Terpisah dimensi jarak dan waktu dari orang yang paling kita cintai jelas berat rasanya. Menahan rindu dan menjaga diri bersabar lebih lama sebelum kembali berjumpa sungguh bukan hal yang mudah. Mempertahankan hubungan dalam situasi dan kondisi seperti ini pun akan dihadapkan pada banyak sekali tantangan.
“The scary thing about distance is you don't know whether they'll miss you or forget you.”― The Notebook
Ada banyak penyebab mengapa sebuah hubungan jarak jauh itu bisa gagal. Bahkan putus di tengah jalan. Sekalipun hubungan itu sudah diperjuangkan sekuat mungkin. Secara umum, penyebab gagalnya hubungan jarak jauh itu ada lima. Selengkapnya, simak penjelasannya berikut ini, Ladies.
Advertisement
Advertisement
Komunikasi yang Berantakan
Oke, zaman sekarang memang teknologi makin canggih. Untuk berkomunikasi pun ada banyak caranya. Tak hanya sekadar lewat telepon, tapi juga bisa via Skype, Google Hangout, dan fasilitas lainnya. Hanya saja namanya terpisah jarak yang jauh, pasti ada saja masalah soal komunikasi.
Mulai dari komitmen untuk komunikasi rutin yang berantakan. Kesibukan masing-masing yang membuat prioritas untuk menjalin komunikasi jadi dinomorduakan. Dalam situasi ini, pasti juga akan muncul kesalahpahaman. Saat komunikasi sudah berantakan atau malah makin jarang dari waktu ke waktu, rasa percaya pada ia yang kita cintai bisa luntur. Kalau tak langsung diselesaikan, hubungan bisa benar-benar berada di ujung tanduk.
Meningkatnya Prasangka yang Tanpa Alasan
"Aduh, dia kok nggak nelpon sama sekali beberapa hari ini. Jangan-jangan dia sudah punya gandengan baru?"
"Kenapa sih kok dia nggak pernah membalas telepon atau pesanku? Apa mungkin dia sudah nggak cinta lagi?"
Tak bisa bertatap muka dalam waktu memang bisa meningkatkan prasangka. Kita jadi berpikiran yang macam-macam dan seringkali tanpa alasan. Hal-hal negatif terus memenuhi pikiran kita. Akibatnya, rasa percaya dan komitmen yang dibangun dari awal lama kelamaan luntur. Jika dibiarkan begitu saja, kita jadi tak tahu ke mana arah hubungan ini ke depannya.
Advertisement
Tak Ada yang Mau Mengalah atau Berkorban
Perasaan mengerti dan ingin dimengerti, jika kedua hal itu sudah hilang dalam sebuah hubungan sungguh akan sulit untuk mempertahankannya. Apalagi jika tak ada yang mau mengalah atau berkorban. Semuanya serba perhitungan. Saat menjalin hubungan jarak jauh, memang sudah harus siap lahir batin untuk mau saling mengalah atau berkorban dalam keadaan tertentu.
Kalau masalah ini tak diobrolkan dan malah dipendam dalam diri masing-masing, maka yang ada hanyalah perasaan dendam dan malah saling menaruh curiga. Merasa diri paling benar dan menyalahkan pasangan. Begitu pula sebaliknya, pasanganmu juga terus membela dirinya. Keadaan makin rumit dan yang terjadi adalah saling menyakiti perasaan.
Tak Ada Kemajuan dalam Hubungan
Semakin lama, hubungan malah terasa membosankan dan hambar. Tak ada kemajuan yang dirasakan. Bahkan ketika mendengar suaranya via telepon, tak ada lagi rasa bahagia yang dirasa. Malah terasa biasa-biasa saja.
Parahnya lagi, kamu jadi lupa kalau ada seseorang yang jauh di sana. Perasaan rindu yang dirasa juga sudah lenyap dengan sendirinya. Seiring waktu berjalan, hubungan masih di situ-situ saja. Kalau tak segera ada tindakan atau keputusan yang dibuat, segalanya akan makin berantakan saja.
Advertisement
Tak Punya Tujuan atau Target untuk Diwujudkan Bersama
Untuk bisa terus berjalan bergandengan bersama perlu menetapkan sebuah jalan yang sama untuk dilalui. Dan juga perlu menetapkan titik akhir untuk dituju bersama. Kalau tak ada tujuan atau target yang ingin diwujudkan bersama, lama-kelamaan kamu dan dia bisa melenceng dan berjalan ke arah yang berbeda dan tak bisa bertemu lagi.
Memang mempertahankan hubungan jarak jauh itu tak mudah. Tapi bukan berarti tak bisa diperjuangkan. Jika kamu ingin terus bersama orang yang kamu cintai meski jarak memisahkan, sedari awal tetapkan langkah dan hindari kemungkinan akan terjadi lima hal yang sudah disebutkan sebelumnya.
[pos_1]