Sejak beberapa hari lalu, kisah seorang dosen yang mengajar kelas kosong di Semarang tepatnya di Fakultas Hukum, Universitas Dipnegoro (Undip) viral di sosial media. Bagaimana tidak viral, dosen yang seharusnya mengajar 67 mahasiswa akhirnya hanya mengajar 3 mahasiswa saja.
Kisahnya viral ketika screenshot percakapan dan status Instagram story seorang netizen menjadi cuitan seorang pengguna akun twitter bernama @_fransiskancis. "Kok aku juga sedih ya baca cerita ini. Jadi mahasiswa mbok jangan gini-gini amat. Hargai dosenmu, maka kamu juga akan menghargai orangtuamu," itulah sepenggal kalimat yang diunggah oleh siska menyertai 3 foto screenshot kisah dosen yang mengajar kelas kosong.
Sejak diposting pada tanggal 05 Oktober 2017 lalu, cuitan ini telah dibagikan hingga 2,4 ribu kali. Mendapat 539 like dan sedikitnya mendapat 117 komentar. Banyak netizen yang merasa salut dengan semangat dosen yang tetap mengajar meski mahasiswanya hanya ada 3 orang. Tidak sedikit pula netizen yang merasa terharu dan terenyuh dengan apa yang dialami sang dosen. Tidak sedikit juga netizen yang sangat menyayangkan apa yang dilakukan para mahasiswa.
Ada Miskomunikasi Dosen dan Mahasiswa
Usut punya usut, kejadian ini rupanya sama sekali tak pernah terkira sebelumnya. Insiden dosen hanya mengajar 3 mahasiswa terjadi karena adanya miskomunikasi antara dosen dan mahasiswa. Dilansir dari laman detik.com, Pejabat Humas Undip, Nuswantoro menjelaskan bahwa ada miskomunikasi antara dosen dan mahasiswa.
Kelas yang digelar oleh dosen bernama Bambang Dwi Baskoro itu merupakan kelas tambahan dari sejumlah pertemuan yang harusnya digelar. "Mungkin di kelas pak Bambang itu ada miskomunikasi antara dosen dan mahasiswa. Mahasiswa mengira libur dan kurang komunikasi komtingnya sehingga mahasiswa menyimpulkan pertemuannya sudah cukup, terus kemudian mereka tidak masuk," ungkap Nuswantoro.
Sang Dosen Adalah Sosok yang Disiplin
Dari beberapa laporan yang ada, sosok dosen yakni Bambang Dwi Baskoro merupakan sosok dosen yang disiplin. Beliau juga sosok yang penuh semangat untuk mengajar. Jarak tempuh rumahnya ke kampus yakni Purwodadi - Semarang tidak lantas membuatnya pantang menyerah dalam mengamalkan ilmunya kepada para mahasiswanya. Setiap hari, sang dosen ini harus menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam untuk menuju kampus.
Kisah yang begitu menyentuh dan bikin terenyuh ya. Sehat selalu pak Bambang. Meskipun apa yang baru engkau alami terjadi karena miskomunikasi, semoga insiden seperti ini tak pernah terjadi lagi.
Advertisement
- Tak Satupun Anaknya Pulang Saat Festival Musim Gugur, Kisah Ortu Ini Pilu
- Bawa Ayah yang Sakit ke Asrama Kampus, Kisah Gadis Ini Bikin Terenyuh
- Tinggal di Pondok Kayu di Hutan, Kisah Pasutri Ini Bikin Haru & Terenyuh
- Pria Ini Setulus Hati Rawat Mertua Selama 4 Dekade, Kisahnya Menyentuh Hati
- Anak Ini Menangis Haru di Acara Pernikahan Ayahnya, Kisahnya Menyentuh
(vem/mim)