Assalammualaikum Wr.Wb
Pengalaman ini terjadi sudah lebih dari setahun lalu, namun begitu masih sangat membekas di hati ini. Meskipun pengalaman ini yang pernah membuat saya begitu terpuruk namun saya sangat mensyukuri semuanya, karena begitu banyak hikmah istimewa dari pengalaman ini.
Saya seorang wanita yang berusia lebih dari 30 tahun dan sudah siap untuk menikah. Selama ini saya tidak pernah pacaran sampai saat saya berkenalan dengan seorang pria yang dulunya adalah tetangga dan kemudian membina hubungan serius.
Ini adalah pertama kali saya membina hubungan serius dengan seseorang, di saat itu usia saya benar-benar sudah sangat layak untuk menikah. Selama membina hubungan kami menjalani dengan baik, tidak pernah ada pertengkaran sama sekali. Sayapun telah diperkenalkan dengan Ibunya dan diapun sudah sangat dekat dengan kedua orangtua saya.
Advertisement
Beberapa bulan menjalani hubungan, saat saya menanyakan tentang hubungan selanjutnya, dia mengatakan kalau belum siap untuk menikah dengan alasan pekerjaan dia belum tetap dan dia tidak boleh melangkahi kakak wanitanya yang belum menikah. Menurut dia sebaiknya kami sama-sama mengakhiri hubungan ini agar saya tidak terlalu lama menunggu dia. Kemudian saya menanyakan apakah tidak ada solusi selain mengakhiri hubungan ini, dia menjawab tidak ada solusi lain selain menyita waktu yang belum tahu untuk berapa lama dia siap untuk menikah.
Memang terasa sangat menyakitkan pernyataannya seolah-olah tak ada sedikitpun usaha untuk mempertahankan hubungan ini. Saat itu kami sempat berdebat membahas hubungan ini. Sangat mengecewakan bagi saya saat itu, sampai-sampai tidak tahan dengan semua kesedihan di hati saya ungkapkan semua kekecewaan dan kesedihan kepada dia. Perlahan dia mulai mengurangi komunikasi kami dan mulai menjauh. Akhirnya saya menerima keputusannya untuk mengakhiri hubungan ini. Meskipun saat itu hati begitu sangat kecewa.
Tak ada lagi yang bisa dipertahankan dalam suatu hubungan jika salah satu pihak tidak ada yang mau bertahan.Setelah itu saya terasa sangat rapuh, larut dalam kesedihan dan kekecewaan yang teramat sangat. Betapa saya merasa terpuruk karena tak ada keinginannya untuk mempertahankan hubungan ini. Hampir setiap hari saya menangis dan rasa tidak bersemangat dan sempat beberapa kali sakit karena entah kenapa begitu menguras pikiran dan perasaan setelah hubungan kami berakhir
Mungkin karena baru pertama kali mengalami kegagalan di saat usia sudah siap menikah, makanya saya sangat terpuruk. Berbagai cara saya lakukan agar segera hilang semua kesedihan dan kekecewaan ini. Suatu hari seorang sahabat menganjurkan untuk mengikuti terapi Al Quran, pengobatan secara Islami. Dengan ustaz saya menceritakan semua kejadian yang membuat sedih berlarut-larut tersebut.
Ustaz memberikan banyak nasihat dan menyimpulkan kalau saya telah berlebihan dalam mencintai manusia hingga ketika ditinggalkan menjadi terpuruk dan larut dalam kesedihan. Padahal kita tidak boleh mencintai apapun di dunia ini melebihi cinta kita pada Allah. Cintai Allah di atas segala-galanya. Saya hanya bisa menangis ketika ustaz menasehati saya. Saya menyadari itulah kesalahan fatal saya hingga akhirnya kecewa begitu dalam.
Akhirnya saya yang sudah 10 tahun tidak menyentuh Al Quran, disembuhkan oleh Al Quran..
