Setiap wanita memiliki kisah cintanya masing-masing. Ada yang penuh liku, luka, hingga akhir kisah yang mungkin tak pernah diduga. Seperti kisah Sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Bukan Cinta Biasa ini.
***
Bisakah hari ini, hari terakhirku mengetahui kabar dia?
Bukan tanpa alasan aku ingin mengetahui kabar tentangnya, karena tiba-tiba dia selalu hadir dalam mimpiku yang terus menerus tentangnya. Padahal sama sekali aku tidak pernah memikirkannya di alam sadarku tetapi entah kenapa dia selalu hadir di mimpiku. Dan dalam mimpi pun kisahnya selalu sedih menceritakan kami tidak bisa bersama saling memiliki satu sama lain.
Sebenarnya aku sangat tidak suka membicarakan masa lalu, terlebih tentang asmaraku. Entahlah aku merasa memiliki masa lalu kelam yang ingin kulupakan dan tidak kumaafkan! Saat ini aku telah memiliki kehidupan yang baru bersama suami dan anakku Leo yang manis selalu ada di sisiku. Lima tahun sudah kami mengarungi bahtera rumah tangga dan di tahun kelima ini aku sering sekali terbangun setiap malam karena memimpikan hal yang sama.
Cinta masa SMA aku yakin sih kebanyakan orang merasakannya, tapi menurutku pengalaman cinta pertamaku terlalu berat untuk dilupakan dan manis untuk dikenang. Kami saling mencintai seakan-akan dunia milik kita berdua dan pasti akan hidup bersama selamanya. Setiap hari aku berdoa supaya dia menjadi suamiku kelak. Dia begitu dalam menempati posisi di dalam hatiku. Aku begitu sangat mencintainya, setiap waktu memikirkannya dan rasa rindu yang tidak pernah habis untuknya. Kalian tahu kebersamaan kami hanya satu tahun, tahun kedua dia lulus SMA dan melanjutkan kuliah di luar negeri.
Advertisement
Dalam penantian yang panjang dan keterbatasan komunikasi kami tetap menjaga cinta dan memupuknya dengan cara apapun walaupun sederhana tapi manis. Setiap akhir pekan kami berjanji bertemu di dunia maya, dan aku habiskan waktu berjam-jam duduk di depan komputer hanya untuk chatting dengannya dan melihat wajahnya dengan kamera yang kupasang di depan komputerku. Hal ini kami lakukan selama kurang lebih lima tahun, aku memantapkan hati untuk tetap setia kepadanya, menjaga cinta dengan susah payah karena banyak godaan cinta lain yang datang saat itu.
Di saat waktu yang aku tunggu-tunggu untuk menanyakan kepadanya arah dan tujuan cinta yang kami bina akan bermuara kemana dan tentunya aku sangat menginginkan akhir cinta kami akan berujung ke pelaminan. Aku perempuan butuh kepastian. Di saat aku merasa sudah waktunya untuk memutuskan dan mengetahui apa yang dia inginkan dengan hubungan kami. Aku mempertanyakan kepadanya, “Sayang, apakah kamu serius kepadaku dan siap untuk menikah?” Tetapi dia kekasihku yang aku harapkan menjawab sesuai keinginanku seperti, "Ya aku siap hidup bersama denganmu selamanya," terlihat bimbang dan ragu. Dia lebih memilih putus denganku jika aku memintanya untuk segera menikahiku.
Hatiku hancur dan sakit sekali. Penantianku, kesetiaanku, rasa rinduku selama bertahun-tahun hanya untuknya tidak berarti apa-apa di matanya. Entah apa alasan pasti dia bersikap seperti itu. Tetapi aku tidak ingin disebut wanita yang lemah dan putus asa karena putus cinta. Aku masih bisa melanjutkan hidup tanpa dia sampai aku bisa lulus kuliah dengan baik dan berprestasi. Beberapa lelaki mendekat untuk mendapatkan cintaku. Aku terima tanpa ada rasa cinta seperti aku mencintai kekasihku dulu. Sampai akhirnya aku dipinang oleh seseorang yang merupakan kakak dari temanku semasa kuliah. Aku menerimanya tanpa berpikir panjang dan tidak ada rasa cinta sama sekali. Mungkin pelampiasan kekecewaanku.
