Kisah sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Ayah Aku Rindu ini mewakili suara para banyak anak perempuan yang merindukan ayah tercinta, terlebih ketika jauh berada di tanah rantau.
***
Dini hari saat adzan berkumandang dengan merdunya memanggil dan membangunkan orang-orang dari mimpi indahnya di kampung halaman, aku senantiasa mendengar suara pintu rumah terbuka berderak lebih awal. Sesosok lelaki seperti berjalan keluar rumah untuk suatu tujuan mulia. Dia adalah sesosok lelaki yang paling kuat, tampan, dan sayang padaku dari lainnya. Sesosok lelaki itu tak lain adalah ayahku.
Advertisement
Kebiasaan pagi hari itu dia selalu berjalan keluar rumah menuju masjid yang tak jauh dari rumahku. Dia selalu sholat berjamaah di sana untuk menghidupkan kearifan norma agama di kampungnya. Setelah itu, tak lain dari pengamatanku bahwa dia seakan-akan menikmati segarnya udara pagi dan detik-detik munculnya matahari di sepanjang jalan dari masjid menuju rumah sambil memandangi gedung walet yang merupakan salah satu harapan miliknya. Tak lain lagi, setelah itu dia duduk bersantai di depan rumah dan berbincang dengan orang sekitar ketika berlalu lalang atau bahkan berhenti untuk ikut duduk bersantai.
Kebiasaan setiap paginya yang aku lakukan padamu tak lain ialah menyajikan satu gelas teh hangat, atau kopi hangat, bahkan atau susu hangat untukmu. Begitu terasa momen inilah ternyata yang aku rindukan untukmu ketika di tanah rantau yang tak bisa menyajikan satu gelas kehangatan untukmu di pagi harinya lagi. Namun, engkau senantiasa memberikan kehangatan untukku sebagai putrimu dan untuk keluargamu.
Ayahku adalah sosok yang kuat meskipun memiliki postur tubuh yang tidak kekar. Namun, pekerjaannya menjadikan dia seperti memiliki kekuatan yang luar biasa. Setiap hari dari pagi hingga sore datang dia pergi mencari nafkah dengan bermodalkan kekuatannya demi menghidupi anak-anak dan istrinya. Dia berjasa baik dalam membangunkan rumah untuk orang lain meski itu di gaji. Kadang kala dia mengurusi tanaman yang dapat membuahkan banyak hasil seperti buah-buahan dan sayuran.
Tak ada kata menyerah dan lelah untuk selalu pergi bekerja setiap harinya. Tubuhnya tidak gemuk, itu karena ketika dia makan tidak suka dengan makanan yang bercampur macam-macam lauk pauk dan sayuran. Prinsip dia yaitu makan hanya dengan satu jenis lauk saja sudah cukup membuat dirinya kenyang. Itulah salah satu kesederhanaan yang dia ajarkan padaku secara tidak langsung. Dia sangat tidak suka ketika ada orang yang merayakan ulang tahun, sehingga hal itu juga secara tidak langsung berkata kepada anak-anaknya untuk tidak merayakannnya seperti agama pun tidak mengajarkannya.
Ketika sore hari setelah bekerja seharian, terkadang dia bersama diriku, ibuku, kakak perempuanku, bahkan tetangga sering duduk berkumpul bersama di depan rumah menikmati senja. Ditemani satu gelas teh hangat yang aku sajikan atau dengan cemilan ringan yang ibuku buat, kami berbincang ngobrol sambil bercanda tentang apapun itu. Dia selalu memiliki selera humor yang diplesetkan dan membuatku merasa rindu akan humor yang dilakukannya. Melihat ekspresi tawa dan mendengar suaranya ketika bercanda membuatku sangat rindu akan sosok dirinya. Lelaki yang tak akan pernah tergantikan akan rasa sayangnya dan selalu membuatku tertawa ialah dia ayahku. Ayah aku rindu padamu, salam rindu dariku untukmu dari tanah rantau yang jauh ini.
Satu hal lagi dari yang lainnya, dia tidak begitu mempedulikan keeksistensinya dalam majunya perkembangan teknologi. Dia bahkan kadangkala tak tahu caranya untuk menggunakan handphone. Namun, dalam hal lainnya dia sangat ahli dalam permesinan, perbaikan suatu barang, atau membangun rumah.
Dia adalah sosok orang teknik yang menurunkan sikap praktiknya padaku. Kadang aku dan adikku bisa memperbaiki suatu barang dengan sendirinya dari keahlian yang diturunkannya. Salah satu hal yang aku geluti saat ini yaitu mempelajari teknik dalam bidang sipil dan bangunan. Di bangku kuliah, aku merasakan betapa beratnya dan butuh kekuatan yang sangat banyak ketika aku sedang praktik seperti halnya mengaduk semen untuk membuat beton, menggergaji dan memahat kayu untuk membuat sebuah kursi, bahkan berpanas-panasan menggali lubang dan mengangkut tanah untuk menguji karakteristik tanah itu.
Di saat itu, aku terhenyak dengan teringat padamu ayah. Betapa banyaknya kekuatan yang dia keluarkan setiap harinya dalam bekerja. Tak pernah mengeluh seperti demi anak-anak dan istrinya. Sungguh, hal itu membuatku sangat merasa rindu padamu ayah akan kekuatan dari dirimu untuk kami anakmu. Â
Aku di sini hanya dapat berharap dan berdoa agar kau senantiasa diberi kekuatan, kesehatan, dan umur yang panjang hingga aku bisa membalas segala jasa-jasamu dan membahagiakanmu dengan penuh kebanggaan yang akan aku berikan. Ayah kurindu bersalaman mencium tanganmu ketika aku akan pergi meninggalkanmu. Ayah kurindu rasa sayangmu dan doamu saat bersalaman denganmu. Ayah kurindu menyajikan satu gelas kehangatan untukmu. Ayah kurindu akan candaan dirimu yang membuatku tertawa.
Aku selalu meratap seakan tak mampu menahan air mata yang banyak akan mengalir untuk menunjukkan keteguhanku dan keberanianku untuk mau belajar mandiri sesuai dengan apa yang sedang engkau latih padaku saat ini. Ayah aku rindu dan sangat mencintaimu. Engkau adalah cinta pertama untukku yang tak akan pernah tergantikan.
- Semoga Masih Ada Kesempatan untuk Membahagiakan Ayah yang Kini Jauh di Mata
- Ayah Aku Merindukanmu, Ternyata Menanggung Semua Sendirian Itu Menyakitkan
- Saat Ayah Memilih Wanita Lain, Kuingat Malam Itu Ibu Bilang Ingin Mati
- Kata-Kata Ini Seharusnya Kuungkapkan Saat Ayah Masih Hidup
- Sudah 15 Tahun Kita Berpisah, Apakah Ayah Sehat-Sehat Saja?
(vem/nda)