Banyak hal yang bisa dilakukan lewat media sosial di era sekarang ini. Tak hanya menemukan kawan lama, mengunggah kegiatan sehari-hari, atau sekedar ingin melihat-lihat keadaan, kini media sosial pun juga jadi ajang berbagi informasi seputar kriminal ataupun orang-orang yang membutuhkan bantuan. Seperti akun Instagram @cakbudi_ yang sudah setahun belakangan ini konsisten mengajak followers-nya untuk ikut memberi perhatian pada sesama.
Cak Budi mendatangi orang-orang yang tengah kesusahan di banyak kota di Indonesia. Diawali dari daerah Turen sekitar April 2016, pria ini memberi bantuan pada ibu-ibu janda yang tak bisa lagi berjualan karena sakit. Dalam caption fotonya, dia memberi nomor kontak, kalau-kalau ada yang ingin informasi lebih lanjut, atau juga ikut membantu. Begitu yang dia lakukan secara rutin, hingga kini followers Instagram-nya mencapai angka 200 ribu.
Tak hanya lewat Instagram saja, Cak Budi juga membuka campaign di website kitabisa.com untuk program bantuan yang dijalankannya itu. Sungguh luar biasa, satu miliar rupiah lebih pun didapat dari sini. Setiap pencairan dana, kitabisa.com secara rutin meminta update penyaluran dari Cak Budi, yang kemudian dilaporkan langsung pada para donatur lewat kolom update di page donasi terkait, yang secara otomatis terkirim ke email seluruh donatur.
Namun sayang, tepat satu tahun setelah eksistensinya di akun Instagram, Cak Budi harus menerima hujatan netizen terkait kabar tak sedap bahwa dia membeli ponsel dan mobil mewah dari uang donasi yang terkumpul. Lewat akun Instagram miliknya, pria ini membeberkan klarifikasi mengenai kabar ini. Memang benar bahwa dia melakukannya, tapi itu bukan bertujuan untuk keperluan dirinya pribadi. Namun apa mau dikata, netizen terlanjur geram.
Assalamualaikum, selamat pagi semua. Perkenankan Cak Budi untuk melanjutkan klarifikasi terkait transparansi penggalangan dana yang saya lakukan: 1. Cak Budi awalnya memang melakukan pengumpulan donasi ke rekening pribadi dan hanya melakukan pelaporan secara informal melalui instagram. 2. Untuk itu Cak Budi membuat juga halaman donasi di @kitabisacom (kitabisa.com/cakbudi) agar publik bisa melihat secara transparan donasi yg terkumpul dan laporan penyaluran yang juga terkirim ke email donatur. 3. Sebagai pihak ketiga dan penyedia sarana menggalang dana onilne, Kitabisa mengenakan biaya admin sebesar 5% dari total dana yang terkumpul untuk penggunaan platform mereka. 4. Terkait donasi terkumpul, Cak Budi menginformasikan bahwa ada donasi terkumpul senilai 1,2 milyar (560 juta donasi ke rekening pribadi, terlampir + 700 juta donasi ke halaman Kitabisa) YANG BELUM KAMI SALURKAN, sekali lagi belum disalurkan, bukan disalahgunakan. 5. Cak Budi berencana menggunakan dana untuk membuat rumah singgah untuk mbah-mbah yang tidak punya rumah. Lebih lengkapnya akan saya klarifikasi di post terpisah. 6. Cak Budi memutuskan untuk sementara menutup penerimaan donasi di Kitabisa dan menghimbau masayarakat untuk tidak donasi ke rekening pribadi saya agar kami bisa fokus menyalurkan dana yang belum digunakan tersebut. Setiap penyaluran akan selalu didokumentasikan di kitabisa.com/cakbudi dan ada google sheet yang menampilkan rincian pemasukan dan pengeluaran. 7. Hari Selasa besok (2/5) Cak Budi akan memposting rekening koran untuk transparansi lengkap penggunaan dana dari kegiatan Cak Budi. 8. Terkait hp, betul bahwa Cak Budi menggunakan uang donasi untuk tukar tambah hp lama dengan iPhone 7 yang Cak Budi gunakan untuk mengambil foto & video dari para penerima hak dan lokasi yang dikunjungi (bukti terlampir). 9. Terkait mobil, betul bahwa Cak Budi menggunakan uang donasi untuk membeli mobil jenis Fortuner. Mobil ini dibutuhkan untuk menempuh jarak jauh dan menjangkau area2 pedalaman dan tidak Cak Budi gunakan untuk urusan pribadi. Saya dan istri memiliki mobil jenis Innova yang kami miliki sejak tahun 2004 untuk urusan pribadi. 10. Terkait hubungan dengan @lambe_turah
