Hidup tanpa sahabat memang membuat hidup terasa kurang sempurna. Sebuah ikatan persahabatan bisa menjadi semangat hidup tersendiri. Hanya saja, tak semua persahabatan bisa berlangsung lama. Ada masa-masanya sebuah persahabatan retak atau malah ikatannya renggang karena suatu masalah. Kalau sudah begitu, "perang dingin" pun akan sulit dielakkan.
Musuhan dengan sahabat sendiri itu tak enak. Apalagi kalau sudah muncul rasa canggung ketika berkomunikasi atau berbicara, wah repot ya kalau begini. Sebuah masalah bisa menjadi pemicu "perang dingin" dengan sahabat sendiri. Dan kalau dibiarkan terlalu lama, bukan hal mustahil jika ikatan persahabatan malah berubah jadi permusuhan. Ladies, kalau saat ini Anda sedang punya masalah dengan sahabat Anda atau ingin segera mengakhiri "perang dingin" dengan sahabat Anda, tips-tips berikut ini bisa Anda coba.
- 5 Cara Anggun Punya Banyak Teman Meski Anda Tak Populer
- 3 Kunci Persahabatan Makin Kuat Meski Tergerus Waktu
- Persahabatan Jadi Renggang Setelah Salah Satu Menikah? Ini Penyebabnya
- 6 Hal Yang Bisa Anda Dapat Dari Sahabat Berzodiak Aquarius
- 5 Cara Suportif Membantu Sahabat yang Lagi Kesusahan
Advertisement
Komunikasi dan Respon
Saat "perang dingin" berlangsung, biasanya akan ada sebuah dinding yang terbangun antara Anda dan sahabat Anda. Masing-masing pribadi saling menutup diri dan jaim satu sama lain. Yang ada malah sikap saling diam dan membiarkan. Meski di permukaan terlihat baik-baik saja, tapi di dalam lubuk hati yang dalam pasti ada rasa hancur dan terluka.
Ladies, coba deh bangun lagi komunikasi Anda dengan sahabat. Sekadar sapaan singkat di media sosial pun bisa jadi jalan pembukanya. Atau sekadar menanyakan kabar melalui pesan teks juga bisa sedikit mencairkan suasana. Dan pastikan setiap sapaan atau obrolan pembuka itu mendapatkan respon. Kalau ia tetap cuek atau tak menggubris Anda, Anda perlu lebih bersabar lagi dan berusahalah untuk sedikit demi sedikit meruntuhkan dinding antara berdua.
Meminta Maaf dan Memaafkan
Ada ungkapan yang mengatakan kalau memaafkan seorang musuh itu lebih mudah dibandingkan memaafkan sahabat sendiri. Mungkin Anda setuju tapi bisa juga menyangkal. Hanya saja ketika sudah mengalami konflik yang pelik dengan sahabat sendiri, kata "maaf" bisa jadi kata yang begitu mahal dan langka.
Butuh kerelaan dan keikhlasan hati masing-masing untuk bisa meminta maaf dan memaafkan. Mungkin ikatan persahabatan Anda tak akan sama lagi. Tapi ketika sudah ada maaf diantara Anda dan pasangan, maka setidaknya Anda bisa mulai membangun persahabatan Anda dengan hati yang lebih damai. Dan "perang dingin" pun lama kelamaan akan mencair dengan sendirinya.
Advertisement
Menjauh Sejenak
Mungkin Anda dan sahabat Anda hanya butuh waktu untuk sendiri dulu demi meredakan amarah dan kecewa. Anda bisa coba menjauh sejenak dengan sahabat Anda. Beri jeda waktu, misal selama tiga hari Anda dan pasangan tak perlu saling kontak untuk sementara. Anda perlu waktu untuk merenung dan kembali memikirkan betapa berharganya persahabatan yang Anda miliki tersebut.
Saat sedang menjauh sejenak, Anda dan sahabat saling memberi ruang untuk bernapas. Luka di hati masing-masing pun bisa disembuhkan terlebih dahulu dengan cara sendiri. Sehingga ketika kembali bertemu, Anda dan sahabat sudah bisa kembali berpikir jernih. Komunikasi pun bisa dijalin dengan lebih baik lagi.
Minta Bantuan pada Orang Terpercaya
Anda dan sahabat Anda sudah berteman sejak masih kecil. Kedua orang tua kalian pun sudah saling kenal. Saat ada masalah dengan sahabat, Anda bisa meminta bantuan pada orang tua Anda misalnya. Anda bisa meminta orang tua Anda untuk jadi perantara atau membantu proses mendamaikan Anda dan sahabat Anda.
Terkadang butuh "orang ketiga" untuk membantu Anda dan sahabat bisa lebih dewasa dalam menyikapi sesuatu. Anda pun bisa mendapat sudut pandang baru dari cara "orang ketiga" tersebut membantu Anda dan sahabat Anda. Yang penting orang tersebut bisa tetap berada dalam posisi netral untuk menjadi pendamai diantara Anda berdua.
Advertisement
Menyesuaikan Diri dengan Perubahan
Sebuah ikatan persahabatan tak bisa dilepaskan dari yang namanya proses perubahan. Mulai dari yang tadinya masih sama-sama berstatus sebagai anak sekolahan, anak kuliahan, wanita karier, atau sudah menjadi seorang ibu. Perubahan itu sedikit banyak akan mempengaruhi persahabatan Anda. Dan ketika muncul "perang dingin", maka yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada.
Sebagai contoh, jika "perang dingin" itu disebabkan oleh makin jarangnya komunikasi karena kesibukan masing-masing, maka Anda dan sahabat perlu mencari waktu untuk mendiskusikan hal ini. Kalau dulu bisa bertemu seminggu sekali, kini dengan kesibukan yang makin padat, maka cobalah untuk mengganti waktu bertemu sebulan sekali. Bagaimana pun, setiap orang punya prioritas dan kebutuhan masing-masing. Yang penting Anda dan sahabat Anda tak saling cuek atau melupakan satu sama lain