Banyak orang bilang, ketika kamu jatuh cinta, dadamu terasa berdebar, ada rasa menggelitik di perut seakan ada banyak kupu-kupu. Terlepas dari sekian gejala fisik dan kata-kata kiasan yang bisa menggambarkan rasa cinta, ternyata ada reaksi nyata yang ditunjukkan otakmu saat jatuh cinta, dan ini bisa dijelaskan secara ilmiah lho.
Menurut penelitian yang dikutip dari Psychology Today, otak menunjukkan reaksi positif saat jatuh cinta. Biological anthropologist, Helen Fisher, dan neuroscientist Lucy Brown menjelaskan dalam penelitiannya setelah melihat hasil scan otak sekian ratus orang yang mengalami cinta dan menjalin komitmen dalam sebuah hubungan.
Ketika sepasang kekasih menjalin hubungan jangka panjang, ada tiga bagian otak yang diaktifkan:
Advertisement
- Otak yang berhubungan dengan rasa empati,
- Otak yang menghubungkan bagian pengaturan stres dan perasaan
- Otak yang menghubungkan dengan ilusi positif.
Area yang terkait dengan ilusi positif disebut korteks prefrontal ventromedial. Bagian ini adalah wilayah di mana kita memproses keputusan. Saat kita mengkritik sesuatu, dari otak inilah berasal. Dan tahukah apa yang dilakukan otak bagian ini saat jatuh cinta? Ia akan berhenti menghakimi dan menilai negatif, tugasnya jadi menurun drastis.
Kamu akan secara alami melihat sosok yang kamu cintai jadi "sempurna". Kamu tidak menemukan sesuatu untuk dikritik, dinilai cacat dan lain sebagainya. Jika melakukan scan otak, ada bagian otak disebut amygdala di sistem limbik yang menyala ketika kamu menyukai seseorang. Bahkan jika kamu berbohong tidak menyukainya.
Unik ya, ternyata cinta tidak hanya dirasakan hati saja, otak pun bereaksi ketika kamu menyukai seseorang.
- 3 Alasan Mengapa Wanita Zaman Sekarang Nggak Cepat Nikah!
- Berhati-Hatilah, Cinta yang Berlebihan Bisa Membuatmu Jadi Egois
- Saat Jatuh Cinta, Ini Rasa yang Kerap Muncul di Ingatan Seseorang
- Nyatanya, Pria yang Menikahi Gadis Chubby Hidupnya Lebih Bahagia!
- Selama Belum Ada Kepastian, Jangan Mencintai Terlalu Dalam