10 tahun memendam rasa dan tetap bertahan, benarkah karena cinta atau justru karena terlalu keras kepala?
***
Mencintai seseorang dalam hidup ini memang merupakan sebuah kenikmatan dan keindahan. Itu bisa dirasakan secara penuh ketika kita mampu menerima kembali cinta tersebut atau bisa dibilang orang yang kita cintai juga mencintai kita. Lain hal dengan yang hanya kita saja yang mencintainya bisa dibilang cinta sepihak, bagi sebagian orang menganggap cinta sepihak adalah sebuah kesalahan karena kala kita mencintai seseorang kita juga berhak dicintai.
Tapi berbeda denganku, aku menikmati cinta sepihak ini walaupun tidak mudah untuk menjalaninya.
Tidak mudah memang mencintai tanpa memilikinya tapi aku menikmatinya, aneh memang tapi begitulah adanya, bisa saja kita sering dihadapkan dengan rasa cemburu yang menggebu gebu tapi apa daya dia tidak terikat hubungan dengan kita jadi kembali lagi kita harus menahannya. Aku mencintai dan menyukai sahabatku sahabat dekatku sejak kecil. Aku hanya mampu melihatnya, menyapanya, bercengkrama dengannya tanpa dia tahu bahwa aku menyukainya sejak lama. Aku terlalu takut jika aku mengungkapkannya maka akan merusak pertemanan kami yang sudah terjalin sejak lama.
Aku merasa aku terjebak dalam lingkaran hitam tanpa ujung karena menyukai sahabatku sendiri. Bodoh memang jika kamu menyukai seseorang tapi tetap diam saja setelah sekian lama dan tetap bersamanya menjalin pertemanan dengannya dengan mudahnya. Kembali lagi ke bagaimana aku yang takut untuk mengungkapkannya akan merusak pertemanan kita yang terjalin sudah sangat lama.
Kami yang dulu sering bersama, bercanda bersama, bermain bersama, seperti pepatah jawa yang mengatakan “witing tresno jalaran soko kulino” seperti itulah kisahnya dimulai. Berawal dari seringnya kami bertemu seringnya kami bersama membuat rasa itu muncul secara tiba-tiba, memang wajarkan jika cinta muncul secara tiba-tiba seperti itu.
Advertisement
Awalnya aku hanya mengira itu sebuah cinta monyet tapi ternyata salah, dengan yang sekarang intensitas kami bertemu semakin jarang aku masih tetap menyukainya. Ya, sekarang kami terpisahkan jarak dan jarang sekali berkomunikasi. Bahkan beberapa tahun belakangan ini kami jarang bertemu hanya satu dua kali saja kita bertemu dan hanya bertegur sapa, semua menjadi canggung ketika kita sudah dewasa.
Entah karena dia yang sudah mengetahui aku yang menyukainya atau entah karena memang usia kami sudah terbilang cukup dewasa dan menjadi saling canggung. Tapi anehnya aku bahkan belum mampu mencintai ataupun menyukai orang lain selain dia. Aku terlalu larut dalam perasaan yang entah sampai kapan akan berakhir dan menghilang.
Sudah sering kali aku mendengar kabar dia yang sekarang sudah berpacaran dengan teman sekampusnya dan kadang itu membuatku menjadi cemburu, cemburu kepada orang yang sekarang berada di dekatnya yang bisa melihatnya setiap saat, melihat senyumnya yang manis itu, rasanya aku rindu masa di mana aku menikmati itu semua.
Kadang terbesit perasaan menyesal kenapa dulu aku tak jujur padanya kalau aku menyukainya, tapi terkadang aku bersyukur memendam rasa itu sekian lama karena itu yang membuatku bertahan menjaga perasaan ini untuknya. Salah satu alasan kenapa dulu aku memilih diam dan memendamnya sendiri karena aku tahu kalau dia bukan orang yang menyukaiku dalam hal sebuah hubungan yang serius, tapi dia hanya nyaman kepadaku dalam hal pertemanan saja, aku paham itu dan sangat paham. Aku saja yang terlalu larut dalam rasa ini, aku yang tidak bisa mengendalikan perasaan dalam diriku ini.
Kala salah satu teman terdekatku (perempuan) dengan jengkelnya bilang kenapa aku tidak menyerah saja dan berusaha membuka hati untuk yang lain jawabannya masih sama, “Aku masih menyukainya, entah sampai kapan pun, tak peduli sesakit apa itu tak peduli secemburu apa itu, tak peduli seberat apa itu, selama apa itu, aku akan tetap berusaha mencintainya sampai aku benar benar berani mengungkapkannya secara langsung dan di situ aku akan berhenti."
Aku terlalu menikmati masa-masa ini, masa di mana aku benar-benar menyukai seseorang. Aku mencintainya dengan semampuku tidak peduli dia menyukaiku atau tidak aku akan tetap menyukainya karena ini menyenangkan untuk dijalani.
Mencintai dan dicintai mungkin menjadi harapanku di masa depan kelak, aku menunggu hari itu tiba. Hari di mana aku mengungkapkan semuanya dan dia membalas apa yang kuungkapkan dengan kata, “Aku juga menyukaimu."
Aku mencintaimu dengan semampuku. Dan aku tetap menunggumu tak peduli seberapa lama itu dengan senyuman ini.
- Kisah Pemuja Rahasia: Namanya Senja, Dia Kisahku
- 4 Tanda Diam-Diam Pria Ini Naksir Anda
- Hiks.. Sedihnya Saat Jatuh Cinta Diam-Diam
- Mengapa Banyak Wanita Potong Rambut Saat Putus Cinta?
- Maafkan Ia Seperti Kamu Ingin Dimaafkan
(vem/nda)