Kisah ini merupakan kiriman salah satu sahabat Vemale yang begitu mengharukan. Ia menceritakan soal pernikahannya yang belum dikaruniai momongan dan sempat ingin merelakan suaminya menikahi wanita lain.
***
Ini kisah kehidupanku.
Advertisement
Aku dan suami sudah menikah hampir 6 tahun, namun belum dikaruniai anak. Hari-hari kami selalu kami lalui canda tawa, kami tidak ambil pusing apapun dibicarakan orang mengenai keturunan yang belum ada. Berusaha bersikap cuek walaupun kadang hati ini terluka.
Kembali teringat sebuah kejadian ketika kehidupan rumah tanggaku berusia 3 tahun. Suatu ketika aku memperhatikan suamiku terasa beda dari biasanya. Dia bersikap sangat mesra, penuh perhatian akan tetapi hati ini merasa aneh dengan sikapnya. Mulai saat itu aku memperhatikannya, di setiap aku melihat dia menggunakan HP. Dia seperti sedang chat dengan seseorang. Ketika kuhampiri dia langsung menyimpan HP-nya. Sungguh hati ini sangat tidak tenang, api kecemburuan pun membakar namun aku bersabar.
Seiring waktu berjalan aku coba untuk mencari bukti di HP suamiku. Ketika dia tidur pulas aku memeriksa HP-nya, dan ternyata dugaanku tepat suamiku lagi chat sama cewek, pakai romantis gitu.
Hati istri mana yang tidak sakit, sedih, dan hancur. Tetapi aku tidak langsung menanyakan langsung kepada suami. Aku hanya berusaha bersikap dingin kepadanya tanpa marah-marah.
Suatu malam dia bertanya kepadaku, "Kamu kenapa? Kok jadi bersikap begini kepadaku?"
Aku jawab, "Tidak ada apa-apa. Aku sedang introspeksi diri aja supaya bisa menjadi istri terbaikmu."
Dia sangat terkejut dengan jawabanku. Suamiku berkata, "Kamu sudah menjadi istri terbaik untukku, kenapa kamu bicara seperti itu?"
Aku pun menjawabnya, "Aku tahu suamiku, kamu mulai jenuh dengan kehidupan rumah tangga kita sekarang. Kita belum dikaruniai anak, mungkin itu yang membuatmu bosan denganku sehingga kamu chat dengan wanita lain. Aku sudah tahu beberapa minggu ini kamu berusaha menyembunyikannya dariku. Aku tidak marah padamu. Aku yakin kamu sangat mencintaiku, untuk itu aku tidak marah padamu, seandainya dia bisa menjadi istri yang lebih baik dariku, aku siap melepasmu dengan ikhlas.
Tanpa kusadari air mata ini mengalir, suamiku bukannya memarahiku karena telah lancang memeriksa HP-nya, namun dia memelukku dengan erat sambil menangis terisak-isak. Dia meminta maaf atas kejadian ini kepadaku. Dia berjanji tidak mengulangi lagi. Alhamdullillah sudah hampir 6 tahun pernikahan kami saat ini, kami masih belum dikaruniai anak namun dia jauh lebih baik sejak kejadian itu.
Pesan moral untuk sahabat perempuan, ketika biduk rumah tangga dilandasi kasih sayang, ketika ujian datang melalui pendamping hidup kita, jangan langsung marah-marah, selidiki dulu. Setelah tahu kebenarannya cari momen yang tepat, curi perhatiannya dengan mengubah sikap dan kebiasaanmu. Jika kamu biasanya ceria, coba bersikap dingin kepadanya, pasti dia akan bertanya. Dan inilah momennya untuk menyampaikannya. Coba pilih kata-kata terbaik agar dia tidak emosi, insyaallah dia akan luluh dan bersikap lebih baik.
- Inikah Cinta Sejati? Pasutri Meninggal di Hari Sama Saat Lebaran
- Tak Malu, Duta Daftar Sekolah dengan Uang Receh Hasil Tabungannya
- Usianya Baru 5 Tahun Tapi Sudah Menikah, Alasannya Bikin Terenyuh
- Demi Menghidupi Cucu yang Yatim Piatu, Nenek Ini Rela Mengamen
- Jalan Kaki Tiap Hari Buat Jualan Cilok, Kisah Anak Ini Bikin Haru