(vem/yel)Advertisement
Al Quran Mengobati Patah Hati Saya
Setelah ikut terapi dan menerima bimbingan dari ustad ternyata belum sepenuhnya hilang kesedihan saya. Karena masih setiap hari menangis dan bingung bagaimana mengakhiri kesedihan dan kekecewaan di hati, kemudian saya cari di Google tips menghilangkan kesedihan. Akhirnya bertemu dengan satu artikel yang menerangkan tentang manfaat membaca surat Yasin untuk menghilangkan kesedihan. Saya pun mulai mempraktikkan tips artikel tersebut.
Pertama kali membuka AlQuran dan membaca surat Yasin begitu tak tertahankan airmata ini. Tak henti-hentinya saya menangis saat membaca surat Yasin, terasa begitu sangat menyesakkan dada. Setelah membaca Al Quran, saya baru menyadari ternyata sudah lebih 10 tahun saya tidak pernah menyentuh Alquran dan membacanya, hanya tersimpan rapi di lemari. Tak kuasa airmata ini jatuh menyesali semua kekhilafan saya yang telah sekian lama meninggalkan Al Quran. Meskipun dalam beribadah saya menjalankan dengan baik, ibadah wajib ataupun ibadah sunnah, namun entah kenapa satu hal yang tidak tergerak hati saya melakukan selama 10 tahun itu adalah Membaca Al Quran.
Ya Allah, mungkinkah ini adalah teguran keras kepada saya yang tidak pernah membaca Ayat-ayat-MU selama 10 tahun terakhir ini ? sampai Engkau menampar secara keras dan menyadarkan saya kembali melalui patah hati ini? Sungguh saat itu hati terasa amat sangat malu dan betapa lalai telah meninggalkan Al Quran hingga 10 tahun berlalu.
Kemudian saya mulai menyukai searching diinternet tentang keutamaan membaca Al Quran. Sampai suatu hari saya menemukan artikel tentang ODOJ ( One Day One Juz ), suatu komunitas untuk merutinkan membaca Al Quran setiap hari satu juz. Akhirnya saya mendaftar dan bergabung di group ODOJ tersebut. Selain tetap merutinkan membaca Yasin, merutinkan juga membaca Al Quran setiap hari 1 Juz.
Beberapa bulan telah berlalu sejak putusnya hubungan kami, rasa luka dihati, kesedihan, kekecewaan dan keterpurukan perlahan mulai berkurang. Setiap hari saya merutinkan membaca Al Quran. Ternyata memang terbukti Al Quran sebagai obat penyembuh, membantu memberikan jalan keluar kepada orang-orang yang sedang mengalami permasalahan hidup baik itu kesedihan, kekecewaan bahkan keterpurukan.
[startpuisi]Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian. (QS. Al-Isra: 82)[endpuisi]
Saat menjelang Ramadan kami berkomunikasi kembali untuk saling mengucapkan mohon maaf lahir & batin. Karena bagaimanapun menyakitkan hubungan yang telah berakhir, kami tidak ingin memutuskan silaturahmi.
Meskipun kenangan yang menyakitkan itu masih sangat jelas teringat. Namun sudah jauh banyak kemajuan pada diri saya. Saya mulai ceria kembali dan tidak terlalu larut dalam kesedihan lagi. Saya merasakan Al Quran telah menyembuhkan kesedihan dan kecewa di hati saya, makanya saat dia ulang tahun di bulan Ramadhan tahun 2014, meskipun tidak menjalin hubungan serius lagi, saya mengirimkan dia kado berupa Al Quran.
Kesedihan Bertubi Datang Lagi Saat Ulang Tahun
Beberapa bulan berikutnya tepat pada hari ulang tahun saya, dia menelepon dan memberitahukan berita yang sungguh sangat mengejutkan. Dia mengabarkan kalau akan menikah beberapa hari lagi. Ya Allah, saat itu tepat di hari ulang tahun, saya mendengar berita yang membuat diri ini terpuruk kembali.
Di saat dia akan menikah dengan wanita itu, kakak wanitanya juga belum menikah. Bukankah saat dia memutuskan hubungan, alasan utamanya karena kakak wanitanya belum menikah? Tapi kenapa jadi seperti sekarang ini, dia menikah dengan wanita lain hanya beberapa bulan setelah dia meminta hubungan kami diakhiri karena menurutnya tidak ada solusi?
