Percayalah, Setiap Orang Memiliki Batas Sabar

Tidak ada yang paling menyebalkan selain harus bicara dengan orang yang sedang jatuh cinta. Memberitahu jika yang dicintai adalah orang yang tidak tepat. Ada puluhan alasan untuk membenarkan mengapa ia harus tetap bertahan dengan cinta yang sudah jelas salah dan tentu saja, yang paling mengesalkan adalah saat mengetahui apa yang kamu katakan tidak satu pun yang ia dengarkan.

Kesal? Jelas. Ingin marah? Pasti. Tapi, kamu bisa apa? Jatuh cinta seringkali mematikan logika orang lain. Mematikan logika orang paling cerdas sekalipun. Menyedihkan ya?

Well, cinta memang buta bahkan membutakan tetapi bukan menjadi pembenaran untuk mengabaikan orang lain. Apa yang paling menyedihkan di dunia ini? Saat kamu tidak dipedulikan. Kamu jatuh, kamu bersorak bahagia tidak dipedulikan. Menyedihkan? Jelas, karena dianggap tidak ada itu menyedihkan sekali.

Maka, cobalah untuk mengerti setiap orang memiliki batasnya. Orang yang paling sabar di dunia ini pun akan menyerah saat apa yang ia ungkapkan sebagai wujud perhatian tidak dipedulikan. Memang jatuh cinta kadang melambungkan, tapi bukan menjadi alasan untuk mengabaikan orang yang mempedulikanmu?

Berhenti adalah Langkah Terbaik

Tidak perlu memaksa, cobalah untuk berhenti/copyright spexels.com

Kesal karena perhatianmu diabaikan? Wajar saja, siapa yang tidak merasa nelangsa karena perhatiannya diabaikan? Cobalah untuk berhenti, tidak perlu memaksakan diri pendapat kamu harus diterima. Tidak perlu memaksa bahwa perhatianmu perlu diakui. Berhenti sejenak, biarkan ia merayakan kebahagiaannya.

Saat kebahagiaannya terenggut egonya tidak perlu menertawakan. Tidak perlu mengulang dan berandai-andai jika ia lebih peduli padamu. Well, bukankah berhenti adalah pilihan yang terbaik untuk kamu?

Setiap orang memiliki batas sabarnya. Jika keadaan sudah membuat kamu merasa tidak nyaman dan tersiksa kamu paling tahu, kapan harus memilih berhenti dan melepaskan ego kamu. Selamat hari ini ladies!

(vem/apl)