Kadang mencintai seseorang bisa menghadirkan luka. Dalam perjalanan hidup ini, kita pun mungkin pernah menjalin hubungan dengan orang yang salah. Atau mungkin kita juga pernah mencintai orang yang salah.
Mencintai seseorang tak seharusnya membuat batin tersiksa. Cinta seharusnya membahagiakan bukan mencipta luka. Kalaupun rasa cinta membuat luka, pasti ada sesuatu yang salah di dalamnya, sesuatu yang seharusnya tak terjadi.
Jika dia sering membuatmu berurai air mata, saatnya kamu mulai lebih membuka mata hatimu. Kalau seseorang itu sering menghadirkan kesedihan dan menyakiti hatimu, mungkin saatnya kamu untuk melepasnya, tak lagi mempertahankannya.
Advertisement
Cinta Tak Seharusnya Menyakiti
Saat kita mencintai seseorang, satu hal yang paling kita inginkan adalah bahagia dengan rasa cinta itu sendiri. Tapi bagaimana jika cinta hanya menghadirkan air mata? Jika ada cinta seperti itu, rasanya susah untuk bisa mempertahankannya.
“Love must not suffocate but breathe on its own.”― Soraya Naomi, For Fallon
Mencintai seseorang tak semestinya membuatmu merasa tercekik. Susah bernapas dan membuat dada selalu sesak. Cinta yang sejati akan membuat perasaanmu bahagia saat berada di dekatnya. Nyaman bersamanya dan bisa tetap jadi diri sendiri.
Jika Ia Tulus Mencintaimu, Dia Akan Berusaha Membahagiakanmu
Salah satu bukti ketulusan seseorang mencintai orang terkasihnya adalah ia akan selalu berusaha untuk membahagiakannya. Dengan kata lain, kalau yang ia lakukan selama ini hanya membuatmu terus berurai air mata, ketulusan cintanya perlu dipertanyakan lagi. Lalu, apakah kamu akan mempertahankan cinta yang seperti itu?
Kamu Berhak untuk Bahagia
Sampai kapan kamu akan bertahan dengan sikapnya yang seenaknya sendiri? Mau sampai kapan air mata terus berurai hanya karena dirinya? Masih mampukah dirimu bertahan dengan semua itu?
“Sometimes love is pastel. Sometimes love is black. And sometimes love is fiery red and you feel as if you are going to burn in the flames.”― Chloe Thurlow, Katie in Love
Cinta bisa membahagiakan tapi juga bisa mengundang luka. Kalau tak hati-hati dengan hati dan perasaan, kita bisa terjebak di dalamnya dan sulit untuk keluar darinya. Kamu berhak untuk bahagia, Ladies. Jika melepasnya bisa membuatmu bahagia, tak ada salahnya untuk mengambil keputusan itu.
Masihkah Sanggup untuk Mempertahankannya?
Hanya kamu dan hatimu sendiri yang sesungguhnya paling tahu apakah dia berhak dipertahankan atau tidak. Kamu yang paling tahu apa yang kamu inginkan dan butuhkan. Jika dia sudah sering menyakiti hatimu dan membuatmu berurai air mata, kira-kira seberapa besar ia masih menyimpan cinta untukmu?
Terjebak dalam hubungan dengan orang yang salah kadang memang memberi dilema sendiri. Untuk kondisi seperti ini, kamu perlu menunjukkan sikap dan ketegasanmu. Cinta seharusnya menghadirkan senyuman bukan malah memberi siksaan, bagaimana menurutmu, Ladies?
(vem/nda)