Mencoba Berdamai dengan Kantor, Berat Tapi Kamu Pasti Bisa

Kamu mungkin pernah mengalami ada pada posisi mendapat pekerjaan yang sesuai dengan minat, gaji yang lumayan dan jaminan karir yang baik. Sayangnya politik kantor membuat kamu merasa tidak nyaman. Ingin dilepaskan, rasanya sayang dengan benefit yang kamu dapatkan. Jika tidak, kamu sendiri yang merasa stres. Setiap hari emosi terasa terkuras habis. Lelah? Pastinya, tapi resign bukanlah satu-satunya jalan.

Hal pertama yang kamu lakukan adalah saat menghadapi masalah seperti ini yaitu berdamai dengan keadaan kantor. Berdamai dengan tidak mengeluh sepanjang waktu. Terlihat sulit? Hmm, yakinlah bahwa secapeknya kamu dengan politik kantor lebih capek dengan pertanyaan mengapa kamu masih menganggur.

Well, berikut ini adalah cara berdamai dengan keadaan kantor. Yuk, simak caranya di bawah ini.

Terjebak dengan Politik Kantor

Di mana pun kamu bekerja, selalu memiliki politik kantor. Suka atau tidak kamu akan mengalami hal ini. Tidak menambah keruh suasana dengan marah dan mengeluh. Fokus dengan tujuan kamu bekerja. Jangan ikut arus politik kantor. Selesaikan semua pekerjaan kamu tepat waktu, dan jangan terlibat obrolan tentang politik kantor.

Perbedaan Gaji yang Mencolok dengan Rekan Kerja

Jangan terburu-buru protes kepada atasan. Seringkali kamu melihat perbedaan dari segi nominal saja. Sebelum protes, apakah kamu sudah melihat dari segala sisi. Bisa jadi kemampuan rekan kerja kamu lebih tinggi daripada kamu. Ia lebih banyak mendapat limpahan tugas, dan hal lainnya. Jangan sampai masalah nominal gaji membuat kamu mengabaikan hal positif lainnya.

Limpahan Tugas yang Melimpah

Kamu menyukai pekerjaanmu, suasana kantor pun menyenangkan. Sayangnya keadaan ini tidak diimbangi dengan sikap atasan dan rekan kerja yang hobi melimpahkan pekerjaan dengan sembarangan. Tidak perlu drama, kerjakan dengan tenang. Bukankah mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah?

Ladies, demikian 3 hal kejadian yang membuat kamu merasa tidak nyaman di kantor dan cara mengatasinya. Jadi, masih yakin untuk resign?

(vem/apl)