Pernikahanku hanya seumur jagung dan tanpa anak, suamiku yang baru aku kenal terasa kaku tanpa rasa sebagai sepasang suami istri yang saling menyayangi. Dan aku dibayang-bayangi oleh masa lalu. Cintaku yang indah namun berakhir pahit. Tetapi tetap saja aku sulit untuk melupakannya seakan-akan dia terpatri dalam jiwaku, dalam sekali.
Suatu hari yang tidak disangka-sangka aku bertemu dengan mantanku itu, hatiku merasa sangat senang. Seperti bunga yang sudah layu disiram kembali dengan air kerinduan. Kami mengobrol panjang lebar. Waktu itu dia pulang ke indonesia dan melanjutkan kuliah S2 yang kebetulan aku juga melanjutkan S2 di kampus yang sama. Mungkin benih-benih cinta muncul kembali di antara kami. Atau memang aku yang tidak pernah berhenti mencintainya walaupun dalam benci.
Kehidupan pernikahanku dengan suamiku telah berakhir hanya butuh satu tahun saja dikarenakan aku sudah tidak mau hidup bersamanya. Penyebabnya karena aku bertemu lagi dengan cintaku yang hilang, cinta yang berharga untukku. Tetapi tidak untuknya. Sampai pada saat kami sama-sama lulus kuliah S2, aku kembali memintanya untuk memutuskan kita menikah. Tetapi itu tidak bisa terjadi dengan berbagai alasan. Ini menurutku adalah puncaknya aku membenci seseorang dalam hidupku. Aku benar-benar marah dan sangat ingin menghilangkan ingatanku tentang semua yang sudah terjadi dalam hidupku. Terutama dia harus hilang seakan-akan tak pernah hidup di dunia ini.
Dua tahun kemudian, dengan susah payah aku mengobati begitu banyak luka dan melanjutkan hidup dengan tertatih-tatih. Rasa benciku tentang hidup dan cinta yang menimpaku di masa lalu sedikit-sedikit mulai surut. Aku sudah tidak membencinya tetapi aku belum memaafkannya.
Suatu hari aku bertemu dengan pria yang baik lelaki yang benar-benar mencintaiku menerimaku apa adanya tanpa melihat masa laluku. Dia yang mendampingiku sampai saat ini dia menjadi suamiku dan kami memiliki seorang putra yang sangat lucu kunamai Leo. Aku mencintai suamiku dengan ikhlas dan kami hidup bersama dengan bahagia dalam suka dan duka. Tidak ada lagi bayang-bayang masa lalu atau terbersit di kepalaku tentang cinta selain cinta suamiku. Aku begitu bahagia dan bangga dengan keluargaku sekarang.
Sampai lima tahun pernikahan kami, aku yang tiba-tiba memimpikan mantanku yang dulu secara terus menerus setiap malam, sampai-sampai aku ingin menangis ketika terbangun dari tidurku. Aku berusaha untuk tidak memikirkan mimpiku itu karena aku memang sudah melupakan masa laluku, sedikit pun aku tidak mengingat-ingatnya.
Sampai suatu hari aku terusik dengan mimpiku, aku merasa aku harus tahu kabar tentang mantanku dulu yang pernah sangat aku cintai itu. Aku cari namanya di Facebook dan aku menemukannya, dan sekarang aku pun tahu dia sudah menikah dan istrinya jauh lebih muda dariku, yaitu anak lulusan SMA. Dari situ aku tersadar, walaupun aku sudah tidak membencinya dan melupakannya tetapi aku belum memaafkannya. Aku belum memaafkan masa laluku. Setelah kumaafkan dan aku ikhlaskan, hatiku terasa ringan tanpa beban.
Untuk anakku Leo suatu hari kamu akan mencintai seseorang, cintailah dengan sewajarnya, cinta yang tulus tanpa ambisi untuk memiliki. Karena kita manusia yang lemah, dan Tuhan lah yang Maha Berkehendak untuk takdir kita.
- Beda Kewarganegaraan, Maaf Aku Tak Pernah Bisa Membalas Cintamu
- Untukmu di Benua yang Berbeda, Jujur Aku Ingin Engkau Jadi Jodohku
- Awalnya Kenalan via Aplikasi, Lama-Lama Aku Jatuh Hati
- Sosok Guru yang Baik Hati dan Sepotong Hati yang Kembali Ceria
- Lomba Menulis Februari 2018 'Bukan Cinta Biasa', Ceritakan Serunya Kisahmu!
(vem/nda)