Minggu saat kerja bakti, terdengar gerutuan tetangga yang seorang perempuan tua ditujukan kepada anak laki - laki satu - satunya. Bujang lapuk yang pengangguran namun selalu bergaya sophisticated bak eksekutif muda metropolitan.
"Dadi o godhong ra bakal nyuwek, dadio banyu ra bakal nyawuk."
Entah kenapa sampai terucap kalimat langka namun sakral bernada 'kutukan' seperti ini. Kutukan para orang tua, khususnya para ibu, yang biasanya dengan amarah tertingginya ditimpakan kepada anaknya. Kalimat itu bermakna "Jadi daun pun tidak bakal mau menyobek, jadi air pun tak akan sudi meraup". Kutukan ini adalah ungkapan paling ditakuti dari orang tuanya oleh anak - anak generasi dulu karena ucapan ini bermakna kekesalan yang klimaks dari orang tua. Ya, konon yang setiap kalimat orang tua diyakini sebagai doa dan tuahnya manjur.Namun ada kalanya, bukan hanya orang tua yang mampu menyemburkan kutukan manjur seperti ini. Saat hati terluka, harga diri terkoyak dan diri terdzolimi, maka kutukannya kepada siapapun bisa semanjur kutukan orang tua kepada anak - anaknya. Bak semburan api dari mulut seekor naga, kutukan ini mampu membakar dan menghanguskan segalanya dan biasanya korbannya baru menyadari 'ampuhnya' setelah terlambat. Semua telah menjadi abu yang sisa - sisa. Ingatlah kisah kutukan seorang pertapa tua kepada Sri Krisna yang memusnahkan Wangsa Yadawa. Ingatlah kutukan Dewi Amba pada Sang Bisma yang telah membunuhnya Dan yang lebih nyata serta modern lagi, kenanglah kutukan Rasputin yang dibunuh dengan keji di sungai membeku kepada Keluarga Kerajaan Romanov. Keluarga kerajaan itu akhirnya dihabisi oleh sebuah gerakan revolusi makar para lawan politik sang Raja. Kejadian yang dianggap sebagai satu dari beberapa kutukan legendaris yang terbukti dan pernah diakui kejadiannya di dunia nyata.Akhirnya jagalah hati, jagalah lidah. Lidah yang tak bertulang, kata - kata yang telah diucapkannya tak akan bisa ditelan kembali. Sekali berkata - kata, maka akan terdengar terbawa angin ke seluruh penjuru dunia dan kadang disaksikan oleh Malaikat. Ujaran bijak Jawa yang sudah melangka dan jarang diajarkan lagi, mengatakan:
"Ajining diri gumantung saka ing obahing lathi" (Nilai diri seseorang, tergantung pada kalimat - kalimatnya sendiri).
Dituliskan oleh Yasin bin Malenggang untuk rubrik #Spinmotion di Vemale Dotcom. Lebih dekat dengan Spinmotion (Single Parents Indonesia in Motion) di http://spinmotion.org/
Advertisement
- Meski Bukan Gadis Kuat, Ku Tak Mau Terlihat Cengeng di Depan Ayah
- Meski Tidak Kaya, Bapak Selalu Punya Cara Bahagiakan Anak-Anaknya
- Pilih Mana: Merawat Anak, Kucing Atau ... ?
- Berprofesi Sebagai Penjahit, Kakek Ini Selalu Tampil Fashionable
- Masuk Rekor Dunia, Pasangan Terpendek Di Dunia Akhirnya Menikah
(vem/wnd)