Cinta tak selamanya berakhir bahagia. Ada yang berakhir luka hingga duka. Tapi di balik semua itu, cinta selalu memberi arti tersendiri di hati kita.
Tahun ini, Vemale telah mengangkat sejumlah kisah cinta yang mengharukan. Ada yang membuat kita terharu hingga menangis membaca pengorbanan besar seseorang kepada orang yang dicintainya. Ada juga yang membuat kita merasa trenyuh melihat betapa besarnya perjuangan seseorang demi kekasih hatinya.
Ladies, berikut ini tujuh kisah cinta paling menguras air mata tahun 2015 versi Vemale. Temukan makna cinta yang sering kita abaikan. Saatnya untuk memahami arti cinta dari sudut pandang baru dan berbeda.
Advertisement
Advertisement
Surat Cinta Berusia 500 Tahun
Sebuah surat berusia 500 tahun ditemukan di sebuah makam tua di Kota Andong, Korea Selatan. Tak hanya sepucuk surat, di dalam makam tersebut juga ditemukan sepasang sandal tua. Surat dan sepasang sandal itu ternyata adalah bagian dari jenazah pria yang dimakamkan tersebut.
"Kepada Ayah Won
1 Juni, 1586
Kau selalu berkata, "Sayangku, mari kita habiskan hidup bersama hingga akhir hayat dan meninggal di hari yang sama." Tapi bagaimana kau meninggal lebih dulu? Kepada siapa kini aku dan putraku mengadu dan bagaimana kami hidup selanjutnya? Teganya kau meninggalkanku lebih dulu.
Ingatkah bagaimana kita dulu saling menautkan hati masing-masing? Setiap kali kita tidur berbaring bersama, kau selalu bilang, "Sayangku, apakah orang lain bahagia dan saling mencintai seperti kita? Apakah ada yang sebahagia kita di luar sana?" Betapa teganya kau melupakan itu semua dan meninggalkanku sendiri?
..."
Sudah ratusan tahun berlalu, tapi perasaan duka sang istri karena ditinggal suaminya masih bisa kita rasakan. Orang yang kita cintai memang bisa pergi sewaktu-waktu. Tapi perasaan cinta kita padanya 'kan abadi selamanya.
Meninggal dengan Selisih Beberapa Jam
Memiliki pasangan sehidup semati, mungkin impian yang diinginkan banyak orang tersebut terdengar klise. Tapi di dunia nyata, hal tersebut bisa benar-benar terjadi. Inilah yang dialami oleh pasangan Jeannette dan Alexander Toczko.
Jeannette dan Alexander ini sudah mengarungi bahtera rumah tangga selama hampir 75 tahun. Keduanya lahir di Stamford, Connecticut tahun 1919. Keduanya sama-sama imigran asal Polandia dan berasal dari keluarga besar.
Tanggal 17 Juni, Alexander berpulang dengan sang istri berada di sisinya. "Ayah meninggal dalam pelukan ibu, persis seperti yang selalu diinginkannya. Saya menghampiri ibu dan berkata kalau ayah sudah tiada; ibu memeluk saya dan berkata, 'Benar, kan? Inilah yang memang kamu inginkan. Kamu meninggal dalam pelukanku, aku mencintaimu. Aku mencintaimu, tunggulah aku, aku akan menyusulmu sebentar lagi,'" jelas putri mereka, Aimee Toczko-Cushman.
Yang terjadi kemudian benar-benar sesuai yang dikatakan oleh Jeannette. Sehari setelah Alexander berpulang, Jeannette pun meninggal. Pasangan suami istri ini pun dimakamkan pada hari yang sama. Para kerabat mengadakan upacara pemakaman sekaligus memperingati hari ulang tahun pernikahan mereka yang ke-75.
Advertisement
Rawat Kekasih yang Koma, Namun...
Tulus dan setia, Chen Ben telah merawat dan menjaga kekasihnya yang koma selama 70 hari karena mengalami kecelakaan. Dari laporan yang ada, Chen Ben telah merawat dengan setulus hati kekasihnya tersebut. Ia bahkan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya demi menjaga Fu Jun di rumah sakit. Apapun dan bagaimanapun kondisi Fu Jun setelah kecelakaan, Chen Ben mengaku tetap mencintainya dan akan melakukan apapun agar Fu Jun bisa selalu bahagia.
Hingga beberapa waktu yang lalu, Fu Jun terbangun dari koma. Namun, dokter mengatakan jika kondisi wanita tersebut tidak bisa pulih secara maksimal. Akibat kecelakaan yang ia alami , Fu Jun akan mengalami kesulitan berjalan. Dan rupanya kondisi ini membuatnya menjadi rendah diri. Ia bahkan mengatakan telah kecewa kenapa Chen Ben mau merawatnya.
"Ini sangat mengejutkan saya. Saat ia pulih dan mengetahui kondisi kesehatannya, ia mengatakan bahwa ia kecewa dengan saya. Ia tidak mau menikah dengan saya. Ia mengatakan jika ia dan orangtuanya sudah merawatnya dengan sangat baik. Mengingat kebaikan orangtuanya, ia tak ingin menikah. Ia takut jika nantinya ia menjadi beban bagi orangtua maupun saya," ungkap Chen.
Walau ia ditolak oleh kekasihnya setelah pulih dari koma, ia akan tetap mencintai kekasihnya dengan tulus. Baginya, pasti ada alasan baik kenapa Fu Jun menolaknya dan tak ingin menikah dengannya.
