Fimela.com, Jakarta Hidup di era digital dengan semua orang yang mudah terhubung via media sosial memang ada tantangannya sendiri. Salah satunya adalah munculnya orang-orang yang berkomentar seenaknya sendiri di akun media sosial kita. Seperti mengomentari kekurangan fisik kita (body shaming).
"Ih, kamu gendutan deh!"
"Itu pahamu kok jadi kelihatan makin besar, ya."
Advertisement
"Ya ampun, kamu sekarang kurus banget kayak mayat hidup."
Duh, pasti kesel ya kalau ada komentar celaan tersebut muncul di kolom akun media sosial kita. Entah itu dari orang asing atau bahkan dari orang terdekat kita sendiri. Clekit banget rasanya kalau mendapat celaan atau hinaan yang berkaitan dengan fisik kita.
Adakalanya kita hanya perlu mencuekkan komentar-komentar negatif tersebut. Bersikap cuek seringkali justru membantu kita agar terhindar dari stres.
Yang bisanya cuma mencela itu sebenarnya tidak bahagia dengan dirinya sendiri
Orang lain mencari kekurangan kita karena ingin merasa lebih baik. Dia sebenarnya sedang cari cara atau pembelaan agar bisa mendapatkan kebahagiaanya sendiri. Orang seperti itu pun sebenarnya hanya pengecut. Beraninya cuma mencari kejelekan orang lain, padahal hidupnya sendiri lebih berantakan dari hidup kita.
Waktu kita terlalu berharga untuk dibuang percuma
Simpelnya sih, kalau ada yang memberi kita komentar negatif di media sosial, kita tinggal blokir saja akunnya. Tak perlu berurusan dengannya. Tak perlu membuang waktu mencari tahu identitasnya. Kalau yang berkomentar negatif itu orang terdekat kita, ya sampaikan saja kalau kita tak suka dengan komentarnya itu. Kalau dia memang pengertian, pasti dia akan menghapus komentarnya. Kalau tidak, ya sudah biarkan saja.
Kita berhak bahagia dengan kehidupan kita sendiri
Misalnya, tubuh kita sekarang lebih gemuk karena baru saja melahirkan. Orang-orang yang mengomentari tubuh gemuk kita memang kurang kerjaan. Dia tak paham dengan perjuangan berat yang baru kita lewati dalam persalinan. Meski begitu, kita tetap perlu bahagia dengan kehidupan diri kita sendiri. Tak semua orang perlu diberi penjelasan dengan setiap hal yang kita jalani.
Yang cuma bisa mencela kekurangan fisik orang itu pengecut
Beraninya cuma berkomentar di media sosial. Kalau ketemu langsung, nggak pernah berani menatap mata. Ya, anggap saja mereka yang hobinya melakukan body shaming itu pengecut. Cuma bisa nyinyir dan menyakiti orang lain, padahal hidupnya sendiri belum tentu lebih baik dari orang yang dinyinyirin.
Marah dan kesal pastinya saat kita mendapat komentar menyakitkan soal kekurangan fisik kita. Tapi kalau terlalu diladeni, malah cuma bikin tambah sakit hati. Jadi, mending cuekin aja, ya kan?