Jika kamu hidup di zaman sekarang, kamu mungkin menyadari bahwa orang-orang masa kini sepertinya lebih banyak yang mengalami kawin cerai. Berbeda dengan orang zaman dulu yang sepertinya tidak banyak yang bercerai. Orang zaman dulu sepertinya lebih bisa mempertahankan pernikahan dibanding orang zaman sekarang.
Dan sepertinya pernyataan ini tidak salah. Karena profesor psikologi sosial sekalligus penulis buku The All-Of-Nothing Marriage: How the Best Marriages Work, Eli Finkel, mengungkapkan bahwa hubungan masa kini sangat berat, dan 42 persen pernikahan berakhir dengan perceraian.
Para ahli mencoba menemukan alasan di balik banyaknya kasus perceraian, dan Eli Finkel mengungkapkan bahwa itu karena kita secara umum bersifat terlalu idealis. Profesor yang mengajar di Northwestern University ini menjelaskan bahwa banyak pasangan yang berekspektasi berlebihan dalam hubungan cinta mereka.
Advertisement
Finkel menjelaskan mengapa pengertian kita tentang pernikahan telah banyak berubah seiring berjalannya waktu. Dan sebagian besar dari kita menuntut banyak hal dari pasangan kita lebih dari yang pernah kita lakukan sebelumnya.
Ia yakin bahwa gaya hidup dan budaya zaman sekarang ikut membawa perubahan bagaimana orang melihat pernikahan dalam 100 tahun terakhir. Ada harapan tinggi dalam masyarakat masa kini bahwa pasangan mereka mengijinkan mereka untuk 'tumbuh', seperti mengejar karir meski menikah, melanjutkan sekolah meski ibu rumah tangga, tetap bekerja meski beranak dan lainnya.
Hal ini membuat banyak orang seakan mempercayakan pada pasangannya untuk mendapatkan kepuasan diri, memenangkan ego dan ambisius. Sayangnya, hal inilah yang memberi tekanan besar pada pernikahan.
Itulah mengapa, ia menyarankan bahwa mengurangi ekspektasi dan sikap idealis akan mampu meningkatkan potensi bertahannya pernikahan. Finkel percaya bahwa tak ada salahnya salah satu orang dalam pernikahan mengurangi aktivitasnya, mengorbankan salah satu hal yang dianggap penting.
Ia juga merujuk penelitian dalam Journal of Social and Personal Relationships yang menganalisis 269 pasangan muda tentang ekspektasi dalam pernikahan. Dan hasilnya, peneliti menemukan bahwa ketika ekspektasi dan kenyataan tidak tercapai, sebagian besar pasangan akan meninggalkan hubungan pernikahan.
Menjalani pernikahan memang tak mudah di zaman sekarang, tapi bukan berarti kamu bisa menyerah begitu saja. Jika bisa mengerem ego masing-masing dan lebih realistis, pernikahan bisa dipertahankan kok ladies.
Sebaiknya kita mulai menurunkan ekspektasi kita secara drastis jika ingin merasa lengkap dan menjalani pernikahan yang utuh ya ladies.
- Kehadiran Anak Berpengaruh Besar Terhadap Kerenggangan Hubungan
- Siapa Sangka, Kemacetan Juga Bisa Jadi Penyebab KDRT
- Sekuat Apa pun Nafa, Akirnya Pecah Tangis Juga di Sidang Cerai Perdana
- Inilah Alasan Mengapa Kamu Harus Berpikir Ulang Jika Ingin Cerai
- Studi Menarik: Suami Istri yang Seumuran, Risiko Bercerainya Lebih Kecil