Temani Melihat Taman Bunga Saat Cuaca Cerah
Sang istri selalu setia mengajak suaminya yang lumpuh untuk menikmati indahnya taman bunga setiap kali hari sedang cerah. Ketika foto pasangan suami istri yang tinggal di desa Lilang, kota Deyang, provinsi Sichuan ini tersebar di dunia maya, banyak netizen yang sangat tersentuh.
Setelah mengalami kecelakaan mobil, sang suami lumpuh. Selama lima tahun terakhir, ia hanya bisa tergolek di tempat tidur. Dan sang istri dengan setia akan mengajak suaminya itu menikmati indahnya taman bunga ketika cuaca cerah.
Dengan kondisi suaminya seperti itu, sang istri harus mendorong tempat tidurnya untuk sampai ke taman bunga indah. Meskipun sang istri baru bisa menemani suami menikmati indahnya taman bunga di hari cerah, tapi itu sudah cukup menjadi bukti kesetiaannya pada pasangan hidupnya tersebut. Ketika banyak orang yang malah meninggalkan pasangan ketika pasangannya sedang berada di kondisi terpuruk, wanita ini memilih untuk tetap mendampingi suami tercintanya.
Advertisement
Keliling Cina dengan Kursi Roda
Pria bernama Ding Yizhou dari Liuzhou, Guangxi, China memenuhi impian kekasihnya Lai Min yang menderita lumpuh untuk berkeliling China. Kekasih Ding menderita penyakit serius karena tidak mampu berjalan atau menelan. Tetapi gadis ini memiliki impian untuk keliling dunia.
Ding memutuskan untuk membuat mimpi sang kekasih menjadi kenyataan. Dia melakukan persiapan untuk perjalanan ini selama dua hari. Latihan berjalan dan berkemah mereka lakukan sebelum memulai perjalanan pada hari Sabtu (03/01/2015). Ding pun merancang kursi roda yang nyaman bagi kekasihnya untuk perjalanan ini. Anjing kesayangan yang terlatih digunakan untuk menarik kursi roda.
Untuk mendapatkan uang tambahan, Ding akan melakukan usaha potong rambut keliling disela-sela waktu perjalanannya. Foto Ding dan kekasihnya yang melakukan perjalanan romantis ini di unggah ke Facebook oleh kantor berita lokal China.
Melepas Kepergian Istri dengan Lagu Cinta
Cinta adalah perkara yang tak bisa ditebak kepada siapa akan berlabuh dan kapan ia menemukan belahan jiwa yang benar-benar sejati. Tapi kali ini, kisah cinta sejati telah ditunjukkan oleh sepasang suami istri bernama Howard (92) dan Laura (93).
Pasangan ini telah menikah selama 73 tahun. Tentu bukan waktu yang sebentar ya Ladies. Meski begitu, cinta keduanya tak pernah luntur. Sayang, beberapa waktu yang lalu, Laura harus pergi meninggalkan Howard selama-lamanya karena suatu penyakit. Sebelum kepergiannya, sang suami dengan setia menemaninya. Howard selalu berada di sisi Laura.
Howard dan Laura menyanyikan lagu cinta mereka. Lagu itu berjudul You'll Never Know, sebuah lagu lawas yang dipopulerkan oleh Engelbert Humpaerdinck. Dikabarkan, lagu ini dulu pernah dinyanyikan oleh Laura ketika ia hendak melepas suaminya pergi ke medan Perang Dunia II. Laura pernah mengatakan jika lagu ini menggambarkan betapa besar cinta yang ia miliki untuk Howard. Lagu ini juga mengungkapkan bahwa Howard adalah pria yang sangat berarti di hidupnya.
Dan kini, sebelum Laura pergi selamanya meninggalkannya, pria 92 tahun tersebut menyanyikan lagu kenangan yang pernah menjadi lagu paling berarti di hidup mereka berdua. Momen romantis sekaligus dramatis dan menyentuh itu pun berhasil diabadikan oleh Erin yang tak lain adalah cucu mereka.
Advertisement
54 Tahun Menikah, Meninggal dengan Berpegangan Tangan
Ana Maria Chavez dan Domingo Chavez, keduanya pertama kali bertemu di Blue Moon Dance, Pharr, Texas tahun 1958. Keduanya jatuh cinta pada pandangan pertama dan sama-sama suka berdansa. Hubungan cinta pun berlanjut, tahun 1961 akhirnya mereka menikah. Lebih dari lima dekade lamanya menjalin rumah tangga, Ana dan Domingo kini dikaruniai 8 anak, 30 cucu, dan 32 cicit.
Ana pertama kali didiagnosis menderita demensia tahun 2006 lalu. Tak lama kemudian, Domingo didiagnosis penyakit yang sama. Saat kondisi keduanya makin memburuk, anak sulung mereka Freddie Chavez membawa mereka ke rumahnya. Dokter pun mengatakan kalau yang bisa dilakukan saat itu hanya pasrah karena usaha maksimal sudah dilakukan.
Dibawa pulang ke rumah, tempat tidur Ana dan Domingo dibuat bersebelahan. Saat akhirnya Ana meninggal dunia dengan masih menggenggam tangan Domingo, kesedihan mendalam dirasakan oleh Domingo. "Ayah sangat sedih. Jelas terlihat bahwa ia amat sangat sedih," kata Freddie. Beberapa jam setelah kematian Ana, Domingo juga meninggal.
[pos_1]