Ya, di setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan. Dan kini giliranmu untuk pergi. Tak banyak yang bisa dilakukan selain menangis ketika mengingat namamu atau tak sengaja melewati jalan tempat biasa kita berteduh menunggu hujan bersama. Tempat saat kau dan aku pertama kali bertemu atau tempat-tempat yang begitu banyak kenangan bersamamu. Dan kini aku mengunjungi tempat-tempat itu sendirian, tanpamu lagi.
Dia yang pergi, tak akan pernah kembali. Kau harus ingat itu. Dan jika suatu saat ia kembali, rasa sayang dan tulusmu akan jauh berbeda. Semua tak akan mengubah keadaan. Bangkitlah!
Kata itu yang harus selalu kuingat jika tiba-tiba saja kenangan bersamamu muncul di otakku. Perlahan aku mencoba mengikhlaskan dan percaya bahwa kau yang pergi tak akan pernah kembali. Kau harus mendapatkan wanita yang melebihi segalanya dariku. Itu yang kuingat. Karena level tertinggi dari mencintai bukan rela mati, tapi rela melihat kau bahagia dengan pilihanmu. Dan aku mencintaimu, itulah yang membuatku merelakan kau dengan wanita-wanitamu.
Percayalah ketika kau mengikhlaskan yang pergi karena kau percaya Tuhan telah mempersiapkan yang lebih baik, Tuhan akan segera mempertemukanmu. Setelah sekian bulan aku menghadapi fase-fase sulit karena kepergianmu, Tuhan menjawab kehilangan itu. Tuhan kirim seseorang yang tak pernah kuduga sebelumnya. Bahkan untuk sekadar ada di pikiranku pun aku tak pernah. Dan ia benar-benar datang di hidupku. Memberi suasana baru dan memberi harapan bahwa semua akan baik-baik saja. Seseorang yang akan membimbingku ketika aku salah.
Percayalah, Tuhan tak akan membiarkan seseorang larut dalam kesedihan. Dan kehilangan adalah caranya untuk menyelamatkanmu dari orang-orang salah.
Advertisement
- Saat Hati Harus Memilih, Lebih Baik Dicintai atau Mencintai?
- Memaafkan Tidak Mudah, Tapi Maaf akan Meringankan Langkahmu
- 4 Alasan Wanita Mempertahankan Hubungan Meski Tak Lagi Bahagia
- Penolakan Itu Tidak Enak, Maka Lakukan 3 Hal Ini
- Patah Hati Saat Gebetan Sudah Punya Pacar? Jangan Galau Ladies
(vem/nda)