Fimela.com, Jakarta Patah hati, putus cinta, atau mengalami penolakan cinta jelas membuat hati terasa sangat sakit. Rasa sakitnya pun bisa sanga tak tertahankan, sampai dunia rasanya runtuh seketika. Saat sedang terpuruk seperti ini, orang-orang di sekitar kita mungkin akan memberi kita banyak nasihat untuk berusaha berpikir positif.
Berpikir positif dan move on memang mudah dikatakan. Namun, seringkali pada kenyataannya sangat sulit untuk dilakukan. Memulainya pun bisa sangat berat. Bila hal ini yang terjadi, maka tak ada salahnya kita izinkan diri kita untuk menangis. Menangis karena hati yang terluka dan tersakiti sah-sah saja, kok.
1. Menangis Bisa Meringankan Beban
Advertisement
Kalau perasaan sedih dan sakit hati cuma bisa dipendam, lama-lama bisa jadi "racun" dalam diri sendiri. Jadi daripada terus disembunyikan, bisa coba dikeluarkan atau dibuang melalui air mata. Setidaknya perasaan akan plong dan beban terasa lebih ringan setelah semua air mata kita tumpahkan.
2. Menangis Menghapus Perasaan Negatif
Dari setiap air mata yang menetes, anggaplah satu perasaan negatif terlepas dan terhapus. Dengan begini, setelah kita meluapkan semua beban dengan air mata, perasaan negatif akan terhapus. Hati kita bisa terasa lebih lapang lagi.
Advertisement
“Don't be ashamed to weep; 'tis right to grieve. Tears are only water, and flowers, trees, and fruit cannot grow without water. But there must be sunlight also. A wounded heart will heal in time, and when it does, the memory and love of our lost ones is sealed inside to comfort us.” ― Brian Jacques, Taggerung
3. Menangis Jadi Awal Baru untuk Menerima Perasan Positif
Anggaplah hatimu kembali jadi gelas kosong. Setelah semua emosi dan perasaan negatif dikeluarkan, maka yang tersisa adalah ruang lapang di dalam dada. Dari sini kita bisa lebih siap menerima perasaan positif. Bisa lebih mudah untuk move on karena di hati kita sudah tersedia tempat yang lapang untuk menampung hal-hal yang lebih baik.
4. Menangis Memberi Kita Waktu untuk Bisa Lebih Kuat
Menangis bukan berarti kita cengeng. Justru kita bakal punya lebih banyak waktu untuk merenung dan melakukan refleksi diri. Termasuk juga untuk memaafkan diri sendiri yang mungkin pernah salah melangkah atau keliru dalam membuat pilihan. Dari sini, kita bisa mengambil pelajaran dan menjadikan kita lebih dewasa serta kuat menghadapi kenyataan.
Kalau menurutmu sendiri bagaimana, Sahabat Fimela? Setuju nggak kalau menangis itu tetap diperlukan untuk bisa menyembuhkan perasaan terluka dan tersakiti?