Tulisan Sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Bukan Cinta Biasa ini jadi gambaran bagaimana jodoh bisa bekerja dengan cara yang tak pernah kita duga.
***
Sebagian dari kita tidak percaya dengan adanya cinta pada pandangan pertama. Namun aku percaya karena kejadian di awal tahun ini yang mempertemukan aku dengan pria dengan penuh ketidaksengajaan.
Bulan Januari 2018, aku pergi ke acara pernikahan teman kuliahku. Tempatnya jauh, hampir saja aku tidak ke sana namun hati kecilku menyuruhku untuk tetap hadir karena itu hari bahagianya temanku. Perjalanan menuju ke sana pun penuh dengan perjuangan, hujan di tengah perjalanan dan untungnya aku bukan wanita yang memakai topeng makeup, jadi walau terkena hujan pun, alisku tak akan luntur haha.
Oke, balik ke topik awal.
Sesampainya di sana, aku langsung menghampiri pelaminan itu. Terlihat sang pengantin sedang berfoto ria dengan teman-teman kerjanya. Saatnya pun tiba, aku naik ke pelaminan temanku, mengucapkan selamat, dan tidak lupa berfoto. Ketika aku turun dari pelaminan temanku, ada sosok pria yang aku tak kenal namun tak sengaja mataku menangkap matanya yang sedang melihat ke arahku, aku pun memberikan senyuman ramah. Tak ada maksud apapun karena aku juga belum mengenalnya. Kalau ditanya suka atau tidak pada saat itu, aku sudah dibuat suka pada pandangan pertama itu. Namun, aku pikir, ah sudahlah. Mana mungkin. Tampangnya juga terlihat playboy.
Keesokan harinya, ada DM di Instagramku. Saat dibuka, aku belum menyadari siapa dia, sampai akhirnya dia memperkenalkan diri. Kami chating di DM dan lanjut ke WhatsApp. Aku sebenarnya bukan tipe yang mudah memberikan nomor HP-ku, tapi aku sudah merasa nyaman saja dengannya. Di WhatsApp pun chatingan kami semakin seru dan nyambung.
Advertisement
Empat hari kemudian, aku yang ada urusan hendak pergi ke suatu tempat dan dia berinisiatif ingin mengantarku dan tentu saja aku izinkan. Kami pun makan malam bersama dan saling bercerita. Entah kenapa, belum ada seminggu namun aku seperti sudah lama kenal dan tak ada rasa malu jaim ketika bersamanya.
Hari kelima, aku dibawa ke rumahnya untuk diperkenalkan kekeluarganya. Seminggu kemudian, aku dibawa berkunjung ke rumah saudaranya untuk diperkenalkan. Dua minggunya aku diperkenalkan dengan keluarga besarnya. Aku pun juga demikian, kubawa dia ketika ada acara di keluarga besarku. Dan aku belum pernah memperkenalkan pria ke keluargaku dengan tujuan hanya agar mereka kenal saja. Yang sudah sudah aku bawa pria ke rumahku karena ada tujuan tertentu, entah karena aku ingin main dan dia kusuruh untuk meminta izin atau apapun itu.
Tak ada keraguan dengan pria ini. Asal kalian tahu, sebelum aku bertemu dengan pria ini, aku memiliki bayangan pria ideal yang hampir sempurna, harus sarjana, pekerjaannya bagus, dan bla bla bla. Namun ketika bertemu dengan pria ini, seakan semua itu sirna. Aku menerima semua kekurangannya seperti aku menerima kelebihannya. Dia bukan sarjana, pekerjaannya pun biasa saja, dia dari keluarga biasa pula. Namun dia terlihat sempurna, setiap aku jalan dengannya, dia selalu mengingatkan aku dengan Tuhanku. Dia yang mengingatkanku untuk sembahyang. Dia yang dengan sabarnya memberi tahuku ketika aku salah, memberi tahuku dengan tidak mengguruiku. Itu yang tidak kutemukan di pria-pria sebelumnya.
Saat ini kami sudah hampir 2 bulan bersama dan insyaallah kami yang bertemu di pelaminan orang lain akan dipertemukan oleh Allah di pelaminan kami sesegera mungkin.
Tulang punggung akan selalu menemukan tulang rusuknya di saat yang tepat.
- Salahkah Aku yang Mencintai Papa Tiriku?
- Yang Berat dalam Cinta Itu Bukan Pengorbanan, Tapi Memaafkan Pengkhianatan
- Cinta Sejati Ibuku Mengalahkan Kekuatan Dukun Nenekku
- Ketika Kehilangan Rasa Percaya Diri Membuat Hidupku Seakan Tak Berarti
- Tak Pacaran, Menikah di Usia 34 Tahun dengan Pria yang Dikenal di Internet