Sukses

Lifestyle

Belajar Kearifan Zaman Dari Semangkuk Sup Senerek Khas Magelang

Magelang, kota beranjak besar di Utara Jogja, memiliki ceritanya sendiri. Dari hanya Kota Berbukit Tidar, tempat para muda berjiwa ksatria digembleng untuk menjadi tentara pembela bangsa, kini telah menjadi kota kekinian yang modern. Mall, adalah salah satu bentuk kekinian yang muncul di awal perubahannya, kemudian perumahan elit dan fasilitas a la perkotaan modern lainnya.

Magelang tak lagi, kota penghias jalan jalur antara Jogja dan Semarang saja. Ia telah berhias diri untuk dihampiri, dilengkapi ragam kuliner aneka rupa. Mulai a la tradisional hingga a la produk manca negara pun menyerbu, mengisi ruang - ruang di pusat perbelanjaan.

Di Magelang, dikenal sebuah kuliner khas yang cukup fenomenal bernama senerek. Seneruk berwujud serupa sayur sop yang dimakan bersama nasi dan lauk yang berisi berbagai macam bahan dan rempah dengan butiran - butiran kacang merah yang renyah. Bak Gudeg di Jogja, senerek memiliki tempatnya sendiri di hati masyarakat Magelang sejak dahulu kala.

"Belum ke Magelang jika belum mencicipi Senerek." Demikian kata orang-orang yang mempromosikan keunggulan kuliner khas ini. Masihkan hal ini mampu dipertahankan? Seperti masakan atau kreasi kuliner tradisional lainnya di tanah air, Senerek ternyata mulai kepayahan bersaing dengan serbuan makanan kekinian dari manca negara. Lihat saja, di pusat - pusat perbelanjaan dan keramaian publik bahkan di jalan - jalan Kota Magelang, Senerek harus bersaing dengan serbaneka makanan a la Amerika, Eropa bahkan beberapa jenis makanan dari Asia Timur Raya.

Dalam satu momen dan kesempatan, di sebuah pusat jajanan kuliner milik pemerintah, berhadap - hadapanlah Senerek dengan Ramen. Ramen yang orisinil dari Jepang adalah serupa masakan dengan mie kuah dangan bahan pendukung daging - dagingan yang didominasi rasa asin dan gurih. Ramen dengan gegap gempita suasana yang didominasi warna merah dan putih, bertuliskan kanji Jepang. Di seberangnya, senerek hadir dalam nuansa ruang tradisional yang bersahaja dan sederhana. Mana yang unggul dalam mendapatkan perhatian dan rupiah dari para calon pembelinya? Untuk saat ini persaingan sengit masih berlangsung. Entah sampai kapan nanti.

Dunia digital saat ini memang berpengaruh dalam urusan penyebaran informasi dan promosi bisnis pengusaha kuliner. Daya jeratnya pun menjadi sangat kuat bagi para pemirsanya, manakala sesuatu yang baru, unik dan berasal dari manca negara bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau dan dengan mudahnya. Sedang di lain sisi, produk - produk lokal tradisional yang sudah dikenal sejak lama, tak mengalami perubahan yang signifikan dalam wujud, kemasan dan 'polesan'nya, sehingga orang - orangpun hanya membatin, "Senerek? Ooh .." namun tetap tak tertarik untuk membelinya.

Dengan berbagai macam cara berpromosi, persaingan produk modern dan tradisional akan terus terjadi. Bak David melawan Goliath, produk tradisional hanya mampu melawan dengan bersenjatakan ketapel. Menyerang dari kejauhan, berdiri di kejauhan. Untuk melawan dan 'duel' berhadap - hadapan? Sepertinya akan mempercepat 'kematian'. Walau kadang nekat harus dilakukan, karena hidup tak memberi pilihan. Seperti halnya Senerek yang hanya bisa berujar samar - samar, "Kami sudah ada sejak tahun 1960-sekian lho."

Jika diaplikasikan pada kehidupan manusia, secara nasib, produk - produk tradisional itu adalah kita yang beranjak menua. Kita, anak - anak jaman yang kepayahan dalam sebuah lomba pacuan di jalur cepat kehidupan, dengan senjata digital yang berlari begitu cepat. Dunia seakan terbuka lebar untuk menjangkau berbagai akses menuju ke 'dunia' lain yang tak pernah kita ketahui sebelumnya. Tinggal bagaimana kita tetap bisa mengaplikasikan kearifan-kearifan lokal pada hidup yang bergerak maju semakin modern ini, agar tak luntur dimakan kemodernan yang kadang membutuhkan kebijakan bersikap dan berpikir lebih mendalam.

Dituliskan oleh Yasin bin Malenggang untuk rubrik #Spinmotion di Vemale Dotcom. Lebih dekat dengan Spinmotion (Single Parents Indonesia in Motion) di http://spinmotion.org/

(vem/wnd)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading