Anak adalah anugerah. Banyak pasangan suami istri bahkan rela melakukan usaha apa saja untuk bisa memiliki buah hati dan betapa kecewanya jika kehamilan ternyata tidak bertahan dan ibu mengalami keguguran. Meski sudah punya dua anak, kekecewaan yang sama juga dialami oleh ibu bernama Amy Anderson.
Dikutip dari mymodernmet.com, Amy mengalami keguguran di usia kandungan 20 minggu dan bayi laki-lakinya meninggal di dalam kandungan karena obstruksi saluran kandung kemih yang menyebabkan bayinya mengalami tekanan pada jantungnya. Tentu ia tak pernah mengira hal ini akan terjadi pada kandungannya karena sebelumnya tak pernah ada masalah serius saat ia mengandung anak pertama dan kedua.
Keguguran anak ketiganya membuat hati Amy sangat sedih. Saat masih dalam kondisi merasa kehilangan, tubuhnya justru mulai memberi respon untuk menyambut kehadiran sang bayi, payudaranya mulai mengeluarkan air susu lagi. Dokter menyarankannya untuk mengikat payudaranya dan melakukan Sudafed untuk menekan produksi ASI.
Bukannya menuruti saran dokter, Amy justru memompa keluar asi-nya karena ia ingin meredakan rasa sakit pada payudaranya dan melepaskan stres karena menahan air susu itu keluar. Dia berkata bahwa ia lebih baik mengeluarkan asi-nya karena ia merasa lebih tenang. Ia merasa seperti memiliki kekuatan yang mengikatkan batin dengan bayinya yang meninggal, Bryson.
Ia menyukai ikatan batin saat ia menyusui, seperti ia teringat ketika pertama kali ia menyusui anak pertamanya. Ia merasa keputusan memompa asinya keluar adalah hal yang benar. Ia mencoba memahami arti kehidupan, menerima apa yang terjadi pada anaknya dan menerima keputusan Yang Kuasa tentang kenyataan yang diberikan padanya.
Dari situlah Amy mulai mengumpulkan banyak sekali kantong ASI, dan ia pun mulai mencari dan membaca banyak referensi mengenai donor ASI, terutama untuk membantu bayi-bayi yang lahir prematur. Ia juga jadi tahu bahwa air susu yang ia hasilkan berbeda dengan ASI biasa. Karena muncul sebelum kelahiran sang bayi, ASI-nya disebut preterm breast milk dan memiliki lebih banyak nutrisi di dalamnya.
Ia pun memutuskan mendonorkan ASI-nya yang sudah ia kumpulkan selama 8 bulan hingga mencapai 92 galon. Bayangkan berapa bayi yang bisa diselamatkan dan bisa hidup layaknya bayi normal lain dengan segitu banyaknya ASI.
Advertisement
Hal ini juga jadi bentuk ekspresi cintanya terhadap Bryson. Amy memang tak bisa menyusui Bryson, tapi ia bisa membantu bayi-bayi lain dengan mendonasikan ASI yang seharusnya untuk Bryson. Meski masih merasa berduka, tapi Amy dan keluarga sekaligus merasa berterima kasih dan belajar banyak dari hal yang terjadi pada keluarga mereka.
- Maya Miranda Ambarsari, Tak Hanya Sukses Dalam Karir Tapi Juga Sosial
- Diundang Program TV Untuk Orang Jelek, Wanita Ini Justru Tunjukkan Siapa Dirinya
- 5 Tipe Guru Indonesia Yang Bikin Kangen dan Sulit Dilupakan
- Citra Natasya, Wanita Inspiratif Berbagi Cerita Seimbangkan Karier dan Keluarga
- Ineke Amandha Sari: Dari Tepi Sungai Lalan, Kutemukan Makna Berbagi