Akhirnya saya minta bertemu, dia menjelaskan semuanya. Sebelum bertemu, saya memohon agar Allah menguatkan hati saya saat menemuinya.Dan benar saja Allah mengabulkannya, Allah telah memberikan kekuatan di hati saya, tidak ada rasa sedih, tidak ada air mata dan kekecewaan yang saya perlihatkan padanya. Saya berusaha menyabarkan hati, menyabarkan diri untuk tidak marah, emosi apalagi menunjukkan kesedihan ketika mendengar penjelasannya.
Saya benar-benar pasrah mendengar dan menerima pernyataan dia yang hanya hitungan hari akan menikah. Saat hari pernikahannya saya mengirimkan ucapan selamat menempuh hidup baru meskipun batin menangis. Saya berusaha untuk tetap kuat dan sabar, ikhlas menerima dan menyakini Allah yang Maha Mengatur jodoh setiap manusia.
Setelah itu kami sama sekali tidak pernah berkomunikasi dan sayapun kembali terpuruk. Bahkan sampai hampir stress. Perlahan saya mulai bangkit kembali, kasihan orang tua yang juga ikutan stress memikirkan kondisi saya saat itu. Saya mulai merenung, belajar, dan berusaha mengambil hikmah dari kejadian yang menyakitkan ini.
Setiap hari saya berusaha menghilangkan kesedihan dan kekecewaan ini kembali, berusaha memperbaiki semua, memperbaiki pribadi, ibadah, mendekatkan diri pada Allah dan yang terpenting setiap hari saya membaca Al Quran untuk mengobati kesedihan dan kekecewaan saya.
Di rumah ataupun di kantor Al Quran selalu ada dekat saya. Ketika saya teringat hal yang menyakitkan itu saya membaca Al Quran sebagai penyembuh hati saya. Saya berusaha mengubah diri saya sendiri menjadi lebih baik, berusaha untuk selalu kuat dan ikhlas menjalani apapun dalam kehidupan ini, berusaha sabar dalam menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan.
Kini sudah lebih dari setahun peristiwa yang menyakitkan itu. Sampai detik ini jika teringat kembali, airmata ini masih tak bisa tertahankan, airmata syukur pada-MU Ya Allah. Sungguh besar nikmat patah hati ini ya Allah, melalui patah hati diri ini Engkau ajarkan agar tidak mencintai manusia melebihi rasa cinta pada-MU, Engkau ajarkan untuk menjadi wanita yang kuat, engkau dekatkan dengan kesabaran, dengan keikhlasan, dengan sifat pemaaf, dan yang lebih istimewa melalui patah hati engkau dekatkan kembali dengan AlQuran.
Sungguh tak ada sedikitpun rasa kesal, amarah dan benci di hati ini. Saya belajar menjadi pribadi yang pemaaf. Bahkan jika saya teringat dia, saya akan cepat-cepat beristiqfar dan berdoa memohon kebaikan untuk dia yang telah meninggalkan diri ini. Menyadari ketika dia yang kita cintai memutuskan pergi, itu adalah bagian dari takdir dan kehendak Allah juga. Bukankah Allah yang mempertemukan dan memisahkan? Semua sudah terskenario dengan sangat baik dari Allah. Saya belajar kepasrahan dan menggantungkan harapan hanya pada Allah saja. Semoga Allah memberikan pengganti yang lebih baik.
Sungguh amat beruntunglah orang-orang yang ketika ditimpa kegagalan, kesedihan, kekecewaan, ditinggalkan dan kejadian yang menyakitkan lainnya, dia menjadikannya sebagai jembatan untuk hijrah menjadi lebih baik dan mendekatkan diri pada Allah SWT.
Terima kasih untuk seseorang di masa lalu yang telah meninggalkan karena dengan kejadian ini saya telah menerima hikmah terbaik dalam hidup dan terima kasih pada Allah melalui patah hati ini Allah memberikan hikmah yang teristimewa dalam hidup saya.
Maka nikmat Allah manakah yang kamu dustakan? Dalam air mata yang berlinang, Allah telah menitipkan kasih sayang-NYA. Alhamdulillahirabil Alamin