A post shared by Cak Budi (@cakbudi_) onApr 30, 2017 at 8:21pm PDT
Assalamualaikum, selamat pagi semua. Perkenankan Cak Budi untuk melanjutkan klarifikasi terkait transparansi penggalangan dana yang saya lakukan: 1. Cak Budi awalnya memang melakukan pengumpulan donasi ke rekening pribadi dan hanya melakukan pelaporan secara informal melalui instagram. 2. Untuk itu Cak Budi membuat juga halaman donasi di @kitabisacom (kitabisa.com/cakbudi) agar publik bisa melihat secara transparan donasi yg terkumpul dan laporan penyaluran yang juga terkirim ke email donatur. 3. Sebagai pihak ketiga dan penyedia sarana menggalang dana onilne, Kitabisa mengenakan biaya admin sebesar 5% dari total dana yang terkumpul untuk penggunaan platform mereka. 4. Terkait donasi terkumpul, Cak Budi menginformasikan bahwa ada donasi terkumpul senilai 1,2 milyar (560 juta donasi ke rekening pribadi, terlampir + 700 juta donasi ke halaman Kitabisa) YANG BELUM KAMI SALURKAN, sekali lagi belum disalurkan, bukan disalahgunakan. 5. Cak Budi berencana menggunakan dana untuk membuat rumah singgah untuk mbah-mbah yang tidak punya rumah. Lebih lengkapnya akan saya klarifikasi di post terpisah. 6. Cak Budi memutuskan untuk sementara menutup penerimaan donasi di Kitabisa dan menghimbau masayarakat untuk tidak donasi ke rekening pribadi saya agar kami bisa fokus menyalurkan dana yang belum digunakan tersebut. Setiap penyaluran akan selalu didokumentasikan di kitabisa.com/cakbudi dan ada google sheet yang menampilkan rincian pemasukan dan pengeluaran. 7. Hari Selasa besok (2/5) Cak Budi akan memposting rekening koran untuk transparansi lengkap penggunaan dana dari kegiatan Cak Budi. 8. Terkait hp, betul bahwa Cak Budi menggunakan uang donasi untuk tukar tambah hp lama dengan iPhone 7 yang Cak Budi gunakan untuk mengambil foto & video dari para penerima hak dan lokasi yang dikunjungi (bukti terlampir). 9. Terkait mobil, betul bahwa Cak Budi menggunakan uang donasi untuk membeli mobil jenis Fortuner. Mobil ini dibutuhkan untuk menempuh jarak jauh dan menjangkau area2 pedalaman dan tidak Cak Budi gunakan untuk urusan pribadi. Saya dan istri memiliki mobil jenis Innova yang kami miliki sejak tahun 2004 untuk urusan pribadi. 10. Terkait hubungan dengan @lambe_turah
A post shared by Cak Budi (@cakbudi_) onApr 30, 2017 at 8:21pm PDT
Dalam dunia internet, apa saja bisa terjadi. Bahkan hal-hal buruk pun bisa dipicu dari sana. Tindak kriminal juga tak luput terjadi lewat internet. Penipuan memang yang paling marak, dan tentu saja netizen harus benar-benar pandai menilai, mana yang bisa dipercaya dan mana yang mencurigakan. Hal paling mudah, tentu saja Ladies harus berani bertanya jika memang ada hal-hal yang aneh. Telusuri dulu lebih dalam jika memang terasa meragukan.
Well, jangan mudah terpancing untuk langsung emosi juga jika mendengar kabar-kabar tak sedap seperti kasus Cak Budi ini, Ladies. Dalam menerima dan membagikan berita, adalah suatu keharusan untuk melakukan riset lebih dalam sebelum ikut menghujat. Pelajaran yang bisa diambil dari kasus ini, pastikan saja untuk selalu berhati-hati dalam melakukan transaksi lewat internet, entah itu donasi semacam ini, ataupun belanja online.
(vem/dew)