Setiap wanita punya kisah hebatnya masing-masing. Banyak inspirasi yang bisa didapat dari cerita seorang wanita. Seperti tulisan dari sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Rayakan Hari Perempuan Sedunia ini.
***
Dulu, ketika aku lulus SMA orang tuaku melarangku untuk melanjutkan kuliah. Terutama Ibu yang melarangku keras agar aku tak perlu kuliah. Karena beliau berpikir buat apa perempuan sekolah tinggi-tinggi toh ujung-ujungnya masuk dapur juga. Ibuku memang termasuk orang yang punya pikiran kuno. Masih percaya bahwa perempuan hanya boleh berada di rumah, mengurus anak dan suami. Perempuan tidak boleh bekerja di luar rumah. Karena ditakutkan jika sudah berkeluarga nanti wanita akan merasa lebih tinggi derajatnya di banding laki-laki.
Advertisement
Sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, menjadi kewajibanku untuk mendengarkan perintah mereka. Tetapi di sisi lain aku bukanlah type wanita yang seperti itu. Aku ingin menjadi wanita yang berguna untuk orang lain. Dengan segala kemampuanku aku ingin menjadi wanita sukses dan bisa membahagiakan kedua orang tua tentunya.
Akhirnya aku mengambil jalan tengah yaitu meminta diizinkan bekerja saja sebelum aku menikah. Setelah menikah nanti aku berjanji tidak akan bekerja lagi. Tak masalah jika aku tak diizinkan kuliah namun diizinkan untuk bekerja sebelum aku menikah nanti. Kedua orangtuaku pun akhirnya mengizinkan.
Satu bulan lamanya aku melamar kerja di beberapa perusahaan. Dan akhirnya aku mendapat panggilan kerja di salah satu perusahaan di Kota Bekasi. Dengan memohon-mohon dan sedikit memaksa agar aku diizinkan untuk berangkat merantau ke Bekasi, orangtua pun mengizinkanku untuk berangkat. Dengan syarat aku harus bisa jaga diri di sana. Aku pun berangkat dan melaksanakan tes kerja. Dan alhamdulillahnasib baik berpihak kepadaku. Aku diterima kerja.
Dua tahun sudah aku bekerja. Ibu pun menyuruhku menepati janjiku. Agar aku segera berhenti bekerja dan segera menikah. Mau tidak mau aku harus menuruti kata Ibu.
Kuputuskan untuk berhenti bekerja dan aku pun menikah dengan laki-laki pilihan Ibu. Bagiku menikah bukanlah akhir dari segalanya. Aku masih berusaha untuk menjadi wanita yang berguna untuk orang lain. Aku ingin mempunyai penghasilan sendiri. Tidak hanya bergantung pada suami. Akhirnya dengan sisa tabunganku selama bekerja dua tahun aku modalkan untuk membuka usaha konveksi kecil-kecilan. Aku membeli mesin jahit dan beberapa meter bahan untuk aku jadikan menjadi sebuah baju gamis syar’i. Aku mendesain sendiri modelnya dan aku jahit sendiri dengan tanganku.
Tak kusangka hasil desain baju gamisku banyak yang suka dan mulai ada beberapa yang pesan. Berawal dari online sampai akhirnya aku mampu mendirikan sebuah toko baju syar’i sendiri. Dan sekarang sudah ada beberapa cabang di kota-kota lain. Aku merasa puas dengan usahaku. Terlebih kedua orangtuaku sangat bangga kepadaku. Mereka tidak lagi melarangku untuk melakukan apapun yang terpenting sebagai wanita tidak boleh meninggalkan kewajibannya sebagai mana mestinya.
- Berhenti Jadi TKW, Aku Menjadi Pemilik Kafe
- Hadirnya Anak Membuatku Seolah Terlahir Kembali Jadi Wanita yang Lebih Kuat
- Penyakit Itu Muncul Lagi Saat Aku Sudah Jadi Ibu dan Wanita Karier
- Aku Memilih Lanjut Kuliah, karena Tak Mau Beranak Dua di Usia Muda
- Tuhan Memberi Sakit Bukan karena Benci, Tapi Ia Sebenarnya Sedang Mengasihi