhan sakit maag yang timbul pada pasien akibat ketidakteraturan makan, konsumsi makanan camilan,seperti makanan yang berlemak, asam, dan pedas sepanjang hari, konsumsi minuman bersoda dan minum kopi,merokok dan juga faktor stres.
Selama berpuasa,pasien-pasien ini pasti makan lebih teratur karena hanya dua kali dengan waktu yang lebih kurang sama setiap harinya selama puasa ramadan,yaitu saat sahur dan berbuka. Keteraturan inilah yang bisa membuat pasien dengan sakit maag tersebut sembuh.
3. Pengendalian Diri
Pengendalian diri merupakan hal penting agar kita tetap sehat. Jiwa yang sehat kunci agar kita tetap sehat. Berbagai macam sakit fisik terjadi karena jiwa yang terganggu. Kita mengenal penyakit psikosomatik.
“Pasien yang cemas cenderung asam lambungnya tinggi, dan akhirnya maagnya dapat terganggu. Pasien dengan hipertensi TD akan naik jika emosinya terganggu. Pasien Asma bisa kambuh karena sedang dalam keadaan stress. Jantung berdebar-debar, tangan berkeringat, pegal-pegal ditengkuk bisa berhubugan dengan faktor psikis,” paparnya.
Dengan pengendalian diri selama berpuasa diharapkan faktor psikis yang bisa mengganggu fisik tersebut tidak muncul.
Akhirnya dengan berpuasa kita dapat mengurangi makan, hidup lebih teratur dan pengendalian diri.
Selesai puasa nanti seharusnya ketiga hal tersebut dapat diteruskan dalam kehidupan sendiri, makan tidak boleh berlebihan, makan sesuai kebutuhan, karena jika makan berlebihan maka makanan tersebut akan ditimbun dalam tubuh kita dalam bentuk lemak, di hati (fatty liver), di kandung empedu (Batu KE), di pembuluh darah jantung maupun pembuluh darah otak.
(vem/asp)