Kisah nyata ini ditulis oleh Diva Shella, salah satu Sahabat Vemale yang mengikuti Lomba Menulis #StopTanyaKapan. Ia menceritakan uneg-unegnya soal ditanya kapan kurus.
-oOo-
Hidup sebagai seorang wanita yang memiliki bobot tubuh besar selalu memancing banyak reaksi orang banyak. Berbagai macam reaksi berupa cemooh, bully-an dan hal serupa semacamnya sering kali dialamatkan kepada kami, seorang wanita yang memiliki bobot tubuh besar.
Advertisement
Hanya saja, mungkin juga sudah terbiasa, hal-hal seperti cemooh, bully-an seperti sering dipanggil "Hey, gendut!" dicemooh " Orang gendut bisa apa sih?" dan hal lainnya yang kira-kira tidak jauh beda seperti itu, mungkin dengan seiring berjalannya waktu akan terlihat lebih mudah melaluinya, telinga sudah mulai terbiasa dan otak sudah belajar untuk hanya mengabaikannya saja.
Well, mungkin kalau soal cemooh atau bully-an ringan masih bisalah untuk diatasi. Namun, bagaimana dengan bully-an yang sifatnya seperti pertanyaan-pertanyaan yang menyebalkan tentang "Kamu kapan kurus sih?" " Kamu kapan mau belajar diet?" "Kamu kapan bisa pakai baju ukuran segitu?" bla, bla, bla dan bla. Masih bagus kalau dilontarkannya sekali-kali, kalau berkali-kali? Apalagi setiap hari pasti bertemu dengan orang tersebut, sudah pasti sangat jengah dengan semua pertanyaan-pertanyaan menyebalkan macam itu dan ironisnya itulah yang saya rasakan.
Saya punya seorang Ibu yang tidak pernah absen untuk setiap harinya bertanya tentang kapan saya akan kurus, tidak takutkah saya dengan penyakit-penyakit berbahaya karena terlalu gemuk dan pertanyaan lainnya. Tentu saja, sebagai seorang manusia saya kesal jika tiap kali ditanyakan hal-hal seperti itu. Padahal ya, meskipun tanpa ditanyakan hal-hal seperti itu, saya pasti berusaha kurus kok. Hanya saja, tolonglah mengerti sedikit kalau untuk menguruskan badan juga dibutuhkan proses dan waktu.
Akibat terus ditanyain seperti itu, saya sempat emosi dan kesal pada Ibu saya, dengan nada kesal saya bilang begini "Yang buat aku gemuk juga Ibu, terus sekarang aku yang dituntut terus supaya cepat kurus. Siapa sih Bu yang tidak mau kurus?" tetapi ternyata kata-kata saya tidak direspon baik oleh Ibu saya, alih-alih berharap dengan perkataan seperti itu Ibu saya bisa sedikit paham, eh, yang adanya malah kebalikannya. Ibu saya semakin agresif dengan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Berhubung saya juga sudah malas dan capai untuk mendengarkan pertanyaan-pertanyaan Ibu saya, akhirnya saya memutuskan untuk mulai melakukan diet OCD ala Deddy Corbuzier dan lebih rajin berolahraga. Ya, apa boleh buat karena sudah tidak ada pilihan lain selain begini. Meskipun pada akhirnya pasrah bukan berarti saya melakukan ini hanya karena pertanyaan-pertanyaan Ibu saya, kapan kamu ini, kapan kamu itu, tidak sama sekali!
Sebab saya punya prinsip apapun yang akan saya lakukan, itu adalah murni karena saya ingin melakukannya dan bukan karena omelan-omelan orang lain yang menyebalkan. Tetapi sisi positif dari pertanyaan kapan kamu ini, itu dan bla, bla adalah tentang bagaimana cara seseorang belajar peduli terhadap kita dan sudah sepatutnya kita menghargainya.
- Seumur Hidup Kita Akan Dihantui Tanya 'Kapan' Jadi Ya Sudahlah Ya
- ''Kapan Pulang'' adalah Pertanyaan Terakhir Ayah Sebelum Wafat
- Saat Ditanya Kapan Kurus, Kututupi Sakit Hatiku dengan Senyuman
- Single di Usia 30, Aku Pusing Terus Dicecar ''Kapan Nikah?''
- Ketika ''Kapan Punya Anak'' Membuatku Tersudut karena Aku Wanita