Fimela.com, Jakarta Mengajarkan anak keterampilan memasak secara aktif sejak dini ternyata dapat menumbuhkan kebijaksanaan dalam menjaga pola perilaku anak ketika memilih makanan yang dikonsumsi hingga dewasa.
Sejatinya ketika belajar memasak, seorang anak akan mulai memahami makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi dan makanan yang tidak baik untuk dikonsumsi. Hal tersebut yang membuat seorang founder dari LadyBake cooking class, Putri Habibie merilis sebuah buku pertamanya yang berjudul “My Little Homecook”.
Advertisement
BACA JUGA
Menurut Putri, buku tersebut diadopsi hasil penelitiannya mengenai pentingnya mengajarkan anak memasak sejak dini yang berdampak baik terhadap tumbuh kembang anak. Mengutip pesan presiden Indonesia, Joko Widodo bahwa Bangsa yang maju, Bangsa yang kuat adalah Bangsa yang sehat.
“Oleh dari itu, penting sekali mengajarkan nilai-nilai kesehatan, salah satunya melalui pola konsumsi sejak dini guna melahirkan generasi-generasi Indonesia yang sehat,” ujar Putri saat ditemui di Modena Head Office saat peluncuran buku “My Little Homecook”.
Advertisement
Memasak membuat anak mengerti mengenai makanan
Dra. Dina Ramayanti, Psi, seorang Psikolog Anak, mengatakan anak di umur 4-8 tahun merupakan masa golden age, di mana akan sangat cepat sekali menyerap ilmu, pengajaran, perilaku dan pola hidup sehat yang ditanamkan oleh lingkungannya sejak dini.
“Oleh dari itu, mengajarkan seorang anak tentang pola konsumsi yang baik itu sangat dibutuhkan, dan dengan teknik pengajaran memasak yang menyenangkan seorang anak akan lebih cepat menangkap mengenai makanan yang berkualitas baik dan buruk yang berdampak pada kesehatannya”, ungkap Dra. Dina Ramayanti, Psi.
Selain itu, melalui bukunya Putri menambahkan bahwa mengajak anak-anak masuk ke dapur adalah kegiatan positif, karena pengalaman memasak melalui praktek hands on-active learning telah terbukti mengubah perilaku dan pandangan anak-anak tentang makanan.
Melalui hasil penelitiannya saat duduk dibangku kuliah S2 memberikan hasil bahwa anak-anak yang menjalani kegiatan kelas memasak aktif atau hands on-active learning menunjukkan perubahan perilaku positif yang signifikan dibanding anak-anak yang hanya menonton demo masak atau passive learning.
Tidak hanya berisi paparan hasil penelitiannya saja, dalam buku “My Little Homecook” Putri juga memberikan lebih dari 50 resep untuk ibu masak bersama anak, yang masing-masing dilengkapi dengan lembar aktivitas yang juga berfungsi sebagai memorabilia dan alat untuk melatih kreativitas anak.
Melalui buku “My Little Homecook”, Putri ingin menginspirasi sekaligus menyadarkan para orangtua Indonesia untuk mulai menanamkan pengajaran pola konsumsi sehat terhadap anak untuk masa depan mereka dan generasi sehat Indonesia.