Ladies, beberapa hari belakangan tersebar cerita kasih seorang perempuan muda bernama Selmadena Aquilla. Selma, sapaan akrabnya, bercerita bahwa dia menikahi lelaki bernama Haqy Rais, anak politikus Amien Rais, pada 27 Agustus 2016.
Selma menerima lamaran Haqy di kala dia masih terikat hubungan pacaran dengan pria lain. Namun, pria ini tak bisa memberi kepastian untuk menikah karena masih menjalani pendidikan. Sedangkan Selma memiliki target untuk menikah di usia 25 tahun karena berkaca dari pengalaman ibu kandungnya. Singkat cerita, Selma akhirnya mengakhiri hubungan dengan si pacar dan memilih Haqy sebagai suaminya.
Di sinilah pro-kontra dimulai. Selma dianggap egois, dituding selingkuh, bahkan dicap matrialistis. Apalagi Selma pun mengakui bahwa ia belum memiliki rasa cinta pada Haqy. "Cinta datang karena terbiasa. Aku harus terbiasa," demikian penjelasan Selma dalam akun Instagramnya.
Advertisement
Benarkah "cinta akan datang karena terbiasa?".Kasih sayang dan cinta adalah akar dari pernikahan yang kuat. Tanpanya, pernikahan akan berjalan hambar dan tak menyenangkan. Ya, mungkin pernikahan tanpa cinta seperti yang dilakukan orang-orang tua zaman dulu bisa berjalan langgeng karena godaan belum sebanyak sekarang. Saat ini, godaan bisa datang dari media sosial, lingkungan, bahkan pekerjaan sekalipun.
Pernikahan tanpa cinta, ibarat sayur tanpa garam. Bahkan Frank Sinatra pernah bilang,"Love and marriage, go together like a horse and carriage... You can't have one without the other." (Pernikahan dan cinta berjalan beriringan seperti kuda dan kereta. Anda tak bisa punya satu tanpa yang satunya lagi).
Mengapa cinta sebegitu pentingnya dalam pernikahan? Karena cinta adalah sumber dari rasa nyaman. Bila seorang perempuan nyaman dengan seorang pria, dia akan leluasa menjadi dirinya sendiri. Lucunya, rasa nyaman dan cinta seperti rantai roda yang selalu berputar bersamaan. Bila kamu nyaman, kamu jadi cinta. Saat kamu cinta, makanya kamu nyaman bersamanya. Mohon diingat, cinta dan nyaman tak berpatokan pada wajah tampan, karena saat lampu dimatikan, wajah elok itu hilang. Sedangkan kenyamanan stays beyond presence.
Cinta juga meneguhkan pernikahan. Pernikahan itu seumur hidup, jika tak ada rasa lebih di hati kamu untuknya, yang ada nantinya kamu sebal sendiri padanya. Akan ada saja perilakunya yang membuat kamu kesal dan akhirnya menjadi sumber prahara pernikahan. Marriage is not about picking the right man, it's about picking your life partner, FOR LIFE! Pernah dengar ungkapan cinta mengalahkan segalanya? Ungkapan itu ada benarnya karena cinta meneguhkan komitmen yang sudah kalian buat bersama.
Mungkin saat ini ada kamu yang berada di posisi Selma. Apapun pilihan yang kamu buat itu adalah hak kamu. Tapi please, sebelum banyak orang lain yang terluka, tanyakan dulu ke hati kamu, "Apakah aku nyaman menghabiskan waktu seumur hidup bersamanya?".
(vem/zzu)