Ia pernah menjadi jawara ajang kecantikan di daerahnya. Namun ia memanfaatkan hal tersebut untuk berbuat sesuatu untuk mengembangkan potensi masyarakat Manado.
‘Cantik luar dalam’, julukan ini sangat tepat ditujukan pada Tria Divinity Malengsang, atau yang akrab dipanggil Tria. Di usianya yang baru beranjak 21 tahun, ia sudah memiliki kontribusi yang luar biasa terhadap masyarakat menengah ke bawah di Manado. Tria ada penggagas kegiatan sosial Pasar Pustaka di Pasar Karombasan Manado.
Baca Juga: Pasar Pustaka, Menyentuh Hati, Meraih Asa
Gadis kelahiran Talaud Sulawesi Utara ini memiliki ide membuat Pasar Pustaka, karena setiap hari ia selalu melewati Pasar Karombasan saat berangkat ke kampus. Di sana ia melihat banyak anak-anak usia sekolah yang justru menghabiskan waktu untuk berjualan, bermain, bahkan melakukan hal-hal negatif seperti mengelem dan sebagainya.
“Saya berpikir, mau melakukan sesuatu yang berguna untuk mereka, agar mereka bisa menghabiskan waktu dengan kegiatan yang lebih baik,” Ujar Tria saat ditemui di Manado beberapa waktu lalu.
Adalah ibunya yang menjadi inspirasi Tria. Tria adalah anak bungsu. Ayahnya seorang pensiunan TNI dan ibunya adalah guru. Sejak kecil ia ingin menjadi seperti ibunya. Baginya, peran guru memiliki dampak yang besar bagi masa depan bangsa Indonesia.
Mahasiswi jurusan Sastra Inggris di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi itu kemudian memiliki ide untuk membuat Pasar Pustaka. Sebuah tempat untuk anak-anak pasar untuk belajar dan membaca buku. Tria sadar, ia tak bisa melakukan hal ini sendiri, untuk itu ia mendapatkan bantuan dari seorang guru sukarela yang bernama Bu Dede. Ia kemudian mendapat lapak gratis di pasar untuk tempatnya mengajar.
“Aku mengajar bahasa Inggris dua minggu sekali, selebihnya Bu Dede mengajar mata pelajaran yang lain. Saya tak bisa mengajar setiap hari karena terbentur jadwal kuliah. Tapi tugas saya mengenalkan dan memasarkan program sosial ini, untuk mendapatkan sumbangan buku dan sebagainya,” ujarnya lagi.
Keberhasilan program sosial milik Juara harapan 1 Noni Sulawesi Utara 2015 ini juga tak terlepas dari Program Putri Sulamit. Yup, Tria adalah satu dari Putri Sulamit Indonesia. Putri Sulamit adalah sebuah ajang pemilihan perempuan yang tidak hanya mengedepankan kecantikan belaka. Mereka yang terpilih adalah yang memiliki program yang berguna bagi masyarakat di daerahnya masing-masing.
Baca Juga: Sepak Terjang Gektri, Putri Sulamit dari Bali
Bersamaan dengan peluncuran program ‘Deaf Talk” Putri Sulamit Bali, Gektri, bulan April lalu, kami juga membantu Tria mempersiapkan Pasar Pustakanya. Kami senang proyek sosial ini bisa berjalan lancar, dan didukung oleh banyak pihak. Anak-anak yang ikut serta program ini pun terlihat sangat senang,” Demikian ungkapan hati Yohana Limarno, Founder Program Putri Sulamit.
Lebih lanjut, Yohana berharap, program Tria ini bisa menjadi contoh bagi generasi muda untuk mulai bergerak, menciptakan perubahan yang berarti bagi masyarakat. Ia percaya, segala sesuatu yang dilakukan lewat hati, walau sekecil apapun, akan berdampak besar bagi banyak orang.
- Kenalkan Shamma, Menteri Termuda di Dunia yang Cantik & Pintar Banget
- Maulida, Berawal dari Coba-coba & Berakhir Sebagai Pembuat Kue nan Berjaya
- Bangga! Masih 14 Tahun, Program Peduli Lingkungan Anak Ini Sudah Mendunia
- Menlu Retno, Diplomat Santun Berbahasa Jawa Hingga Perantara Damai Rohingya
- Mengenal Nyai Ahmad Dahlan Sang Pahlawan Wanita Indonesia Lewat Film
(vem/kee/mim)